Part 27

11.4K 450 0
                                    

Happy Reading

Mata Nata membulat sempurna melihat siapa orang yang menggebrak meja itu, ternyata itu Arvan suaminya. Nata melihat kilatan amarah dimata Arvan, jantungnya berdebar lebih cepat ada rasa takut yang menjalar diseluruh tubuh nya, badan Nata bergetar, tunggu bagaimana dia ada disini bukankah tadi pagi jelas Arvan pamit untuk kerja

Arvan memang tadi tak berniat untuk mengikuti Nata. Tapi tak lama tiba-tiba ia teringat kepada mertuanya, takut terjadi sesuatu, sampai Nata buru-buru seperti itu. Arvan pun bergegas mengambil jaket dan kunci mobilnya, dilihatnya Nata sedang berdiri di lobi apartemen saat ia akan menghampirinya tiba-tiba seorang driver ojek online menghampiri Nata. Nata pun pergi

Arvan langsung berlari menuju besmen apartemen untuk mengambil mobilnya, ia segera menghidupkan mobilnya dan menginjak gas mengikuti ke arah Nata pergi, sayangnya ia malah terjebak macet dan kehilangan jejak. Saat jalanan mulai lancar Arvan bingung harus kemana pasalnya ini bukan jalan menuju rumahnya mertuanya

Namun ternyata keberuntungan berpihak kepadanya ia melihat driver ojek online yang tadi membawa Nata. Ia pun bertanya kepada driver itu, setelah mengetahui kemana Nata. Arvan kembali mengendarai mobilnya menuju tempat Nata berada, sesampainya disana Arvan memukul stir mobilnya keras

Ah bukannya itu laki-laki yang bernama Arga, bola mata Arvan memanas melihat Nata berboncengan dengan Arga, Arvan kembali mengikuti mereka sampai akhirnya tiba disebuah gedung SMA dimana dulu Nata bersekolah, ya Arvan ingat ia pernah datang kesini saat Nata wisuda. Untuk apa mereka ke sekolahan pikir Arvan, ia melihat mereka masuk kedalam gedung sekolah itu

1 jam, 2 jam, Arvan menunggu dalam mobil. Kalau dipikir-pikir mereka berduaan di dalam gedung sekolah yang sepi, astaga Arvan akan turun dari mobil dan menyusul Nata tapi kemudian terlihat Nata dan Arga keluar, ia mengurungkan niatnya

Sampai akhirnya Arvan mengikuti mereka sampai ke restoran. Sebelum masuk kedalam Arvan memakai topi dan kacamata hitam sebagai penyamaran agar Nata tidak mengenalinya, dipikir-pikir kenapa juga ia harus menyamar seperti sedang membuntuti istrinya sedang selingkuh saja, tapi Nata pergi dengan laki-laki lain tanpa izin darinya, apa bisa ini dinamakan selingkuh

Tapi, bukankah saat ini Nata sedang menjalankan perannya, sebagai seorang mahasiswi kedoteran gigi yang berstatus single, bukan kah mau bagaimana pun Arvan tetaplah suaminya yang sah di mata agama maupun negara. Ah sudahlah terlalu rumit untuk dipikirkan

Arvan duduk di kursi yang lumayan jauh dari Nata dan Arga, tak lama seorang pelayanan menghampiri Arvan dan menyodorkan buku menu. Arvan menunjuk beberapa menu asal tanpa melihatnya, pandangannya tak luput dari Nata dan Arga

Setelah itu Arvan melihat Arga meninggalkan Nata, Arvan berdiri hendak menghampiri Nata. Namun ia mengurungkan niatnya ia berpikir sejenak, kenapa ia tidak menghampiri Arga saja memberitahu bahwa Arvan ini suaminya Nata dan memperingati agar Arga tidak dekat-dekat dengan Nata, tapi kalau Arga tidak percaya kalau ia suaminya Nata bagaimana, saat ini ia tidak membawa barang bukti apapun untuk menunjukkannya pada Arga. Lakukan saja yang penting sudah berusaha kalau percaya atau tidak itu urusan nanti

