Part 14

14.5K 613 0
                                    

Happy Reading

Nata melirik jam digital yang melekat di pergelangan tangannya menujukan pukul 13.20, saat ini Nata tak ada lagi kelas ini terlalu siang untuk pulang lagi pula kalau pulang Nata hanya akan diam dan itu membuatnya bosan, Nata memutuskan untuk mengerjakan tugas saja di taman kampus, ia berjalan menuju taman sambil menenteng kantong plastik yang berisi snack dan minuman dalam kemasan kotak untuk menemaninya mengerjakan tugas

Sesampainya di taman Nata mengeluarkan MacBook dari dalam totebag nya, jari Nata mulai menari diatas keyboard. Nata mengeluarkan buku yang tadi sempat ia pinjam dari perpustakaan kampus, untuk dijadikan bahan referensi untuk tugasnya, Nata pun membacanya namun tiba-tiba pikirannya melayang mengingat Diba

Selesai kelas Diba langsung pulang begitu saja, tanpa pamit pada Nata. Diba juga bersikap cuek kepada Nata tidak berbicara dengan Nata dan terkesan menjauhinya, apa dia ilfil setelah tahu kalau Nata ini sudah punya suami. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Nata ia pun terlonjak kaget dan tersadar dari lamunannya

"Hay ngelamun aja, mikirin apa hmm ?" tanya orang itu, mata Nata berbinar melihat orang yang sekarang duduk disampingnya itu, senyum lebar terukir jelas di wajahnya

"Argaa, kok kamu ada disini sih ?" ucap Nata antusias, Arga terkekeh melihat ekspresi Nata saat melihatnya

"Aku kan kuliah disini" jawab Arga, senyum Nata semakin mengembang mendengar itu

"Wahh bisa kebetulan gini ya, aku baru tau kamu juga kuliah disini"

"Makannya jangan jadi mahasiswa kupu-kupu, tapi sekarang tau kan"

"Kalau aku mahasiswa kupu-kupu mungkin sekarang aku udah pulang"

"Gak ada kelas lagi ?"

"Ada sih tapi dosennya gak akan masuk, padahal lagi semangat-semangatnya, kamu sendiri ?"

"Ada sekitar 1 jam lagi" ucap Arga melirik jam tangannya, Nata mengangguk-anggukkan kepalanya, tiba-tiba ia teringat ucapan Arga saat di kantin di hari kelulusannya waktu itu

"Oh ya ga, kan kita kan udah satu Universitas ni jadi apa yang mau kamu ucapain sama aku ?" tanya Nata penasaran

"Ucapin apa? Selamat ?" jawabannya pura-pura lupa

"Ihh Arga yang waktu itu di kantin" ucap Nata mengingatkan dengan mukanya yang cemberut, lagi-lagi Arga terkekeh melihat ekspresi Nata yang terlihat gemas Arga pun mencubit pipi Nata. Dan itu sukses membuat hati Nata terbang ke angkasa, Nata yakin mukanya sudah berubah warna menjadi merah merona

"Tenang aja aku inget kok Nat, udah tercatat di otak aku, lagian walaupun kita enggak satu univ juga aku bakalan tetep katakan, tapi kali ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya"

"Apa sih ga? jangan bikin aku penasaran dong ga. sumpah ya aku tuh selalu mikirin apa yang mau kamu katakan" Arga mengacak-acak rambut Nata gemas

"Arga ihh lo tambah nyebelin ya" protes Nata

Setelah itu mereka pun berbincang-bincang sambil bercanda dengan sesekali Arga menggoda Nata, tanpa mereka sadari seseorang sedang memerhatikan mereka dari dalam mobil dengan tangan yang mengepal

1 jam berlalu Arga pun pergi meninggalkan Nata karena ia masih ada kelas, Nata pun berniat pulang ia menutup MacBook nya dan memasukkannya ke dalam totebag ia akan melanjutkan tugas yang sempat tertunda itu di apartemen, Nata juga membersihkan sampah-sampah sisa camilan yang tadi ia bawa dan membuangnya ke tempat sampah

