Part 17

14.5K 613 22
                                    

Happy Reading

Selesai sarapan sebenarnya Arvan ingin mengajak Nata jalan, tapi Nata tolak walaupun ia senang melihat Arvan sudah kembali pulih tapi belum sepenuhnya, ia takut saat mereka jalan tiba-tiba Arvan pingsan dan kembali drop Nata tak mau hal itu terjadi

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menonton film di dalam apartemen saja, kepala Nata bersender di dada Arvan dengan tangan Arvan yang tak berhenti mengelus rambut Nata sayang, Nata mulai merasakan kenyamanan disana, dipelukan Arvan, ia merasa bahagia berada didekat Arvan

Apa Nata sudah mulai jatuh cinta kepada Arvan hanya karena first kiss nya telah direbut oleh Arvan, entahlah yang ia rasakan hanyalah kenyamanan saat ini, untuk soal cinta setiap kali ia mengingat kata itu yang terlintas di benaknya adalah sosok Argadana Pratama, cinta pertamanya yang tidak akan pernah bisa ia dapatkan

Mereka menonton film bergenre horor, sebenarnya mereka sempat mengajak mbak Ratih untuk ikut bergabung namun mbak Ratih langsung menolak dengan alasan membeli bahan makanan, karena ia takut mengganggu seperti kejadian kemarin mbak Ratih juga tidak mau mengganggu kebersamaan majikannya itu

Sesekali Nata menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Arvan saat ia terkejut melihat kedatangan hantu di dalam film itu secara tiba-tiba

Arvan senang perlahan sikap Nata kepadanya benar-benar berubah, Arvan yakin ia juga mampu menggeser nama laki-laki itu di hati Nata, sesulit apapun ia akan terus berjuang karena ia sudah terlanjur masuk kedalam dunia Nata

Tiba-tiba Arvan teringat sebentar lagi Nata akan ujian semester itu berarti tandanya sebentar lagi libur akan segera tiba

"Kia liburan semester ini kamu mau kemana ?" tanya Arvan tiba-tiba

"Gak kemana-mana" jawab Nata singkat

"Maksud aku kamu pengen liburannya kemana ?" tanya Arvan kembali

"Jogja aku pengen banget kesana tapi selalu gak bisa, ayah sama bunda selalu nentuin liburannya sendiri serasa bulan madu mereka padahal udah tua juga, giliran aku mau pergi sendiri gak di kasih izin" ucap Nata sedikit emosi, Arvan terkekeh mendengarnya

"Yaudah liburan semester ini kita pergi ke Jogja" final Arvan

"Serius? Emang kamu bisa gitu bukannya kamu harus tugas"

"Bisa dong, apa sih yang gak bisa buat istriku ini, tapi paling cuma sekitar tiga hari"

"Yeee... Makasih Arvan, gak papa nanti kita maksimalkan liburan kita disana selama tiga hari" ucap Nata memeluk erat Arvan

"Sama-sama sayang" balas Arvan mencium kening Nata untuk yang ketiga kalinya, ya ciuman Arvan masih bisa diitung jari

Untung saja ia memeluk Arvan menenggelamkan wajahnya di dada Arvan jadi Arvan tak melihat muka Nata yang merona akibat ulahnya, "kalau sampai dia lihat bisa-bisa aku di ejek" batin Nata

"Apaan sih maen cium-cium aja"  ucap Nata mencubit pinggang Arvan

"Karena aku sayang sama kamu Nataya Kiarani" Arvan senang Nata mau diajak liburan bersamanya, itung-itung bulan madu yang tertunda-pikir Arvan

"Kok kamu bisa sayang sama cinta sih sama aku padahal kan aku ketus, cuek sama kamu"

"I also do not now, maybe ini yang disebut cinta pada pandangan pertama"

"Berarti bukan cinta pertama dong, who is your first love ?"

"Ada, namanya Alia motif nya sama dijodohin juga"

"Ohh jadi setiap kamu dijodohin kamu cinta sama orang itu"

"Nope Kia, kalau gitu mungkin sebelum aku dijodohin sama kamu aku udah nikah"

"Okay lanjutin ceritanya"

"Waktu itu kita punya waktu 3 tahun untuk saling mengenal selama itu juga Alia berhasil membuat aku jatuh cinta untuk pertama kalinya, Alia perempuan yang baik, sopan, ramah, dan senyumannya itu yang selalu membuat aku jatuh kepadanya lagi dan lagi" tak sadar Arvan menarik kedua ujur bibirnya keatas

Ada perasaan iri yang menjalar di hati Nata terhadap si Alia ini, orang yang ia tidak kenal sama sekali jangankan mengenalnya mengetahui orangnya saja tidak. Nata jadi penasaran terhadap si Alia ini orangnya seperti apa sehingga mampu membuat suaminya ini jatuh cinta dan tersenyum saat sedang menceritakannya

"karena suatu kecelakaan aku gak bisa lanjutin perjodohan itu, TAMAT" ucap Arvan

"Singkat amat"

"Ya terus kamu maunya aku cerita sepanjang apa ? jalan tol, dasar. Udahlah lagian itu cuma masa lalu, sekarang yang perlu kita rencanakan itu masa depan kita Kia"

Nata terdiam ia tidak tau apa yang akan lakukan kedepannya bersama Arvan, saat ini Nata hanya sedang mengikuti alur yang tuhan takdirkan saja kepadanya seiring dengan berjalannya waktu tanpa ada perencanaan

"Oh ya kenapa sih orang tua kamu selalu jodohin kamu, masa juga sih gak ada yang mau sama kamu secara kan kamu itu pilot, aku yakin pramugari aja pasti kecantol tuh" ucap Nata mengalihkan pembicara, Arvan terkekeh mendengar Nata seolah-olah ia itu cemburu terhadapnya

"Mereka ngira aku gak normal ?" Nata membelalakkan matanya tak percaya

"Kenapa bisa begitu ?, tapi kamu normal kan ?" Arvan tertawa melihat keterkejutan Nata " ihh Arvan aku serius" rengek Nata

"Yang normal mah Kia, mereka mengira begitu karena aku gak pernah kenalin perempuan ataupun cerita tentang masalah percintaan aku ke mereka, apalagi setelah mereka tahu aku gak punya temen perempuan sama sekali, temen aku cowok semua" kini giliran Nata yang tertawa

"Astaga ada-ada aja ya orang tua kamu, eh tapi masa sih cewek gak ada yang mau sama kamu"

"Bukan gak ada tapi emang aku aja orangnya pemilih, mereka juga gak mau deketin ada yang pernah bilang katanya aku ini ganteng tapi dingin terus cuek"

"Sama aku gak ada tuh cuek-cuek nya, dingin-dingin nya"

"Karena kamu pawangnya" ucap Arvan mencubit hidung mancung Nata

Bahagia itulah kata yang mendeskripsikan perasaan Nata saat ini. Tiba-tiba ia teringat cerita Diba yang ditinggalkan calon suaminya, apa Nata patut bersyukur Arvan tidak meninggalkannya, tapi kalau ia mengalami hal yang sama dengan Diba mungkin ia akan senang karena sedari awal Nata tidak pernah menginginkan perjodohan ini terjadi

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang