Part 4

18.9K 790 15
                                    

☘Happy Reading☘

Tiga hari setelah keputusan yang Nata ambil, akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk melaksanakan tunangan terlebih dahulu, sesuai permintaan Nata hanya keluarga mereka saja yang mengetahui ini, dan untungnya orang tua Arvan menyetujuinya

Saat ini semua keluarga besar yang diundang tengah berkumpul ditaman belakang di kediaman Rian, keluarga dari pihak Arvan pun sudah hadir, acara akan segera dimulai, Helen menyuruh Kayla untuk menjemput sang kakak yang masih berada di kamar

"Teh ayo keluar kata bunda acaranya udah mau mulai" teriak Kayla dari luar kamar Nata, mendengar itu Nata pun keluar

"Teteh ? yang bener aja" ucap Kayla melongo melihat penampilan kakaknya, Nata yang melihat Kayla pun mengerutkan keningnya

"Kenapa kamu liatin teteh sampe segitunya ?" Tanya Nata

"Teteh demi apapun teteh cantik banget gak nyangka teteh kalau di make up akan secantik ini, btw tadi aku udah liat calon teteh guannnteng teh, tau cowoknya ganteng gitu mah aku si gak bakal nolak dijodohin malah akan menerimanya dengan senang hati" ucap Kayla kepada kakaknya sambil berjalan, yang hanya dibalas dengusan oleh Nata

Langkah Nata terasa semakin berat, acaranya terlihat sangat mewah walaupun hanya dihadiri oleh sanak saudara dari kedua keluarga, Helen yang melihat anaknya menghampiri Nata menggandengnya, dari tadi Nata memasang wajah yang datar sehingga membuat Helen mencubit pinggang Nata dan berbisik "sayang senyum dong" Nata menarik kedua ujung bibirnya dengan terpaksa

Arvan melihat Nata ia terpana melihat pesonanya dengan dres batik yang panjang, rambut yang disanggul lengkap dengan aksesoris bunga disampingnya, dan polesan make up yang tipis dan natural

Setelah itu mereka duduk di hadapan keluarga Fandi, pembawa acara pun memulai acaranya, setelah sambutan-sambutan dari kedua keluarga kini giliran Arvan yang berbicara menyampaikan kedatangannya

"Saya tau, saya baru mengenalmu, namun hati saya berkata saya harus memilih kamu. Menjadikan kamu pelengkap separuh jiwaku, kita memang belum mengenal jauh satu sama lain, tapi kita bisa mengenal lebih jauh lagi dalam sebuah ikatan pernikahan. Jadi saya Arvano Antariksan memintamu Nataya Kiarani untuk menjadi pendamping hidupku, menjadi bunda dari anak-anak kita nanti, bersediakah kamu ?"

"Uhhhh meleleh hati adek teh" ucap Kayla tepat di telinga Nata, Helen menyikut pinggang Nata menandakan untuk membalas perkataan yang diberikan Arvan, Nata berdiri tepat disamping Arvan ia memegang mic dengan gemetaran, Nata melirik kearah kedua orang tuanya berharap orang tuanya berubah pikiran namun Rian dan Helen malah menganggukan kepalanya, Nata meneguk ludah

"Sa.. sa.. saya Nataya Kiarani ber.. bersedia" ucap Nata, namun keadaan masih hening Nata melihat ke arah Arvan, dan Arvan hanya menaikkan kedua alisnya

"Menjadi pendamping hidup Arvano Antariksan" sambung Nata langsung disambut oleh tepuk tangan yang riuh, setelah itu acara tukar cincin dan makan malam bersama

Nata tengah makan ditemani dengan Kayla yang sedang sibuk selfi, sementara yang lain tengah mengobrol mengakrabkan diri, Nata makan dengan lahap setelah menghadapi kegugupan tadi. tanpa sadar Arvan sedang memperhatikannya, Arvan berjalan mendekati Nata dan duduk disebelahnya

"Laper banget" ucap Arvan, Nata menoleh kesampingnya ia terus makan tanpa memperdulikan Arvan

"Sepertinya kita harus mulai saling mendekatkan diri" ucap Arvan kembali, Kayla yang melihat itu menginjak kaki Nata seolah memberi kode untuk membalas ucapan Arvan

"Aww apaan sih Kay" kesal Nata dengan wajah yang cemberut, melihat wajah Nata yang begitu membuat Arvan gemas sendiri

"Teh Nata ih, itu kak Arvan ngajak ngomong jawab dong" ucap Kayla tak kalah kesal melihat kelakuan kakaknya yang cuek terhadap Arvan

"Kamu mau mendekatkan dirikan, dan kamu Kay gak mau dia teteh cuekin kan nah kalau begitu kalian saja yang ngobrol berdua" ucap Nata pergi meninggalkan Kayla dan Arvan

"Kak Arvan maafin teh Nata ya" ucap Kayla kepada Arvan, yang dibalas anggukan kepala oleh Arvan

"Teh ?" tanya Arvan bingung, setahu Arvan teh itu ya teh minuman. Kayla menganggukan kepalanya

"Teh itu teteh kakak perempuan dalam bahasa Sunda, Eyang sama Abah yang tak lain ibu bapak nya bunda orang asli Bandung, kalau untuk kakak laki-laki biasanya dipanggil aa" jelas Kayla, lagi-lagi Arvan menganggukan kepalanya, lalu ia tersadar

"Eh berarti kamu ?" Arvan menunjuk Kayla dan dibalas senyuman oleh Kayla

"Iya, kita belum kenalan aku Mikayla Priscilla anak bungsunya ayah Rian sama bunda Helen, adiknya teh Helen, calon adik iparnya kak Arvan" jelas Kayla, Arvan tertawa mendengar penjelasan Kayla yang sangat begitu jelas, apalagi ketika Kayla terang-terangan menyebut dirinya sebagai calon adik iparnya. Wajah Kayla terlihat berbeda dengan yang dilihat Arvan di foto keluarga tempo hari

"Kakak itu anak semata wayang, sepertinya akan sangat senang mempunyai adik selucu kamu Kayla"

"Aku juga akan senang mempunyai kakak laki-laki seorang pilot, tampan, dan keren seperti kakak" Arvan tersenyum mendengar pujian dari calon adik iparnya itu

"Kamu juga cantik, lucu, manis lagi" ucap Arvan membalas pujian dari Kayla

"Oh jelas dari lahir tapi kata ayah, bunda, sama teh Nata aja hehe.." ucap Kayla percaya diri, lagi-lagi membuat Arvan tertawa, Arvan memang anak tunggal jadi ia tidak pernah punya teman untuk diajak becanda saat dirumah seperti ini

"Oh ya Nata itu orangnya seperti apa ?" Tanya Arvan kepada Kayla ini kesempatan untuk dia cari tahu lebih dalam tentang Nata

"Teh Nata itu sebenarnya baik, ramah, sopan, supel, gitu lah cuma emang karena belum bisa menerima kenyataan aja dia jadi gitu, jadi kak Nara nya aja yang harus lebih aktif deketin teh Nata biar luluh, setau aku si ya kak sini deh Kay bisikin" Arvan pun mendekatkan telinganya "Teh Nata itu punya pacar tapi gak pernah bilang sama ayah bunda"

Deghh.... Bisikan Kayla sukses membuat Arvan mematung, ada rasa sakit yang menjalar di dadanya. Kalau begitu akan lebih sulit untuknya mendekati Nata, pikir Arvan

"Nah karena aku udah kasih informasi tentang teh Nata, sekarang aku pengen foto bareng kak Arvan, mau aku pamerkan kalau aku bakal punya kakak ipar yang tampan" ucapan Kayla menyadarkan Arvan dari lamunannya, mereka pun selfi bersama terlihat wajah Nara yang begitu kaku karena tidak terbiasa

Nata yang melihat mereka berdua tertawa dan begitu cepat akrab penasaran apa yang mereka tadi bicarakan, Nata yang melihat wajah kaku Arvan tertawa pelan, tiba-tiba Helen menghampiri Nata dan menyuruh Nata untuk bergabung dengan Arvan dan Kayla, itung-itung pendekatan katanya, namun ditolak oleh Nata dengan alasan sudah mengobrol tadi dengan Arvan bohongnya, Nata malah pamit pergi ke kamar dengan alasan capek. Helen hanya bisa menggelengkan kepalanya

Hari semakin malam semua tamu undangan mulai berpamita, begitu juga dengan keluarga Fandi pun pamit pulang, Helen, Rian, dan Kayla mengantarkan keluarga Fandi sampai depan rumah mereka

"Hati-hati dijalan ya kakak ipar" ucap Kayla kepada Arvan

"Iya, salam juga buat teh Nata ok" balas Arvan dengan mengedipkan sebelah matanya, dibalas acungan jempol oleh Kayla, orang tua mereka hanya tertawa melihat tingkah laku mereka

Sebelum pergi Arvan melihat ke arah jendela lantai dua ia melihat Nata yang sedang melihatnya juga, namun begitu Arvan melihat Nata langsung menutup gorden kamarnya, jantungnya tiba-tiba berdebar melihat tatapan Arvan. Nata memegangi dadanya

"apa ia mulai tertarik pada Arvan ah itu tidak mungkin, ini berdebar karena terciduk sedang melihatnya saja" ucap Nata dalam hati menepis pikirannya, karena sebelumnya ia juga pernah merasakan ini pada Arga

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang