Part 39

13.6K 589 14
                                    

☘Happy Reading☘

Diba tertunduk, hatinya terasa begitu nyeri. Kenapa terasa begitu sangat sakit padahal, sebelumnya Diba sudah menyiapkan hati jika memang ia bertemu kembali dengan Vano, dan ternyata Vano sudah memiliki perempuan lain tapi, hatinya terasa begitu sesak, kenapa ia tidak bisa menerima kenyataan ini

"Ikhlaskan nak" ucap Abi nya Diba. Diba melirik Abi nya, ia menghapus air matanya lalu tersenyum

"Iya Bi, insya allah Diba ikhlas cuma Diba gak nyangka aja, ternyata selama ini kak Vano yang Diba cari berada di dekat Diba, bahkan Diba sudah mengenal baik istrinya" Diba terkekeh, dengan air mata yang sudah mengalir diwajahnya

"Tanpa kak Vano kenalkan kepada Diba" lanjut Diba

Sementara Umi nya Diba yang sedari tadi sedang mengupas mangga, hanya terdiam mendengarkan percakapan suami dan anaknya, hati nya juga merasakan sakit seolah seperti merasakan yang Diba rasakan saat ini. Ia tahu alasan kenapa Diba tiba-tiba meminta untuk pindah dan kuliah di Jakarta, padahal mereka sudah merasa nyaman berada di Surabaya, karena apa lagi kalau bukan karena ia ingin mencari Vano, salahkah jika saat ini umi nya Diba membenci Vano?, orang yang telah menyakiti putrinya

---

Selesai mengoleskan lipstik di bibirnya, Nata meraih tas nya lalu keluar dari kamar, pamit kepada mbak Ratih, Nata berjalan dengan senyum yang menghiasi wajahnya, mempercantik dirinya. Hari ini ia berniat untuk menjemput Arvan di bandara, tentu saja ia sangat senang ini untuk pertama kalinya ia menjemput Arvan

Begitu sampai bandara Nata menelpon Arvan, untuk menanyakan keberadaannya

"Assalamualaikum, mas dimana? Aku udah sampe nih"

"Waalaikumsalam, aku baru keluar nih" Nata melirik kiri kanan, melihat keseluruh sampai akhirnya ia melihat orang yang ia cari, Nata tersenyum ia memperhatikan Arvan yang masih memakai seragam lengkap, terlihat dua kali lipat lebih tampan dari biasanya, sepertinya Arvan sedang mencari keberadaannya

"I can see you" ucap Nata masih dalam sambungan telepon, berjalan menghampiri Arvan

"Oh ya kamu dimana?"

"Disini" kata Nata, dengan memeluk tubuh Arvan dari belakang, sontak Arvan terkejut lalu ia memutar tubuhnya menghadap Nata dan membalas pelukan Nata

"Do you miss me?" tanya Arvan, Nata menodongkakan kepalanya keatas menatap Arvan

"I miss you so much" Arvan tersenyum melihat wajah menggemaskan Nata, lalu ia mencium kening Nata dan kembali memeluknya

"I miss you, too"

"Ekhmm... hmm.." suara dari belakang mereka

"Tempat umum woy, dilarang bermesraan kasian jomblo yang liat nya" Arvan melepaskan pelukannya, lalu melirik kepada orang yang berbicara itu

"Bilang aja lo ngiri" balas Arvan

"Dih sapa juga yang ngiri, gue kan gak jomblo, jadi gak miris-miris amat lah" bantah Indra

"Tetep aja kan belum halal"

"Iya deh yang udah halal bebas mau ngapain juga" Indra kemudian melirik Nata yang menatapnya kurang bersahabat, ah iya lupa ia belum meminta maaf secara langsung atas kejadian waktu itu

"Eh kita belum kenalan secara resmi ya, gue Indra temen sekaligus rekan kerja Arvan, dan perempuan yang waktu itu Rima cewek gue, gue minta maaf ya atas kejadian waktu itu, atas nama Rima juga gue minta maaf dia belum bisa minta maaf secara langsung, jadwal terbangnya lagi padat" Indra melirik kembali Nata, ia melihat Nata tersenyum kepadanya

"Aku Nata, salam kenal. Untuk kejadian waktu itu udah aku maafin kok, mas Arvan juga udah jelasin semuanya"

"Thanks" Nata menganggukan kepalanya

"Yaudah dra, gue balik duluan ya" ucap Arvan

"Duluan kak Indra, oh ya titip salam buat mbak Rima ya. Assalamualaikum" ucap Nata

"Iya, Waalaikumsalam" jawab Indra, ah hati Indra rasanya lega melihat Arvan sekarang, Indra ikut merasa senang melihat sahabatnya bahagia, dan melihat kemesraan Arvan dan Nata, ia jadi ingin segera melamar Rima

Arvan dan Nata pun berjalan menuju parkiran, begitu sampai parkiran Nata memutuskan untuk dirinya saja yang menyetir karena ia tahu Arvan pasti capek

"Yakin kamu yang nyetir, kamu kan udah lama gak nyetir yakin masih bisa"

"Hmm.. bisa lah mas, dua hari yang lalu aku juga anterin Kayla ke mall pake mobil lama aku"

"Yaudah, pelan-pelan ya sayang, jangan ngebut-ngebut"

"Siap captain"

Setelah itu, mereka tidak langsung pulang menuju apartemen, mereka sudah janji akan makan malam bersama Fandi dan Mona, jadi mereka langsung pergi menuju kediaman orang tuanya Arvan, mengingat soal Fandi dan Mona, Nata jadi teringat Abi nya Diba yang ternyata mengenal Fandi

"Mas" panggil Nata, dan hanya dijawab deheman oleh Arvan

"Kayanya kamu kenal deh sama keluarganya Diba" Arvan melirik Nata dan menaikan kedua alisnya

"Aku gak ngerasa punya kenalan yang namanya Diba atau keluarganya"

"Tapi mereka kenal sama papah loh"

"Oh ya?" Nata menganggukan kepalanya

"Mungkin rekan bisnisnya papah"

Ah iya Nata tidak berpikir sampai kesana, bisa jadi emang Abi nya Diba itu rekan bisnis mertuanya, tapi entah kenapa Nata merasakan ada yang aneh, apalagi saat itu ekspresi wajah Abi dan Umi nya Diba sulit di artikan, melihat mereka yang begitu terkejut dikala mereka mengetahui bahwa Nata ini adalah menantu dari Fandi Trisatya

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang