Part 3

20.5K 840 3
                                    

☘Happy Reading☘

Setelah kejadian itu Nata tidak keluar-keluar kamar, inilah cara Nata memperlihatkan demonya terhadap orang tuanya untuk menentang perjodohan ini, kalau masih peduli dan sayang sama Nata mungkin mereka akan membatalkan perjodohannya, terdengar ketukan pintu dari luar namun enggan untuk Nata membukanya

"Teteh... teh Nata keluar turun ayo makan malam, kata bunda kalau teteh gak keluar dan makan semuanya juga gak akan makan" teriak Mikayla Priscilla yang tak lain adalah adik kandung Nata yang masih duduk di bangku kelas dua SMP, Nata masih tetap tidak mau membuka pintu kamarnya

"Teteh kenapa sih ngurung diri ?, Teh Nata cepatan keluar Kayla udah laper nih" sambung Kayla teriakannya semakin kencang

"Teteh, teteh taukan ayah punya penyakit maag, kalau telat makan maag ayah bisa kambuh, apa teh Nata tega membuat ayah kesakitan dan Kayla sama bunda kelaparan"

Benar juga apa kata Kayla, mendengar itu dengan sangat terpaksa Nata membuka pintu kamarnya, terpampang wajah Kayla yang sudah kesal Kayla pun mengajak Nata untuk turun dan makan, bundanya memang selalu mempunyai cara untuk menggalkan aksinya, Nata ikut turun bersama Kayla lalu duduk dimeja makan, mereka pun mulai makan malamnya dengan hening

Helen dan Rian pun belum mau membicarakan soal perjodohan itu, mereka membiarkan Nata makan dulu dengan banyak karena jika mereka membicarakan dan memaksa Nata menerima perjodohan itu Nata akan kembali mengurung dirinya di kamar, mereka tak ingin anaknya tak makan lalu sakit biar bagaimanapun mereka menyayangi Nata, mereka melakukan ini pun demi kebaikan Nata

Setelah dilihatnya siukan kedua makanan Nata sedikit lagi habis, Rian membuka pembicaraannya

"Nata kalau kamu menolak perjodohan ini dengan sangat terpaksa ayah pun tidak mau membiayai kuliah kamu nantinya" ucapan Rian membuat gerakan tangan Nata terhenti, begitu pun dengan Kayla yang baru mengetahui kalau Nata dijodohkan

"Pantas saja teh Nata ngurung diri di kamar, kalau aku diposisi teh Nata juga bakal ngelakuin hal yang sama" ucap Kayla dalam hati, lalu melanjutkan kembali makannya

Tapi tidak dengan Nata ia melirik sang ayah, tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya itu, ia meletakan sendok dan garpu yang Nata pegang diatas piring lalu ia menuangkan air putih ke gelas dan meminumnya, setelah itu baru ia berbicara

"Kenapa ? Kenapa ayah tidak mau membiayai kuliah Nata, apa ayah bangkrut ? tapi itu sangat mustahil kalau ayah tidak memanipulasinya, ayah pura-pura bangkrut, terus kita jatuh miskin dan membuat kita tinggal di rumah yang lebih kecil" ucap Nata sambil menghela nafas

"Terus ayah gak bisa bayar kuliah aku, dan Nata jadi mau dijodohkan sama laki-laki itu agar Nata bisa kuliah, setelah Nata nikah kalian kembali hidup berkecukupan dengan alasan bantuan dari laki-laki itu gitu" ucap Nata dengan penuh amrah

Amarah Nata memang akan naik kalau sudah membicarakan tentang kuliahnya yang akan membawa Nata menggapai cita-citanya selama ini

"Ayah tidak bangkrut, tapi papahnya Arvan memang rekan bisnis ayah jadi bisa saja membuat perusahaan ayah rugi besar, tapi tidak sampai bangkrut dan membuat kita jatuh miskin seperti apa katamu" jawab Rian santai

Karena semuanya sudah selesai makan, Helen membereskan piring kotornya dan membawanya ke dapur

"Lalu apa alasan kalian kekeh tetap ingin menjodohkan aku dengan si Arvan sialan itu ? Apa karena om Fandi itu rekan bisnis ayah ? jadi ayah mau menjual Nata kepada mereka dengan cara menikahkan aku pada anaknya demi bisnis ayah gitu yah ?" ucap Nata semakin meninggi

Keadaan meja makan semakin panas, dan Kayla tak ingin ikut campur dengan masalah orang dewasa, Kayla pun memilih untuk pergi ke dapur dan mencuci piring yang kotor, Rian menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya pelan, ia berusaha untuk tidak emosi menghadapi anaknya ini

"Ayah bahkan tidak punya pemikiran sampai kesitu, kenapa kamu sampai mempunyai pikiran sampai situ ?" ucap Rian malah balik bertanya, Nata sempat terdiam ia tidak punya jawaban untuk pertanyaan yang Rian berikan

"Lalu kenapa ayah sama bunda ingin menjodohkan Nata, gak mau membiayai kuliah Nata, apa kalian udah gak sayang sama aku ?" ucap Nata melemah dengan air mata yang sudah membasahi pipinya

Helen yang baru saja datang dari dapur langsung duduk disamping Nata, ia memeluk anak sulungnya itu dengan mengelus rambut panjangnya

"Sayang kalau bunda sama ayah gak sayang sama kamu, untuk apa ayah capek-capek cari uang untuk membiayai kamu selama ini, dan kalau bunda gak sayang mungkin bunda gak mau repot-repot ngurusin kamu, kita begini juga demi kebaikan kamu. percaya sama bunda Arvan itu anak yang baik, bunda yakin dia juga dapat membuat kamu lebih baik lagi" ucap Helen mencoba membuat Nata mengerti

Setelah semua perdebatan di meja makan Nata kembali ke kamarnya, merenungi dan memikirkan keputusan apa yang harus ia buat, Nata duduk di dekat jendela dengan kepalanya yang ia sandarkan di kursi

Kalau Nata menolak ia tidak bisa kuliah dan menggapai cita-citanya,  walaupun Nata bekerja untuk mencari biaya nya, mau sampai kapan. biaya untuk kuliah kedokteran gigi itu gak kecil, kalau Nata menerima perjodohannya jangankan mencintainya baru mengenal Arvan saja tadi siang, apalagi Nata sudah mempunyai orang yang ia sukai yaitu Arga walaupun belum tentu Arga menyukainya, tapi tidak akan mudah menghilangkan Arga di hatinya ia sudah menyukai Arga dalam diam selama tiga tahun ini.

"Arghhh.." geram Nata

Pagi harinya, saat ini Helen sedang menyiapkan sarapan yang dibantu oleh Kayla ketika semuanya sudah selesai Helen meminta Kayla untuk memanggil Nata, namun saat Kayla akan naik ternyata Nata sudah mau turun Nata pun duduk di meja makan

Setelah selesai sarapan karena hari ini Sabtu mereka semua kumpul di ruang keluarga

"Bunda, Ayah Nata mau bicara" ucap Nata tiba-tiba, Rian, Helen, dan Lala pun menghentikan aktifitasnya dan melirik Nata dengan menaikan kedua alisnya

"Nata mau menerima perjodohan ini" lanjut Nata, semua orang yang disana saling melirik tak percaya, Helen langsung mendekati Nata dan memeluknya bahagia

"Tapi dengan satu syarat" lanjutnya lagi, Helen melepaskan pelukannya menatap anaknya heran

"Syarat apa ?" Tanya Rian

"Aku hanya ingin keluarga kita dan keluarga dia saja yang tahu, Nata ingin pernikahan ini disembunyikan setidaknya sampai Nata lulus kuliah" ucap Nata

"Itu gak mungkin sayang, kuliah kedokteran kan lama, nanti malah jadi timbul fitnah kalau orang-orang gak tahu" ucap Helen

"Ok kalau begitu setidaknya sampai Nata bisa mengakuinya sendiri pada semua orang" nego Nata kepada orang tuanya

Rian dan Helen saling bertatapan, lalu melihat ke arah Nata dan menganggukan kepalanya, menyanggupi syarat dari Nata setelah itu Helen menelpon calon besannya untuk memberitahu kabar bahagia ini

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang