☘Happy Reading☘
Pagi buta sekali Nata dan Arvan sudah cek out dari hotel, mereka berencana untuk melihat sunrise di pantai Parangtritis sebelum sore harinya mereka kembali ke Jakarta menggunakan pesawat agar lebih cepat sampai dan Arvan bisa beristirahat lebih lama sebelum esok harinya Arvan kembali bertugas
Arvan dan Nata sampai di pantai Parangtritis tepat sekali saat matahari akan terbit, matahari mulai menampakan dirinya membuat langit berubah menjadi rona merah suguh cantik, mereka menikmatinya angin pantai menerpa mereka terasa dingin membuat Nata mengeratkan pelukannya di lengan Arvan
Selesai melihat sunrise Nata dan Arvan pergi mencari sarapan, mereka pergi ke pantai parangtritis memang hanya untuk melihat sunrise, karena jam terbang mereka masih nanti sore setelah sarapan mereka pergi ke jalan-jalan ke museum dirgantara mandala yang jaraknya lumayan dekat dengan bandara Adisutjipto
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 04.00, setelah puas melihat beberapa koleksi pesawat dengan berbagai jenis di museum dirgantara, Arvan dan Nata pun pergi menuju bandara karena 1 jam lagi pesawat yang akan mereka naiki take off
Sampai di bandara Nata duduk menunggu Arvan yang sedang mengembalikan dan membayar mobil sewaannya dengan seorang laki-laki yang mengenakan meja berwarna merah marun dan celana bahan kain hitam panjang, layaknya seorang pegawai kantoran
Mata Nata terus memandang Arvan yang masih berbincang-bincang, sepertinya mereka sudah saling mengenal kelihatan begitu akrab
Ah harus Nata akui Arvan memang memiliki wajah yang tampan, terlihat keren dan cool dengan tubuh atletis nya, sepertinya ia memang sering berolahraga terbukti dengan adanya kotak-kotak dibagian perut Arvan, Nata tahu saat ia mengelap badan Arvan waktu sakit
Selesai Arvan berbincang-bincang ia menghampiri Nata, dan mengajaknya untuk segera naik pesawat
"Kok kamu kayaknya akrab banget sama yang punya mobil itu ?"
"Temen aku" jawab Arvan singkat
Saat mereka masuk ke pesawat tak banyak pramugari atau pramugara yang menyapa Arvan, karena mereka memang menaiki pesawat dengan maskapai dimana Arvan biasa bekerja
"Selamat sore capt Arvan, abis liburan ya sama adiknya ya?" tanya pramugari bernamtag Celia
Arvan tersenyum, ia memang mengenal Celia beberapa kali Arvan melakukan penerbangan bersama Celia. Sementara Nata membelalakkan matanya memandang Celia sedikit tak suka sepertinya ia mengagumi suaminya, Apa adek? ya emang sih umur gak bisa dibohongi-pikir Nata
"Selamat sore juga Celia, ah saya anak semata wayang jadi dia bukan adik saya tapi istri saya" jawab Arvan
Celia terkejut mendengar fakta yang keluar dari mulut Arvan sendiri, Nata juga ikut terkejut bukan kah mereka sudah sepakat untuk merahasiakan ini. Arvan kembali tersenyum melihat ekspresi keterkejutan Celia
Sebenarnya Celia sempat heran saat melihat Arvan bersama Nata bukannya bersama perempuan yang tempo hari ia lihat di bandara yang ia duga itu pacar Arvan, makannya ia mengira Nata ini adalah adik Arvan
"Akadnya emang diselenggarakan secara tertutup, tapi nanti saat resepsi saya pasti undang kamu" ucap Arvan santai
Sebenarnya sedari tadi Nata ingin protes namun masih ia tahan, dan tanpa sadar ucapan Arvan tadi menorehkan luka dihati Celia, yang berarti dugaannya tentang pacar Arvan itu salah, karena ternyata faktanya lebih menyakitkan dari dugaannya
"Oh iya sayang kenalin ini Celia" ucap Arvan kepada Nata, Nata menginjak kaki Arvan ia tersenyum kepada Celia dan mengulurkan tangannya
"Saya Nataya, istrinya mas Arvan" Arvan yang sedang menahan rasa sakit di kakinya tiba-tiba tersenyum sumringah mendengar Nata memanggilnya dengan embel-embel kata mas
"Saya Celia, salam kenal senang saya bisa mengenal istri dari captain Arvan" Celia membalas uluran tangan Nata
Setelah itu Celia pamit kepada Arvan dan Nata, ia hendak pergi ke Crew Rest Compartments (CRCs) tempat rahasia pramugari untuk istirahat, Celia ingin menenangkan dirinya sejenak disana, saat ia akan kesana Celia berpapasan dengan Rima
"Cel kamu kenapa ?" ucap Rima menghentikan langkah Celia
Celia langsung memeluk Rima dan mengeluarkan air matanya yang sedari tadi ia tahan
"Mbak, ternyata perempuan yang bersama capt Arvan itu istrinya" Rima terkejut mendengar kabar itu, kapan capt Arvan menikah-pikir Rima
Ternyata Arvan ini diam-diam menghanyutkan tak ada kabar punya pacar atau dekat dengan wanita manapun tiba-tiba sudah menikah saja, ia memang terlalu hebat untuk menyembunyikan tentang kehidupan pribadinya kepada publik
Arvan meringis memegang kakinya yang tadi Nata injak, setelah itu terdengar suara pramugari meminta agar semua penumpang duduk di kursinya dan menganggukan sabuk pengaman, karena pesawat akan segera take off
"Astaga sakit tau Kia, kalau bengkak gimana" ucap Arvan
"Rasain, suruh siapa tadi kamu bilang gitu kita kan udah sep-" Arvan yang mengerti apa yang akan Nata bicarakan langsung membungkam mulut Nata dengan jari telunjuknya
"Kia sayang bukannya kamu udah janji selama kamu bersama aku, kamu akan jadi Kia istri dari Arvano Antariksan, bukan Nata yang menyembunyikan pernikahannya" jelas Arvan mengingatkan kembali Nata
"Tap-" lagi-lagi ucapan Nata, Arvan potong
"Aku bukan kamu yang mau menyembunyikan pernikahan ini, setidaknya biarkan semua rekan kerja aku tahu dan aku jamin teman kamu gak akan ada yang tahu satupun"
Nata menghembuskan nafasnya ia memilih untuk tidak protes kembali dan menurut saja, selama apa yang dikatakan Arvan itu benar
"Oke, btw ternyata kamu itu cukup famaous ya dikalangan pramugari disini" kini Nata mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin suasananya menjadi canggung
"Cemburu ya ?"
"En-enggak lah"
"Cemburu juga gak papa, wajar kamu kan istri aku"
"Tapi kayanya perempuan tadi suka deh sama kamu ?" Arvan menatap Nata dengan menaikan sebelah alisnya
"Tuh kan cemburu" ucap Arvan mencubit hidung mancung Nata
"Ihhh... Arvan aku serius" rengek Nata, Arvan tertawa ia kembali mencubit Nata namun kali ini cuitannya mendarat di pipi, Nata membelalakkan matanya semakin kesal sebelum Nata akan protes Arvan terlebih dahulu merangkul Nata mengarahkan kepalanya untuk bersandar pada Arvan
"Aku gak peduli dia mau suka sama aku atau enggak, tapi sekarang ia sudah tau kan kalau aku ini sudah punya istri, aku sudah sah menjadi hak milik Nataya Kiarani" ucap Arvan mencium kening Nata
Blussshh...
Semburat warna merah jambu terukir di wajah Nata, jantungnya bergetar hebat saat Arvan mengucapkan kalimat terakhirnya
"Ihh Arvan bisa gak sih gak usah cium-cium ini tuh tempat umum malu tau" ucap Nata
"Aku lebih suka kamu panggil aku mas, mas Arvan seperti tadi kamu bicara didepan Celia"
"Eng-" ucapan Nata disela oleh Arvan
"Gak ada penolakan Kia, kamu tahu kan aku akan apa kalau kamu nolak"
"Ya.. ya... kalau begitu aku gak mau bayarin uang kuliah kamu Kia" ucap Nata seolah menirukan suara Arvan
"Good girl" balas Arvan tersenyum, sementara Nata mendengus "Biasanya ngancem terus" ucap Nata pelan
"Aku denger sayang" kata Arvan
"Ya bagus berarti kamu gak tuli" balas Nata
Tanpa mereka sadari sedari tadi Rima sedang memperhatikannya, sepertinya benar apa yang dikatakan Celia bahwa capt Arvan sudah menikah kasihan juga Celia-pikir Rima "Ah tapi aku juga ikut senang melihat capt Arvan terlihat begitu bahagia bersama istrinya, melihatnya bisa tersenyum lebar begitu, sepertinya aku harus memberi tahu co-pilot Indra" batin Rima
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With My Captain
RomanceArvano Antariksan seorang laki-laki berwajah tampan, bertubuh tegap, dan tinggi yang berprofesi sebagai pilot ini terkesan mempunyai sikap dingin, dan cuek. Arvan selalu dijodohkan oleh sang mamah kepada anak dari teman-temannya, karena ia takut...