Arvan kembali berdiri, namun lagi-lagi ia mengurungkan niatnya setelah mendengar seseorang berbicara di atas mini panggung, orang itu tak lain adalah Arga. Arvan mendengar semua yang Arga ucapkan, lagu yang ia nyanyikan untuk Nata. Rahang Arvan mengeras, mukanya memerah, tangannya sudah mengepal sudah siap untuk dilayangkan, namun ia masih bisa mengontrol emosinya

Sampai akhirnya Arvan melihat Arga yang bertekuk lutut dihadapan Nata dan mengutarakan perasaan nya, emosinya semakin tak bisa di kontrol, Arvan sudah tidak tahan. Saat ia mendengar jawaban dari Nata emosinya benar-benar sudah tak bisa di tahan lagi, ia menggebrak meja lalu pergi keluar dari restoran itu dengan meninggalkan 3 lembar uang saratus ribu di atas meja. Banyak orang yang melihatnya namun sudah tak ia pedulikan lagi, Arvan juga yakin Nata tadi melihatnya

Arvan berjalan menuju mobilnya, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sudut matanya memanas, setetes air mata mengalir diwajah tampannya. Melihat di depannya sebuah mobil yang sedang berhenti karena jalanan macet, Arvan segera menginjak rem mobilnya. Untung saja mobilnya berhenti dengan tepat, tidak sampai mengenai mobil yang ada di depannya

Arvan meninju stir mobilnya, setelah itu ia menyadarkan dahinya diatas stir mobil sambil menangis. Arvan kecewa pada Nata, kenapa ia memberikan jawaban yang tidak pasti kepada Arga, seolah-olah ia memberi harapan kepadanya, kenapa Nata tidak menolaknya padahal sudah jelas ia ini sudah mempunyai suami, apakah tidak ada cinta sedikit pun yang tumbuh dihatinya untuk Arvan, setelah 4 bulan ini mereka menjalin hubungan sebagai sepasang suami dan istri

Suara klakson mobil dibelakangnya menyadarkan Arvan, ia kembali mengendarai mobilnya, jalanan sudah kembali lancar. Arvan membelokan stir mobilnya berlawanan arah dengan jalanan menuju apartemen nya, entah kemana ia akan pergi yang pasti untuk saat ini ia tidak ingin bertemu dengan Nata dulu. Hatinya masih terasa perih, ia tidak ingin sampai melukai Nata karena emosinya yang tidak bisa dikontrol

Pikiran kacau Arvan, membuat Arvan mengendarai mobilnya menuju tempat yang tak terduga, mobilnya berhenti didepan sebuah Club malam. Arvan turun dari mobilnya dan masuk kedalam club itu, ini kali pertamanya Arvan menginjakan kakinya ditempat seperti ini

Arvan tidak suka tempat seperti ini sebenarnya. Suara musik yang berdentum begitu keras, banyak orang yang berlengak lenggok bergoyang, bau alkohol yang menyengat, entahlah untuk kali ini mungkin karena pikirannya sedang kacau balau sehingga membuatnya berani menginjakan kakinya di tempat laknat seperti ini

Arvan duduk didepan bar, seorang bartender datang menghampirinya, Arvan pun memesan sebuah minuman yang belum pernah ia minum sebelumnya. Tak apa sesekali saja setidaknya untuk melupakan rasa sakit dan perih dihatinya karena kecewa terhadap Nata, pikirnya

Keadaan Arvan sudah mulai mabuk, namun ia masih cukup sadar. Tiba-tiba seorang wanita penghibur menghampirinya dan menggodanya. Akal sehat Arvan masih berjalan ia ingat bahwa ia mempunyai seorang istri, walaupun baru saja istrinya mengecewakannya

Merasa muak dengan tingkah wanita itu, Arvan pergi keluar dan megendarai mobilnya meninggalkan tempat laknat itu. Arvan bergumam tidak jelas sambil mengendarai mobilnya, akibat mabuk. Tapi kesadarannya masih cukup untuk bisa mengendarai mobilnya sendiri

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang