Part 2

22.8K 1K 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca:)

☘Happy Reading☘

Saat sarapan mamah dan papah Arvan lagi-lagi membicarakan tentang perjodohan, bahkan sudah bosan Arvan mendengar kata itu, apa tidak ada pembahasan lain selain perjodohan, Arvan ini masih normal ia juga menyukai perempuan hanya saja karena memang belum ada yang cocok dengannya, semua perempuan yang mendekatinya tidak ada yang pernah tulus

Perempuan yang mendekatinya hanya melihat Nara karena profesi nya atau karena melihat dirinya sebagai anak dari seorang pengusaha sukses. Profesi Arvan sebagai pilot membuat mereka tergila-gila ditambah lagi wajahnya yang tampan, bukan hanya terlihat keren, tapi dengan gajihnya yang bisa dibilang lebih dari cukup semakin membuat mereka tergiur untuk menjadi pendamping hidup Arvan

"Arvan selagi sekarang kamu masih bebas tugas, papah mau kenalin kamu sama anak nya rekan bisnis papah" ucap Fandi, bukan pertanyaan mau atau tidak

"Come on, again ? aku udah males dijodohin kaya gini, Arvan mau cari sendiri calon Arvan" ucap Arvan yang sudah cape selalu dijodoh-jodohkan

"Kali ini papah kamu yang pilihin loh, bukan mamah. Ikut aja dulu ya siapa tau kamu suka dan cocok, mamah janji deh gak akan sebut-sebut profesi kamu seperti sebelum-sebelumnya" bujuk Mona agar anaknya mau, Arvan pasrah dan mengiyakan keinginan kedua orang tuanya

"Namanya Nataya Kiarani, hari ini dia baru saja lulus SMA" ucapan Fandi membuat Arvan yang sedang makan tersedak, dengan segera Mona membersihkan minum kepada anaknya

"Seriously ? Kenapa orang tuanya dengan mudah mau menjodohkan anaknya yang baru lulus itu ?" Tanya Arvan penasaran

"Serius, orang tuanya tak ingin pergaulan anaknya semakin bebas, pergaulan Nataya itu udah semakin gak terkontrol oleh mereka ditambah lagi dengan sifatnya yang keras kepala dan anaknya susah diatur tapi sebenarnya dia itu anak yang baik" jelas Fandi

"Kalau begitu, apa dia mau dijodohkan dengan Arva yang mungkin terpaut usia jauh" tanya Arvan ragu, baru kali ini dia dijodohkan dengan sepenuh gadis baru lulus SMA. Dari cerita papahnya saja ia tak yakin perempuan bernama Nataya itu mau dijodohkan dengannya begitu saja

"Berarti kamu mau dijodohkan dengannya Ar, tenang saja Rian ayahnya Nataya selalu punya cara, oh ya Nataya ini punya cita-cita dan mimpi yang besar untuk menjadi seorang dokter gigi" ucap Fandi kembali

Sementara Mona sedari hanya menyimak dan memerhatikan mimik muka anaknya tidak seperti biasanya Arvan bertanya lebih tentang siapa yang akan dijodohkan dengannya

"Kamu jangan takut dia matrealistis, dia ini anak dari keluarga terpandang, tapi orang tua gak pernah memanjakan, nakalnya gak jauh-jauh kaya waktu kamu SMA lah, tapi kamu tahukan pergaulan zaman sekarang itu gimana, jadi kamu mau ya ?"

"Arvan coba, tapi kalau Arvan gak mau jangan maksa ya mah, pah" ucap Arvan yang dibalas anggukan oleh kedua orang tuanya

Gak ada salahnya bukan mencoba, menilik, memperhatikan bagaimana orang yang bernama lengkap Nataya Kiarani itu

Jam tangan milik Arvano Antariksan menunjukkan pukul setengah satu, kini keluarga Fandi Trisatya sudah berada dihalaman rumah yang terbilang cukup mewah, tepatnya di kediaman keluarga Rian Alansyah yang langsung disambut ramah oleh sang pemilik rumah

Mereka pun masuk kedalam dan dibawa ke ruang tamu yang bernuansa classic, mereka dipersilahkan duduk tak lama seorang asisten rumah tangga datang membawa minuman dan beberapa jajanan pasar

"Duh jadi ngerepotin nih" ucap Mona

"Enggak kok kami senang akhirnya kalian mau mampir ke rumah kami, silahkan diminum" balas Helen

"Nah yang tampan ini pasti captain Arvan kan ?" ucap Rian, yang diangguki oleh Arvan dengan menyalami tangan Rian bergantian dengan tangan Helen.

"Ganteng ya yah" Arvan tersenyum dipuji oleh Helen

Arvan melihat keseluruhan penjuru ruangan yang berdomisili berwarna putih, ia melihat ada foto pernikahan Rian dan Helen yang terpajang, ada juga foto keluarga disana. Arvan melihat ada dua anak perempuan disana dan sudah pasti yang paling besar itu yang bernama Nataya yang akan dijodohkan dengannya

"Cantik" gumamnya dalam hati, satu kata yang menggambarkan Nataya menurut Arvan, terlihat manis, tidak seperti orang yang keras kepala dan susah diatur

"Sayang sekali Nata belum datang, hari ini hari pengumuman kelulusannya, sudah pasti lulus sih kalau soal belanja sih Nata selalu menomor satukan, dia tuh kekeh banget pengen jadi dokter gigi" cerita Helen

"Bundaaa... Ayahhh... Nataya Kiarani anakmu lulus, yuhuuuu Nata lul.. us.." teriak Nata yang memelan karena melihat banyak orang di ruang tamu rumahnya

Arvan sedikit tertawa melihat itu, perempuan selucu ini mana mungkin keras kepala, Nara memerhatikan dari atas sampai bawah penampilan Nata, rambutnya yang dikuncir kuda, seragam sekolah bagian atasnya yang warna-warni lengkap dengan coretan-coretan dari teman-temannya, kulit putihnya yang sedikit kucel karena terpapar sinar matahari namun tetap terlihat anggun bagi Arvan

Rian memperkenalkan Arvan pada Nata, Arvan mengulurkan tangannya "Maaf tangan saya kotor, nanti tangannya ikutan kotor lagi" ucap Nata menolak membalas uluran tangan Arvan, Arvan tersenyum menanggapi ucapan Nata padahal jelas sekali tadi Nata menyalami tangan kedua orang tuanya dan orang tua Arvan

Ketika Helen mengatakan bahwa ia calon suaminya tanpa dugaan Nata malah tertawa seperti orang gila, padahal tak ada sesuatu hal yang lucu, kira Arvan Nata akan marah, tapi setelahnya Nata marah juga tak terima, ketika Nata mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati, Arvan tak menduganya perempuan semanis Nata bisa berbicara seperti itu, saking marahnya Nata pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan Helen dan terdengar suara bantingan pintu diatas sana

Setelah itu karena suasananya semakin tidak enak keluarga Fandi pun memutuskan untuk pulang, memberikan waktu kepada mereka untuk berbicara dengan Nata

"Aduh maafin sikap Nata tadi ya" ucap Helen merasa tidak enak

"Gak papa, kita maklum kok" jawab Mona

Arvan mengendarai mobilnya meninggalkan pekarangan rumah keluarga Rian, dugaan nya benar saja bahwa Nata tidak akan menerima perjodohan ini begitu saja

"Arvan jangan sampai kamu membatalkan perjodohan ini hanya karena melihat satu sisi tidak baik Nataya" ucap Fandi kepada Arvan menasehati

"Iya pah, Arvan ngerti kok, lagian Nata itu cantik, lucu, manis lagi, tapi mulutnya tak semanis kelihatannya" ucap Arvan tak sadar memuji Nata, Fandi dan Mona saling bertatapan dan tersenyum melihat anaknya, dugaan mereka bahwa anaknya tidak menyukai perempuan terbantahkan hari ini

Sejauh ini Arvan lihat Nata tidak seperti perempuan yang ia temui sebelumnya, Nata bersikap apa adanya tidak dibuat-buat, keluarganya pun sangat ramah dan hangat, sayang sekali besok ia harus kembali bertugas padahal ia harus mulai mendekati Nata, eh apakah ia akan menerima perjodohan kali ini

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang