Prolog

1.3K 45 2
                                    

Sound Track : I Like Me Better (Instrumental) - Lauv

"Heh gendut!"

Hai, aku Adel. Anak kecil yang pada zamannya paling nakal di antara teman-temannya.

"Rasain lu, gendut!"

Korbanku, Adimas.

Perkenalkan, si anak bocah kelas 6 SD. Tinggi badan 165 cm dengan berat badan yang kuperkirakan 100 kg di umurnya yang masih 11.

Bagaimana pendapatmu? Tidak normal, kan?

Tubuhnya sudah seperti raksaksa, tapi menjadi yang paling lemah. Dia gendut penuh gelambir di leher, lengan dan jangan lupakan perut dan pahanya.

Seandainya dia pintar membela diri, dan tidak memperlihatkan kebodohannya dengan wajah lugu dan sikap polosnya, mungkin semuanya juga termasuk aku takkan berani mengganggunya.

Dan karena sebaliknya, aku yang sangat kecil, kerdil berani mengusik masa-masa SD-nya sebab aku anak yang berani. Berani mengusili anak lemah sepertinya.

"Bajuku kotor...."

"Lah terus? Emangnya gue yang mau cuciin?" Aku menatapnya dengan wajah yang menyerupai wanita-wanita layaknya di film sinetron.

"Ew, liat tuh lemak lu! Pulang lu cengeng!" Aku melemparnya batu kerikil dari jalan aspal komplek perumahan dengan mimik jijik khas anak SD.

Aku mendapatinya jalan sendiri di lorong kompleks rumah dengan dua orang sahabatku a.k.a anggota gengku.

"Apa? Laporin aja ke bunda lu. Siapa takut, kagak perduli gua! "

Kurang ajar memang, aku yang dulu.

Dan ... keusilanku padanya saat itu menjadi yang terbrutal dan yang terakhir untuknya. Untuk mengganggunya, dan untuk melihat wajah polos Adimas.

Inilah kisahku.

Yang sialnya, Tuhan mempertemukan kami lagi setelah empat tahun tak bertemu.

Nj
5 January, 2020.

The Bully and The VictimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang