Part 38

14K 588 33
                                    

☘Happy Reading☘

Arvan dan Nata tiba di parkiran rumah sakit, mereka keluar dari mobil dan berjalan bergandengan menyusuri lorong rumah sakit, sebelumnya Nata sudah menelpon Diba bahwa ia dan Arvan akan menjenguk abi nya, dengan senang hati tentunya Diba membolehkan Nata dengan suaminya untuk menjenguk, Diba pun memberi tahu kamar rawat inap abi nya kepada Nata

Tiba di depan ruangan yang Diba beritahu, tiba-tiba ponsel Arvan bergetar, Arvan mengecek nya tertera nama Dava, co-pilot yang akan bertugas hari ini bersama Arvan, Arvan berjalan sedikit menjauh dari Nata untuk menjawab panggilan dari Dava, sementara Nata menunggu sampai Arvan selesai menelpon, begitu sambungannya terputus Arvan menghampiri Nata

"Sayang, mas kayaknya harus ke bandara sekarang, mas gak bisa ikut jenguk, salam aja ya ke orang tuanya Diba, semoga cepet sembuh"

"Mas kita udah di depan ruangannya loh, masuk dulu buat sekedar say hello terus pamit" Arvan melirik jam tangannya

"Aduh sayang, salam aja ya, mas berangkat oke" Arvan mencium kening Nata dan langsung berlari keluar rumah sakit namun, baru beberapa langkah Nata memanggilnya

"Apa lagi sayang, mas buru-buru nih" Nata berjalan menghampiri Arvan

"Ih aku kan belum cium tangan mas" Nata pun meraih tangan Arvan lalu menciumnya, Arvan tersenyum setelah itu Nata mencium pipi Arvan dan berbisik tepat di telinga Arvan

"Safe flight captain" Arvan mematung atas sikap Nata barusan, Ah jika saja ini bukan tempat umum Arvan pasti akan langsung menyambar bibir seksi istrinya itu, Nata tertawa melihat reaksi Arvan

"Mas katanya buru-buru, kok malah bengong sih" Arvan tersadar dari lamunannya, lalu menatap Nata tajam

"Euuhh awas ya kamu, siap-siap aja tunggu mas pulang" Arvan kembali berlari, Nata menatap kepergian suaminya masih sambil tertawa

Arvan berjalan dengan cepat menuju parkiran, sambil mengecek kembali ponselnya, saat di lobi tiba-tiba ia menabrak seseorang karena Arvan terlalu fokus menatap ponselnya

"Duh kalau jalan itu gak usah sambil maen hp dong mas"

"Maaf mbak, saya buru-buru gak papa kan mbak?" tanya Arvan, orang itu menoleh

"Gak papa giman-- kak Vano?"

"Alia? Ah aku minta maaf, gak papa kan, em aku lagi buru-buru jadi aku duluan ya" Arvan pun meninggalkannya

"Gak papa gimana, hati aku yang sakit kak" lirih perempuan itu sambil menatap kepergian Arvan

Setelah Arvan pergi, Nata pun segera masuk ke ruangan tempat ayahnya Diba dirawat

"Assalamualaikum" ucap Nata

"Waalaikumsalam" jawab seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah umi nya Diba

"Ah ini pasti nak Nata temennya Diba ya. Abi ada temennya Diba nih jenguk Abi"

"Assalamualaikum om, saya Nata"

"Waalaikumsalam" jawab Abi nya Diba

"Oh iya tante, saya cuma bawa ini buat om, semoga cepet sembuh ya Om" Diba menyerahkan sekantung kresek berisi buah-buahan kepada Umi nya Diba

"Amin, makasih nak Nata jadi ngerepotin" ucap Abi nya Diba

"Sama-sama om, gak ngerepotin kok" Umi nya Diba menerima pemberian Nata

"Makasih ya nak Nata" kata Umi nya Diba

"Sama-sama tante"

"Eh iya kata Diba katanya kamu kesini sama suami kamu, mana?" tanya Umi nya Diba

"Ah iya tadi tiba-tiba mas Arvan dapet telepon dari temen kerjanya, jadi ia harus buru-buru pergi, mas Arvan cuma titip salam, semoga om cepet sembuh"

"Waalaikumsalam, amin" jawab Abi nya Diba

"Ohh, namanya Arvan pasti orangnya tampan" goda Umi nya Diba, Nata tersenyum malu

"Iya namanya Arvano Antariksan"

Deghh... Deg

Seketika tubuh Umi dan Abi nya Diba mematung mendengar nama yang tak asing di telinga mereka, Nata yang melihat perubahan itu pun hanya diam tak mengerti, Abi nya Diba berdehem untuk mencairkan suasana, mereka kembali bersikap normal, ah mungkin saja Arvano suaminya Nata ini, bukan Arvano yang mereka kenal-pikir Umi nya Diba

"Ah em pekerjaannya apa nak Diba?" tanya Umi nya Diba gugup

"Dia Pilot" jawab Nata

"Ahh..." rintih Umi nya Diba, jarinya tersayat pisau saat sedang mengupas buah mangga pemberian Nata, Nata pun sontak melihat ke arah Umi nya Diba, dengan sigap Nata menghampirinya, Nata mengambil kotak kecil dari tas nya lalu mengobati lukanya, saat Nata akan memasang kan plester tiba-tiba Abi nya Diba bertanya

"Arvano anaknya pak Fandi Trisatya?" tanya Abi nya Diba, mengusir rasa penasaran yang ada di benaknya. Nata terdiam, bagaimana bisa Abi nya Diba tahu nama mertuanya itu

"Iya itu mertua saya, om kenal?" tanya balik Nata

Abi dan umi nya Diba saling tatap, tidak salah lagi ternyata memang benar Arvan yang Nata maksud, yang tak lain adalah suaminya Nata adalah Arvan yang mereka kenal, Arvan mantan calon menantu mereka. Nata bingung dengan sikap diamnya Abi dan umi nya Diba

"Assalamualaikum, eh Nat sorry tadi aku abis dari kantin laper" ucap Diba yang baru saja datang, mencairkan suasana

"Waalaikumsalam, gak papa Dib"

"Udah lama Nat?"

"Lumaya. Oh ya om, tante jadi kalian ken--" ucap Nata terhenti, karena ponselnya berbunyi, Nata pun mengeceknya ternyata pesan dari adiknya, Kayla

From: Adik Cantiq
Teh Nataaaaaaa !!!! gak kuliah kan hari ini, libur kan. Temenin adek ke toko buku dong

kalau pergi sendiri bunda pasti gak izinin:( temenin ya teh please🙏 aku mau beli komik keluaran terbaru nih. Nanti aku traktir crepes deh, mau ya.. ya.. ya.. pleaseeee😭

Nata menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum membaca pesan dari adiknya itu

To: Adik Cantiq
Crepes sama Boba brown sugar ya

From: Adik Cantiq
Ok, deal

Setelah itu Nata memasukan ponselnya kembali kedalam ponsel, dan ia pun pamit kepada Diba, dan Umi, Abi nya. Begitu Nata keluar keadaan ruangan begitu hening, Umi nya Diba kembali mengupas mangga yang tadi sempat tertunda

"Diba, kamu sudah pernah bertemu dengan suaminya Nata?" tanya Abi nya Diba. Diba terdiam, lalu memandang Umi dan Abi nya bergantian, Diba menggelengkan kepalanya. Umi dan Abi nya pun bernafas lega

"Tapi" kata Diba, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-katanya, kedua orangtuanya menatap Diba, Diba tertunduk hatinya terasa sakit

"Diba denger semuanya yang kalian omongin"

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang