❣Happy Reading❣
Tok... tokk.... tok...
Kayla mengetok pintu kamar Nata, sambil meneriaki nama kakaknya itu, tak lama pintu terbuka menampakan Nata yang baru saja bangun tidur, sudah Kayla duga
"Apa sih Kay, berisik tau"
"Ayah nunggin dibawah, mandi sana" Nata menganggukan kepalanya lalu, kembali masuk kedalam kamar
Selesai mandi dan ganti baju, Nata segera turun kebawah untuk menemui ayahnya, sepertinya Ayahnya juga Bundanya sedang berada di ruang tamu terdengar dari suaranya mereka sedang asik mengobrol dengan seseorang, Nata langsung berlari menuju ke ruang tamu
"Aya-- mas Arvan?" Nata mematung, menatap Arvan yang juga tengah menatapnya sambil tersenyum, ingin sekali Nata berlari dan berhambur kepelukan suaminya itu dan meminta maaf namun, sekelibat ia mengingat kejadian di bandara tadi ia urungkan niatnya itu
"Kok malah bengong sih" ucap Helen. Membuat Nata tersadar dari lamunannya, namun ia bingung harus berbuat apa
"Mas Arvan mau aku bikinin teh atau kopi?" tanya Nata gugup
"Telat kamu nawarinnya, udah bunda kamu buatin" timpal Rian. Nata melirik kepada Ayahnya
"Ayahh.... Nata kangennn" teriaknya langsung memeluk Rian
"Sama aku gak kangen" ucap Arvan tiba-tiba, Rian melepaskan pelukan putrinya itu, Nata yang mendengar itu membalikkan badannya menatap Arvan yang merentangkan kedua tangannya seolah minta di peluk juga, Nata masih terdiam, Helen menyenggol lengan Nata, Nata yang mengerti perlahan berjalan mendekati Arvan dan memeluknya
"I miss you sayang" bisik Arvan, namun masih terdengar oleh kedua orang tua Nata, mereka yang melihat itu hanya bisa senyum-senyum sendiri
"Wahh kalau kelihatannya mesra kaya begini, kayaknya Ayah bakal cepet dapet cucu deh bun" ucap Rian. Mendengar itu Nata langsung melepaskan pelukannya
"Ayah apaan sih" balas Nata dengan muka yang sudah merona
"Kay bakal jadi tante dong yeyy.." timpal Kayla yang baru datang
"Bunda bakal jadi nenek dong, duh kok jadi makin gak sabar, jadi kapan nih ngasihnya" ucap Helen
"Secepatnya ya kan sayang" jawab Arvan, merangkul pinggang Nata. Sementara Nata hanya diam mukanya sudah semerah kepiting rebus, karena terus mendapat godaan dari keluarganya, ditambah lagi dengan sikap Arvan yang manis seperti ini
"Udah.. udah... Van pasti capekan baru nyampe, istirahat aja dulu, nanti kalau udah waktunya makan malam Bunda panggil"
"Iya Bun" jawab Arvan
"Nata anterin dong" titah Rian
"Udah tau kan kamarnya yang mana" ucap Nata kepada Arvan
"Nata gak boleh gitu dong, lebih bagus lagi kamu pijitin Arvan sana" titah Rian kembali. Nata menghela nafasnya malas
"Yaudah ayo" putus Nata, ingin menolak pun percuma Ayahnya pasti akan tetap memaksa
Arvan mengikuti langkah Nata dari belakang, berjalan menuju kamar Nata yang berada di lantai dua. Sesampainya di kamar Nata berniat meninggalkan Arvan, karena akan sangat canggung jika mereka hanya berdua di dalam satu ruangan apalagi hubungan mereka belum membaik
"Mau kemana?" ucap Arvan begitu Nata akan melangkahkan kakinya keluar
"Bantu Bunda" jawab Nata
"Gak denger tadi kata Ayah apa, lagian bukannya kita perlu bicara" Nata pun mengurungkan niatnya, karena Nata pikir ia dan Arvan memang perlu bicara untuk menyelesaikan masalahnya, Nata duduk di tepi kasur sebelah Arvan. Mereka masih saling diam, bingung harus memulai pembicaraannya dari mana, Nata akhirnya mengalah ia memilih untuk berbicara terlebih dahulu
"A-aku minta maaf, walaupun aku suka sama Arga, demi apapun setelah aku menjadi istri kamu aku gak pernah punya niatan untuk bersamanya, kemarin memang aku sempat berpacaran dengannya TAPI, saat itu aku refleks menjawab pertanyaan Arga dan Arga jadi salah paham. Arga sudah tahu semuanya tepat saat kamu datang ke apartemen saat itu, dan saat itu aku juga mengejar kamu untuk menjelaskan ini dan untuk mengiyakan ajakan kamu untuk memulai hidup yang baru tanpa adanya drama, karena aku baru sadar aku mencintaimu kamu Arvan, lebih dari rasa suka aku kepada Arga"
Nata menghela nafasnya terlebih dahulu dan, mengelap air matanya yang sudah mengalir, sebelum akhirnya ia kembali berbicara
"Tapi, sepertinya aku terlambat. Kamu sudah memiliki perempuan lain kan?" Mendengar itu Arvan hanya membelalakkan matanya
"Aku ikhlas jika kamu memang ingin bersama wanita itu, aku emang gak pantes buat kamu, aku bisanya cuma nyakitin kamu" tangis Nata pecah, karena tak tega Arvan pun segera membawa Nata kedalam pelukannya, untuk menenangkannya
"Hey.. hey.. kamu ngomong apa sih, siapa juga yang punya perempuan lain, aku itu sayang banget sama kamu Kia. Mana bisa aku berpaling sama perempuan lain kalau kunci hati aku aja ada di kamu"
"Bohong, aku tadi ke Bandara dan liat kamu lagi pelukan sama perempuan lain" Arvan tertawa, begini ya rasanya ketiaka istri lagi cemburu. Nata yang merasa heran kenapa Arvan tiba-tiba tertawa pun menatap Arvan
"She is my friend Kia" ucap Arvan membalas tatapan Nata
"Mana ada temen pelukan mesra kaya gitu" sanggah Nata
"Sebelum liat aku pelukan kamu ketemu Indra kan?" Nata menganggukan kepalanya
"Itu rencananya dia, buat bikin kamu cemburu, perempuan yang kamu liat itu pacarnya Indra" Nata membelalakkan matanya
"Jadi kamu balas dendam sama aku gitu?"
"Enggak sayang, aku gak ada niat kaya gitu sama sekali. Itu pure rencananya Indra, aku aja kaget saat Rima tiba-tiba peluk aku" Nata mengerucutkan bibirnya, ia kembali memeluk Arvan erat
"Gak boleh gitu lagi, gak boleh ada perempuan lain yang peluk kamu selain aku" ucap Nata posesif, Arvan kembali tertawa mendengar suara Nata yang terdengar sangat lucu
"Iya sayang" Nata kembali menatap Arvan
"Janji?" katanya, mengangkat jari kelingkingnya
"I promise" Arvan menautkan jari kelingkingnya dengan Nata, lalu mencium kening istrinya itu
"I love you" ucap Nata untuk pertama kalinya, membuat degup jantung Arvan berdetak kencang
"Love you more" setelah mengucapkan itu, Arvan langsung mengecup bibir Nata penuh cinta
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With My Captain
RomansaArvano Antariksan seorang laki-laki berwajah tampan, bertubuh tegap, dan tinggi yang berprofesi sebagai pilot ini terkesan mempunyai sikap dingin, dan cuek. Arvan selalu dijodohkan oleh sang mamah kepada anak dari teman-temannya, karena ia takut...