❣Happy Reading❣
Setelah Nata keluar dari cafe, Indra mengacungkan jempolnya kepada Rima, ya perempuan yang memeluk Arvan itu Rima. Sementara itu Arvan terkejut karena Rima tadi tiba-tiba memeluknya tanpa sebab, Indra berjalan menghampiri Arvan dan Rima ia menepuk bahu Arvan menatap nya dengan raut wajah sangar
"Eh dra ini gak seperti yang lo.. tad.." ucapan Arvan terhenti ketika Indra dan Rima tiba-tiba tertawa
"Istri lo tuh yang cemburu" tunjuk Indra kearah luar cafe, Arvan terkejut ia melihat Nata yang berlari, Arvan hendak menyusul Nata namun Rima dan Indra degan sigap langsung memegang lengan Arvan, Arvan menatap kedua sejoli itu
"Gue harus kejar Nata, dia salah paham" Indra menghela nafasnya
"Van, biarin dia ngerasain apa yang lo rasain, biar ini bisa jadi pelajaran buat dia, kayak nya dia udah sadar kalau dia itu cinta sama lo buktinya sampe nyari lo kesini segala, jadi untuk sekarang biarin dulu, nanti gue bantu jelasin ke dia tenang aja"
"Bener apa kata Indra Van, gue juga siap kok bantu jelasin ke dia nanti" sambung Rima
"Jadi ini rencana kalian berdua?" Indra dan Rima saling bertatapan
"Tadi gue gak sengaja liat dia, terus gue kasih tau Indra, gue pengen kasih tau lo tapi, tiba-tiba Indra punya ide gini deh, ya gue pikir gak ada salahnya juga. Biarin dia ngerasain sakit yang lo rasain Van, ini bukan balas dendam tapi ya, biar dia bisa belajar aja dari rasa sakit nya itu" jawab Rima. Arvan menghela nafasnya, ia duduk disalah satu kursi
"Hah.... gue ikutin deh permainan kalian walaupun, sebenarnya gue gak tega liat Nata nangis gitu" Indra tersenyum lalu kembali menepuk bahu Arvan
"Tenang abis ini kita jelasin ke dia, sabar dulu buat kangen-kangenan sama istrinya, eh btw udah pesen belum" ucap Indra santai sementara Arvan risau ia takut Nata malah kenapa-napa
Setelah kejadian ia melihat Nata dan Arga di apartmen dan ia pergi ke rumah Indra, Arvan mendapatkan nasihat dari Rima bahwa Arvan harus sabar mengahadapinya, sekeras apapun hati Nata menolak Arvan pasti akan luluh juga, seperti dulu dirinya yang terus menerus menolak Indra namun pada akhirnya luluh juga karena kesabaran dan keseriusan yang Indra tunjukan padanya
Setelah memdapatkan nasihat dari Rima, Arvan berniat untuk pulang dan menemui Nata namun ia urungkan niatnya, ia memilih untuk menenangkan dirinya sejenak sebelum bertemu kembali dengan Nata karena ia takut jika ia bertemu dengan Nata pada hari itu juga yang ada mereka kembali bertengkar
Sehari setelah itu Arvan harus kembali bertugas, jadwal terbangnya sangat padat, ada penerbangan ke beberapa negara di eropa, dan saat Arvan akan kembali ke Indonesia ia malah terjebak badai salju di Russia selama satu minggu, sehingga ia tidak bisa melakukan penerbangan itulah kenapa selama tiga minggu ini Arvan menghilang. Selama itu juga Arvan memendam kerindunnya kepada Nata, walaupun ia tahu saat ia pulang pun mungkin Nata tidak menginginkan kehadirannya karena Nata sudah bersama Arga
---
Diperjalanan menuju rumah orang tuanya, Nata berusaha menghapus air matanya yang sedari tadi terus menerus keluar, ia tak ingin orang tuanya melihatnya yang seperti ini, selesai menghapus air matanya Nata mengambail bedak dari dalam tas kecil yang ia bawa, ia harus sedikit berdandan agar orang tuanya tak curiga bahwa ia baru saja menangis
Tak lama taxi yang Nata tumpangi tiba di depan rumah orang tuanya, Nata membayar taxi nya lalu turun, Nata memerhatikan rumahnya dari luar, ah rumah yang begitu ia rindukan, rumah dengan sejuta kenangan dimana ia dibesarkan, Nata tersenyum mengingat kembali kenangan-kenangan yang terjadi di rumahnya, Nata menghela nafasnya lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah
"Bundaaa.... Ayahhh... Kayla.... Nata pulang" teriak Nata menggema di seluruh ruangan. Helen yang sedang membuat kue di dapur mendengar suara anak sulungnya itu, langsung berlari ke arah sumber suara, begitupun dengan Kayla yang sedang belajar di kamarnya langsung berlari
"Teh Nataaa..." teriak Kayla. Langsung berhambur kepelukan Nata
"Kayla kangen banget sama teteh, kenapa sih baru sekarang kesini, enak ya tinggal sama kak Arvan jadi gak kena omelan bunda, jadi aku yang kenanya deh" Nata tertawa mendengar aduan adiknya itu
"Bunda ngomelin kamu bukan tanpa sebab ya" ucap Helen yang baru datang dari dapur, dan langsung bergantian memeluk Nata
"Teteh juga kan sibuk kuliah Kay, enak sih Kay tapi jadi sepi, gak ada orang yang teriak-teriak minta dibantuin ngerjain PR" Nata mencubit hidung Kayla, Kayla meringis kesakitan, sementara Nata dan Helen tertawa
"Ayah dimana bun?"
"Jam segini Ayah masih di kantor lah" Nata mengangguk-anggukkan kepalanya
"Teteh sendiri gak sama kak Arvan?" tanya Kayla
"Eh iya Arvan kemana?" sambung Helen
Deg.. deg...
Ini juga yang tadi Nata pikirkan sebelum berangkat ke rumahnya, ia tahu pertanyaan ini pasti akan keluar dari mulut keluarganya
"Emm.. mas Arvan belum pulang dari tugasnya"
"Ohh teteh sering ya ditinggal terbang sama kak Arvan" Nata menganggukan kepalanya
"Makanya teteh kesepian"
"Tapi kamu sama Arvan baik-baik aja kan?" tanya Helen. Nata sedikit tercengang, ia terdiam otaknya sedang berputar mencari-cari jawaban untuk bundanya
"Kalian kan nikah karena perjodohan, bunda takutnya kal--"
"Baik-baik aja kok Bun, awalnya aja emang sulit karena belum bisa menerima sepenuhnya" potong Nata
"Bener?" tanya Helen memastikan
"Iya, emm... bau harum apa nih, kayaknya aku kenal baunya" ucap Nata. Mengalihkan pembicaraan agar bundanya tidak mempertanyakan lebih lanjut tentang dirinya dan Arvan
"Eh iya kebetulan banget Bunda lagi bikin kue kesukaan kamu, kayaknya udah jadi, cobain yuk"
"Asyikkk" kata Nata, antusias
Mereka pun berkumpul di ruang keluarga, menikmati kue dan teh manis hangat, sambil mendengarkan Helen cerita tentang kelakuan Kayla setelah Nata meninggalkan rumah ini dengan sesekali mereka tertawa karena melihat raut muka Kayla yang kesal. Nata ikut tertawa walaupun disudut hatinya masih terasa perih karena kejadian tadi di Bandara
---
Hallo readers, apa kabar? Aku berharap kalian sehat terus
Maaf sebelumnya karena kemarin updatenya lama hehe:) sebagian gantinya jadi sekarang update lagi
Aku juga mau bilang terima kasih sama kalian karena selalu support cerita ini, selalu sabar nunggu ceritanya update, dan juga menyemangati aku pokonya terima kasih banyak, i love you so much❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With My Captain
RomanceArvano Antariksan seorang laki-laki berwajah tampan, bertubuh tegap, dan tinggi yang berprofesi sebagai pilot ini terkesan mempunyai sikap dingin, dan cuek. Arvan selalu dijodohkan oleh sang mamah kepada anak dari teman-temannya, karena ia takut...