Nata masuk kedalam apartemen nya dengan senyuman yang tak luntur di bibirnya menandakan bahwa perempuan ini sedang bahagia, Nata menekan angka password apartemen yang sudah Arvan beri tahu sebelumnya. Nata masuk kedalam ia terkejut melihat Arvan yang sedang berkutat di dapur

"Loh Van udah pulang kapan ? terus kamu ngapain di dapur ? kaya yang bisa masak aja" tanya Nata bertubi-tubi

"Nanya nya satu-satu dong, santai aku gak akan kemana-mana kok" Berhubung suasana hati Nata sedang bagus ia menuruti apa yang dikatakan Arvan

"Arvan kapan pulang ?" tanya Nata dengan suara yang lemah lembut, Arvan tersenyum mendengar itu

"Tadi siang"

"Terus kamu lagi ngapain di dapur ?" tanyanya lagi

"Iseng aja sih bikin ramen"

"Emang kamu bisa? kamu bisa masak aja aku gak yakin"

"Kamu ngeremehin skil memasak aku, cobain aja nanti"

Nata menganggukan kepalanya, ia pun berjalan dengan senyuman yang belum luntur juga di bibirnya, menuju kamar untuk membersihkan diri sebelum mencicipi ramen buatan Arvan, sementara Arvan yang melihat itu ikut bahagia walaupun ia merasakan nyeri yang teramat sakit didalam hatinya karena yang membuat Nata tersenyum seperti itu bukanlah dirinya

Selesai Nata mandi ramen buatan Arvan juga sudah jadi, cocok sekali dengan cuaca yang tiba-tiba hujan deras di luar sana, Nata duduk dan mencicipi ramen ala captain Arvan

"Amazing Arvan this is so delicious" puji Nata

"I like this, ini bakal jadi ramen yang paling enak yang pernah aku coba sih. Parah" lanjutnya, Arvan hanya diam memerhatikan Nata yang memakan ramen buatannya begitu lahap

"Pelan-pelan Kia nanti kamu keselek, kalau kamu mau aku bisa buatin lagi" tak lama Arvan berbicara seperti itu Nata tersedak, Arvan segera mengambil segelas air putih dan memberikannya kepada Nata

"Aku juga bilang apa" kata Arvan

"Kamu sih ngomongnya gitu jadi aja aku gini" bantah Nata

Mangkuk milik sudah kosong bersih, Nata puas dengan apa yang Arvan buat, ia melihat mangkuk ramen milik Arvan masih terisi penuh Nata tergiur untuk memakan kembali ramen itu

"Emm.. Van engg" Arvan menaikan kedua alisnya bingung

"Boleh gak ramen punya kamu buat aku" lanjut Nata, Arvan membelalakkan matanya tak percaya

"Tapi ini bekas aku, aku buatin lagi aja ya"

"Gak papa, kalau kamu buatin lagi lama Van"

"Yaudah nih" putus Arvan memberikan ramennya kepada Nata, dengan senang hati Nata menerimanya ia memakannya dengan lahap tanpa ada rasa jijik sedikitpun

Eeeuuu.....

Nata bersendawa setelah menghabiskan ramen mangkok keduanya, Nata bersendawa tanpa rasa malu di hadapan Arvan. Toh Arvan kan suaminya--pikir Nata, dan ramen buatan Arvan patut diacungi dua jempol sekaligus, sepertinya ia harus berhenti deh jadi pilot ganti profesi jadi seorang chef

Sementara Arvan menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, Nata mampu menghabiskan 2 mangkuk ramen sekaligus padahal badan Nata terlihat begitu kecil dan ramping tapi ternyata ia bisa makan banyak juga

"Kamu jago masak ternyata, kok bisa sih ?" ujar Nata

"Hobi" jawab Arvan singkat

"Lain kali ajarin aku masak boleh"

"Boleh, kalau kamu mau serius belajar masak sebaiknya sama mbak Ratih aja yang lebih jago"

"Udah sering tuh, kamu aja yang gak tahu. Next time aku yang masakin buat kamu tapi yang simpel-simpel aja okey"

Arvan menganggukan kepalanya, hatinya tersentuh mendengar Nata ingin memasak untuknya

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang