☘Happy Reading☘
Diba pun duduk di samping Aria, ya orang yang bertanya tadi itu Diba yang baru saja datang setelah selesai sholat di mushola kampus
"Pengaman.. em anu pengaman..." ucap Nata masih bingung menjawab apa, Nata menyikut pinggang Aria agar membantunya memberikan jawaban namu Aria malah diam tersenyum melihat tingkah Nata
"Kok kaya bingung gitu si Nat" ucap Diba
"Ah iya itu gak penting juga Dib, oh iya kenali ini Aria temen aku" ucapnya mengalihkan pembelajaran
Diba dan Aria pun berjabat tangan saling memperkenalkan diri, mereka pun berbincang-bincang disana dengan sikap Aria yang so jaim karena bertemu orang baru, setelah itu mereka pergi dari kantin karena Nata dan Diba masih ada kelas, sementara Aria pulang karena hari ini ia hanya ada satu kelas
---
Selesai kelas Nata dan Diba berniat pulang karena hari yang sudah senja, wajah Nata tak seceria saat selesai kelas pertama tadi, wajahnya yang sudah lesu terlihat jelas ternyata kuliah lebih berat dari yang ia bayangkan apalagi ia mengambil jurusan yang bisa dibilang sulit, ditambah lagi sekarang Nata harus pulang naik kendaraan umum
"Nat mau pulang bareng arah apartemen kamu kan searah sama rumah aku" tawar Diba, yang langsung dibalas anggukan antusias oleh Nata
Mereka pun berjalan menuju parkiran, Diba memberikan helm kepada Nata mereka pulang dengan menggunakan motor matic berwarna hitam milik Diba, ah ternyata enak juga naik motor sore-sore gini--pikir Nata, hingga tak terasa mereka sampai di depan gedung apartemen tempat Nata, Nata pun turun melepaskan helm yang ia pakai dan memberikannya kepada Diba
"Makasih ya Dib tebengannya, enak juga naik motor kalau gitu si aku mau minta motor aja sama suami rese aku" ucap Nata
"Sumi ?" tanya Diba heran, Nata membelalakkan matanya terkejut ia tidak sadar mengucapkan itu
"Ah.. em... anu kalau begitu aku duluan ya Dib, sekali lagi makasih" ucap Nata langsung berlari masuk ke dalam gedung apartemen
"Apa Nata udah punya suami" batin Diba. Nata gak pernah cerita kalau dia udah menikah ah mungkin saja karena Nata baru mengenalnya jadi belum mau cerita--pikir Diba positive thinking
Sesampainya Nata di apartemen Nata langsung berlari menuju kamar dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang, Nata menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil bergumam "Ahh... bodoh.. bodoh... Nata bodoh kok bisa sampe keceplosan gitu, aduh harus gimana nih" Nata pun mulai berpikir yang tidak-tidak, gimana kalau Diba memberi tahu semua orang di kampusnya, terus mereka semua jadi menjauhi Nata karena ilfil
Nata bangkit dari kasur sepertinya ia harus mandi untuk menjernihkan pikirannya, selesai mandi Nata keluar dari kamar untuk makan malam karena sudah merasa lapar, ia melihat mbak Ratih sedang menata makanan, Nata melihat di atas meja sudah ada Ayam goreng, tahu tempe goreng, sambel, dan sayur asem
"Wahhh enak nih mbak keliatannya" ucap Nata tergiur dengan masakan yang dibuat mbak Ratih
"Ah non mbak cuma masak gini doang" balas mbak Ratih
"Pasti enak nih, ayo mbak duduk makan bareng aku"
"Enggak ah non gak enak"
"Gak papa, lagian aku tuh gak bisa makan cuma sendiri, di rumah aku bisa makan bareng keluarga ah jadi kangen, ayo dong mbak duduk pasti mbak juga belum makan"
"Baik kalau begitu non" mbak Ratih pun duduk disamping Nata
"Jangan panggil non, panggil Nata aja mbak lebih enak di dengar"
"Tap--" ucapan mbak Ratih langsung di potong oleh Nata "Ini perintah" kata Nata
"Ah gimana kalau mbak panggil neng aja biar enak si mbak nya juga kalau panggil nama berasa gimana gitu"
"Boleh, eyang sama abah aku juga di Bandung panggil aku gitu" balas Nata setuju
