Part 24

12.3K 460 0
                                    

Happy Reading

Rima adalah salah satu orang yang tahu masa lalu Arvan ia tahu kisah cinta kelam yang Arvan alami, ia mengenal Arvan sangat baik sikapnya tak sedingin dan secuek sekarang, Rima dan Arvan dulu bersahabat baik Arvan sering cerita tentang orang yang akan dijodohkan dengannya yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya

Sampai suatu kecelakaan menimpa Arvan dan merubahnya menjadi Arvan yang sekarang, Rima tidak tahu pasti penyebabnya karena semenjak setelah kecelakan Arvan menjauh darinya, sampai ia tahu Indra adalah orang yang dekat dengan Arvan

Rima mendekatkan dirinya pada Indra hanya untuk mengetahui info tentang Arvan, ya sampai akhirnya ia jatuh hati kepada Indra begitu pun dengan Indra, mendengar Indra itu seorang playboy sering membuat perempuan baper setelah itu ia tinggalkan tentu saja ia tak ingin menjadi salah satu dari korban Indra

Namun Indra berusaha meyakinkan Rima, ia tak pernah membuat orang baper karena sikapnya ia hanya becanda orangnya saja yang menganggapnya berlebihan, sampai akhirnya Rima percaya dan akhirnya mereka menjalin hubungan diam-diam

Kebetulan hari ini Rima dan Indra libur bersamaan, rencananya mereka akan makan siang bersama dan pergi menonton. Rima memakai sepatu setelah itu ia berdiri melihat pantulan dirinya di cermin "Perfect" gumamnya, tak lama terdengar suara klakson mobil dari luar rumah Rima

Rima segera keluar dan masuk kedalam mobil Indra, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah restoran seafood disana Rima bercerita tentang Arvan yang ternyata sudah menikah, mendengar itu Indra tersedak

"Jadi Arvan sudah mulai memberi tahu soal pernikahannya"

"Kamu tahu ?" Indra menganggukan kepalanya

"Kenapa kamu gak cerita ke aku ?" tanya Rima kembali

"Kamu tau sendiri akhir-akhir ini aku sibuk"

"Tapi aku seneng liat Arvan bahagia bersama istrinya, melihat ia tersenyum lebar, aku seolah melihat Arvan yang dulu telah kembali"

Selesai makan mereka pergi menonton

🌸🌸🌸

Sementara itu Nata menghela nafasnya berat, ia baru saja keluar setelah selesai kelas, Usai liburan jadwal Nata setiap hari makin padat begitu pun dengan Arvan jadwal penerbangannya juga padat kadang ia harus terbang ke beberapa negara diluar benua Asia

"Nat aku beli minum dulu ya, haus" ucap Diba

"Sekalian ya aku nitip manggo smoothies, aku tungguin di taman tempat biasa" balas Nata, Diba mengacungkan jempolnya dan berjalan menuju kantin sementara Nata pergi menuju taman

Dijalan tak sengaja Nata berpapasan dengan Arga

"Hay Nat, em.. apa kabar ?" sapa Arga

"Baik kok ga but I'm dizzy, tugas kampus makin numpuk aja"

"Cheer up, balik dari liburan harusnya lebih semangat dong"

"Eh iya hampir lupa, thanks ya buat makanan sama bunga yang kamu kirim"

"Sama-sama, kamu suka"

"I like it" jawab Nata, Arga tersenyum mendengar jawaban Nata

Diba yang baru saja dari kantin berjalan menuju taman menyusul Nata, dari kejauhan ia melihat Nata yang sedang mengobrol begitu senang, senyum Nata tak luntur sepanjang mereka mengobrol

"Nataa.." teriak Diba berjalan menghampiri Nata dengan membawa 2 minuman di tangannya

"Katanya mau ke taman kok macet disini" sambung Diba

"Iya Dib, gak sengaja papasan sama Arga kita dulu satu SMA, oh ya ga kenalin ini Diba temen seperjuangan aku sekarang" ucap Nata, Arga mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya

"Diba" balas Diba menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan menyugihkan senyum manisnya, Arga yang mengerti pun menarik tangannya, membalas senyumannya

"Yaudah ga, aku duluan ya mau ke taman ngerjain tugas sama Diba" pamit Nata, Arga menganggukan kepalanya

"Assalamualaikum" ucap Diba

"Waalaikumsalam" balas Arga, mereka pun pergi menuju taman untuk mengerjakan tugas bersama

Sesampainya di taman Diba dan Nata mengeluarkan MacBook nya masing-masing dan mulai mengerjakan tugas, mereka saling membantu satu sama lain, saling bertukar pikiran, memberikan saran, sambil sesekali mereka becanda agar tidak stres karena terlalu fokus

"Btw Nat, entah ini cuma perasaan aku atau apa tapi aku lihat ada sesuatu antara kamu sama Arga ?" tanya Diba tiba-tiba

"Uhuk... uhuk..." Nata tersedak mendapatkan pertanyaan dari Diba

"Kalau begini sih, itu artinya bener ya kamu sama Arga ada apa-apa, astaghfirullahalazim Nat sadar kamu itu udah punya suami dan ka-"

"Diba dengerin aku dulu, aku belum jawab apa-apa kamu udah mau ceramahin aku aja" ujar Nata memotong ucapan Diba

"Oke aku ngaku, aku emang suka sama Arga tapi aku gak punya hubungan apapun sama Arga, udah 3 tahun aku suka sama dia tapi kayaknya cinta aku bertepuk sebelah tangan deh" sambung Nata

"Oh gitu, tapi kayaknya Arga juga suka sama kamu, dia kelihatan happy gitu ngobrol sama kamu" sahut Diba

Nata berpikir sejenak, ada benernya juga apa yang dikatakan Diba gak mungkin Arga mau repot-repot ngirim makanan sama bunga kepada Nata kalau dia gak punya perasaan sama Nata, kalau pun Arga begitu karena Nata temannya gak mungkin juga Arga seperhatian itu kepadanya, tapi kalaupun iya kenapa Arga gak pernah ngomong sama Nata

Ah Nata juga baru inget bukannya Arga waktu itu bilang dia mau mengatakan sesuatu, apa mungkin dia mau menyatakan perasaannya. "Apa iya Arga juga suka sama aku ?, ah.. kenapa gue jadi berharap gini sih" batin Nata

"Nat.. Nata... yuhuu Nataya Kiarani" panggil Diba menyadarkan Nata dari lamunannya

"Eh iya... ya.. kenapa Dib ?"

"Ta kamu gak berpikir untuk men-" ini kedua kalinya Nata memotong ucapan Diba

"Udah gak usah dibahas ya, lagian kalaupun apa yang kamu katakan itu benar aku gak bisa apa-apa, seseorang udah ngiket aku" ucap Nata sendu

"Maafin aku ya Nat, aku gak bermaksud buat kamu galau kaya gini"

"Gak papa Dib, yaudah kita lanjutin tugasnya biar cepet selesai dan setelah itu bisa santai-santai manjah"

Diba bersyukur mempunyai teman seperti Nata, dia baik, gak mudah tersinggung, gak baperan, asik kalau diajak ngobrol, senang rasanya bisa mengenal Nata

Begitupun dengan Nata ia senang mempunyai teman seperti Diba, darinya Nata belajar banyak hal tentang ilmu agama yang belum ia ketahui, bahkan Nata sudah punya keinginan untuk menutup auratnya sama seperti Diba, tapi ia masih belum terlalu yakin

Fly With My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang