❣Happy Reading❣
"Assalamualaikum Nat, dimana kamu Nat?"
"Waalaikumsalam, ini aku bentar lagi nyampe Dib"
"Kamu bawa motor?"
"Enggak, aku dianterin suami aku, pulangnya nebeng ya"
"Ok, kalau gitu aku nunggu depan mesjid ya, wassalamu'alaikum"
"Iya, waalaikumsalam"
Setelah menutup telpon dari Diba, Nata melirik Arvan yang sedang menyetir, ia tersenyum bahagia, ia merasa beruntung mempunyai suami seperti Arvan yang sabar menghadapi sikapnya, ia juga merasa bersyukur karena orang tuanya menjodohkannya dengan Arvan, laki-laki baik, sabar, penyayang, bertanggung jawab, dan pekerja keras. Sekarang Nata tahu kenapa dulu orang tuanya kekeh ingin menjodohkannya dengan Arvan
"Kenapa liatin mas kaya gitu?" tanya Arvan merasa diperhatikan. Nata tersenyum lalu memeluk pinggang Arvan, Arvan tersentak dengan gerakan tiba-tiba Nata, Arvan pun tersenyum lalu merangkul bahu Nata dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya tetap memegang stir
"Abisnya mas Arvan tambah ganteng si, jadikan aku gak bisa berhenti liatin mas" Arvan terkekeh mendengar jawaban dari Nata, ia mengelus punggung Nata lalu mencium keningnya
"Istri mas juga makin cantik" ucap Arvan. Senyuman Nata semakin lebar, juga pelukannya semakin erat
Tak lama mereka sampai di tempat tujuan, sebelum keluar dari mobil Nata menyalami Arvan dan Arvan mencium kening Nata
"Mas gak mau turun dulu ketemu Diba, katanya mau kenalan sama temen aku"
"Mas ada urusan, next time ya sayang, salam aja buat temen kamu"
"Hmm... yaudah aku pamit ya mas, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, eh yakin pulangnya gak mau mas jemput?"
"Yakin, aku mau quality time sama Diba"
Nata turun dari mobil, ia melambai-lambaikan tangannya ketika mobil yang dikendarai Arvan menjauh, setelah itu ia berjalan menuju mesjid yang tadi Diba bicarakan, dari kejauhan terlihat Diba melambai-lambaikan tangannya, Nata tersenyum kepada Diba, Nata nampak terlihat anggun dengan gamis berwarna peach dan jilbab yang senada
Setelah kejadian itu, Nata menceritakan semuanya kepada Diba, ia merasa Diba orang yang akan menanggapi ceritanya dengan nasihat-nasihat baik dibandingkan menghujat, mencacinya, dan orang yang tak akan menjauhinya karena ilfiel atas kesalahannya, karena Diba selalu berkata 'semua orang pasti punya kesalahannya masing-masing jadi, wajar jika kamu melakukan suatu kesalahan asal jangan sampai mengulang kesalahan yang sama saja'. Sepanjang cerita Diba hanya bisa menggelengkan kepalanya
Tak hanya itu Nata juga bercerita jika ia ingin berubah jadi lebih baik lagi, ia ingin menjadi istri yang baik untuk Arvan namun, Nata bingung harus memulainya dari mana, ia meminta saran kepada Diba apa yang harus Nata lakukan, sampai akhirnya Diba menyarankan Nata untuk ikut pengajian bersamanya di mesjid yang biasa ia datangi, pengajian itu rutin dilaksanakan seminggu sekali
Nata jadi sering ikut pengajian disana, hingga akhirnya Nata dengan mantap memutuskan untuk memakai jilbab dan menutup auratnya, dan itu semua di dukung penuh oleh Arvan, Arvan sangat antusias ketika mendengar keinginan Nata untuk berjilbab, sampai-sampai Arvan selalu membelikan baju gamis untuk Nata setiap ia pergi ke mall
"Cie-cie yang dianter sama suaminya" goda Diba
"Apaan sih Dib" balas Nata dengan wajah yang bersemu merah
"Aduh jadi pengen punya suami juga"
"Makannya cepetan cari dong calonnya, apa mau aku cariin"
"Hahah aduh jangan deh, belum siap"
"Belum siap apa belum move on?"
"Dua-duanya hehe, susah Nat lupain dia apalagi beberapa waktu yang lalu aku ketemu dia di Bandara"
"Hah serius? Kok kamu gak cerita sih" Diba menganggukan kepalanya
"Ini aku cerita sama kamu"
"Maksud aku kenapa baru cerita sekarang sih"
"Udah lah nanti aja ceritanya, sekarang masuk yuk udah mau mulai pengajiannya" ajak Diba, mereka berjalan memasuki mesjid
"Eh iya Dib, ada salam dari mas Arvan"
"Waalaikumsalam, eh bay the way aku belum pernah liat tampang suami kamu ya"
"Kan belum pernah ketemu Dib, gimana sih kamu"
"Hmm iya juga sih, pilot ya? Aku jadi penasaran"
"Eh iya siapa tau mas Arvan kenal ya sama mantan calon tunangan kamu, siapa tahu mereka satu maskapai, kata kamu dia pilot juga kan? Tinggal disini juga" Diba menganggukan kepalanya
"Siapa namanya? Nanti aku tanyain sama mas Arvan" Diba terdiam, nampak tengah berpikir sejenak
"Namanya Vano, aku kurang tahu nama lengkapnya. Tapi gak usah ditanyain Nat, walaupun nanti ketemu juga mau apa, apalagi akan lebih menyakitkan kalau kak Vano disini ternyata sudah mempunyai perempuan lain, aku belum siap sakit hati, belum siap liat kak Vano tersenyum bahagia bersama perempuan lain"
"Dib, setidaknya kamu bisa minta penjelasan atas hilangnya dia setelah kecelakan itu, siapa tau setelah itu kamu bisa move on, kalau pun dia beneran punya perempuan lain kamu harus ikhlas, berarti dia bukan jodoh kamu" Diba menganggukan kepalanya pelan, benar kata Nata, ia butuh penjelasan darinya, agar Diba bisa move on, agar Diba tidak selalu dibayang-bayangi olehnya
Selesai pengajian, rencana awalnya mereka yang akan berjalan-jalan di mall batal, karena umi Diba menelpon bahwa abi nya tiba-tiba pingsan setelah sholat dzuhur berjamaah di mesjid, dan sekarang abi nya berada di rumah sakit, Diba pun diminta untuk menyusul kesana
---
Begitu sampai apartemen Nata menjatuhkan tubuhnya di sofa, ia menghembuskan nafasnya pelan, tak lama pintu apartemen terbuka Nata meliriknya ternyata itu Arvan
"Loh kok udah pulang sih, katanya mau quality time with your friend"
"Assalamualaikum mas" balas Nata, mengingatkan Arvan yang lupa mengucap salam, Arvan tersenyum
"Assalamualaikum sayang"
"Waalaikumsalam, tadi umi nya Diba telpon Abi nya Diba masuk rumah sakit, batal deh quality time nya" Arvan duduk disebelah Nata, lalu memeluknya
"Hmm... yaudah ganti aja quality time with friend jadi quality time with husband, tapi gak usah kemana-kemana di kamar aja"
Blushhhh....
Wajah Nata merah nerima
"Ih apaan sih mas, eh mas besok kita jenguk abi nya Diba ya di rumah sakit"
"Boleh tapi, sekarang kita quality time dulu berdua" tanpa menunggu jawaban dari Nata, Arvan langsung menggendong Nata menuju kamar. Nata membelalakan matanya karena terkejut, dan seterunya ia hanya biasa pasrah dengan kemauan suaminya
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With My Captain
RomanceArvano Antariksan seorang laki-laki berwajah tampan, bertubuh tegap, dan tinggi yang berprofesi sebagai pilot ini terkesan mempunyai sikap dingin, dan cuek. Arvan selalu dijodohkan oleh sang mamah kepada anak dari teman-temannya, karena ia takut...