Mereka pun makan malam bersama, Nata yang melihat mbak Ratih mengambil makanan sedikit. Nata berinisiatif menuangkan kembali nasi serta lauknya ke piring mbak Ratih dengan porsi yang pantas dan berkata "Makan yang banyak mbak" Nata tahu mbak Ratih ini malu-malu
"Sudah kuduga rasanya pasti enak, bunda juga sering masak kaya gini kok bi jadi jangan takut kalau aku gak suka, aku makan apa aja masuk mbak asal jangan kayu sama batu aja" ucap Nata disela-sela makannya
"Syukur deh kalau neng Nata suka" balas mbak Ratih
"Kalau gak ada Arvan jangan sungkan mbak makan bareng sama aku"
"Jangan atuh neng nanti saya keenakan"
"Di kasih yang enak masa nolak sih mbak"
Setelah selesai makan malam Nata menonton televisi dan masih ditemani oleh mbak Ratih, tadi ia sempat menolak dengan alasan akan mencuci piring namun Nata paksa dan berkata itu bisa dilakukan besok, mbak Ratih memerhatikan Nata sambil tersenyum beruntung sekali ia mendapat majikan seperti Nata
"Kenapa mbak ?" tanya Nata yang merasa diperhatikan
"Saya beruntung sekali punya majikan seperti neng Nata udah cantik, sopan, baik, pantes den Arvan suka" puji mbak Ratih
"Mbak bisa aja tapi aku bukan majikan mbak, aku ini sahabat mbak kan yang gaji mbak Arvan"
"Neng Nata kan istrinya"
"Bukan, aku tuh temen berantemnya" mbak Ratih tertawa mendengar itu
Mengingat Arvan, Nata jadi ingat dengan keinginannya untuk meminta sebuah motor matic Nata segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Arvan
---
Sementara itu Arvan sedang merebahkan dirinya di sebuah kamar hotel ia baru saja selesai mandi, Arvan meraih ponselnya dan meng-aktitifkannya kembali setelah tadi ia mematikan selama bekerja
Mata Arvan berbinar ketika melihat ada pesan dari Nata, tak biasanya istrinya itu mengirim pesan, Arvan pun membuka isi pesan itu
From: Mrs.Antariksan❤
Arvan soal tawaran kamu tadi pagi, aku cuma mau bilang aku gak jadi mau mobil, aku maunya motor maticArvan mengerutkan keningnya, kenapa tiba-tiba Nata meminta motor, bukannya lebih enak naik mobil. Aneh orang akan lebih senang dikasih mobil ini malah minta motor
To: Mrs.Antariksan❤
Kenapa jadi motor ?, Kalau pakai motor nanti kamu kepanasan KiaFrom: Mrs.Antariksan❤
Ya aku pengennya motorTo: Mrs.Antariksan❤
Kasih aku alsan kenapa harus beli motor buat kamuFrom: Mrs.Antariksan❤
Kalau kamu gak mau beliin juga gak papa. Aku tinggal minta ayah, ayah gak akan keberatan kalau cuma motor doangPesan itu sukses membuat Arvan mau tak mau harus membelikannya, mau berkata apa nanti Rian masa membelikan Nata motor saja gak mampu, dan bukannya Arvan tidak mau membelikan motor ia hanya tak ingin nantinya Nata kepanasan karena terkena terik sinar matahari langsung. Arvan menghembuskan nafas pendek
To: Mrs.Antariksan❤
Iya nanti aku belikan, sekarang kamu sudah makan malam ?From: Mrs.Antariksan❤
Nah gitu dong !!, udah bawel, bye aku mau tidur besok ada kelas pagiArvan tersenyum dan menggelengkan kepalanya, ia hanya bertanya sekali dibilang bawel, itu bukan bawel tapi perhatian
"Dapet pesan dari istri ya capt, wah saya iri masih jomblo" ucap Indra co-pilot Arvan kali ini sekaligus sahabatnya yang mengetahui bahwa Arvan sudah menikah
"Makannya cari cewek sana dra, jangan cuma bikin baper pramugari aja" balas Arvan
"Sialan lo, kalau bukan karena dijodohin juga gue yakin lo masih jomblo"
"Yang penting gue kan gak jomblo kaya lo UDAH HALAL" Arvan menekankan dua kata terakhirnya
Setelah itu Arvan pun berusaha tidur bersiap untuk bertemu dengan Nata di alam mimpi
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With My Captain
RomanceArvano Antariksan seorang laki-laki berwajah tampan, bertubuh tegap, dan tinggi yang berprofesi sebagai pilot ini terkesan mempunyai sikap dingin, dan cuek. Arvan selalu dijodohkan oleh sang mamah kepada anak dari teman-temannya, karena ia takut...