Part 16

14.6K 587 0
                                    

Happy Reading☘

"Eng-- enggak usah nanti juga sembuh kan udah minum obat sama ada kamu disini, kamu salah satu obat aku Kia"

Blushh...

Terlihat semburat warna merah jambu di pipi Nata, jantungnya berdegup keras. Lagi sakit juga masih bisa-bisanya gombal--pikir Nata, walaupun begitu tapi Nata terasa sangat senang mendapat gombalan dari Arvan

"Kamu takut ya" ejek Nata, Arvan menggelengkan kepalanya pelan

"Ah masa sih, takut jarum suntik ya masa iya seorang captain pilot takut jarum suntik. Cemen banget sih" sambung Nata

"Bukan begitu Kia, aku cuma gak suka aroma rumah sakit" bantah Arvan

"Yakinnn..." goda Nata

"Iya sayang" balas Arvan

Blusss...

Pipi Nata kembali merona,ini pertama kalinya Arvan mengatakan kata itu, ah sepertinya Nata harus segera pergi dari hadapan Arvan ia takut jantungnya copot jika terus bersamanya dan pipinya berubah menjadi merah seperti lobster rebus

"Ya-- yaudah sekarang kamu tidur gih biar cepet sembuh" ucap Nata salting

"Aku udah tidur lama, pusing kalau tidur terus. Kalau kamu pengen aku cepet sembuh cium dong" ucap Arvan menunjuk pipinya

"Apaan sih, yaudah terserah deh" ucap Nata pergi meninggalkan Arvan membawa mangkuk bekas bubur Arvan ke dapur dengan tergesa-ges

Arvan yang melihat itu tertawa. Suruh siapa menggoda suaminya, batin Arvan

Setelah makan malam dan mengerjakan tugas akhir semester Nata memutuskan untuk tidur, ia merebahkan tubuhnya disamping Arvan yang terhalang oleh guling, saat Nata hendak memejamkan matanya telinganya mendengar suara Arvan yang menggigil kedinginan padahal suhu ac nya sudah Nata turunkan, Nata bangun dari tidurnya

"Kamu keganggu sama aku ya Ki, aku pindah ke sofa aja deh" ucap Arvan tiba-tiba terdengar masih belum tidur

"Eh enggak kok, aku cuma mau matiin ac nya supaya kamu gak kedinginan" balasnya

Suara Arvan pun tak lagi terdengar, Nata membuka matanya melihat Arvan sudah terlelap namun masih terlihat kedinginan. Nata menyingkirkan guling yang berada ditengah ia memegang pipi Arvan dan mengelusnya lembut, kepalanya terangkat dan mencium pipi Arvan dan berkata

"Get will soon, my captain and husband Arvano Antariksan" entah naluri dari mana dan keberanian dari mana Nata melakukan itu, setelah itu ia tertidur memeluk Arvan agar tak kedinginan

Sebenarnya Arvan belum tertidur, bibirnya tertarik keatas mendapatkan perlakuan manis dari Nata kalau seperti ini sih Arvan betah sakit

Pagi harinya Nata terbangun karena mendengar ponselnya berbunyi, ia mengerjapkan matanya, indra penciumannya mencium bau maskulin dari tubuh Arvan, Nata membelalakkan matanya tubuhnya terkunci oleh pelukan Arvan, mencium bau aroma tubuh Arvan ia jadi mengingat kejadian kemarin sore

Flashback

Setelah Nata menyimpan mangkuk bekas bubur Arvan, ia kembali ke kamar untuk mandi badannya terasa sangat lengket apalagi tadi ia sudah memasak walaupun hanya bubur, Nata mencium bau tubuhnya sendiri

"Emm bauuu" ucapnya, apa tadi badannya sebau ini saat bersama Arvan kok dia gak bilang sih--pikir Nata

Selesai mandi Nata melihat Arvan yang sedang menonton TV menggeliat seperti tak nyaman di atas ranjang

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang