"Sora-nii seragam sekolahku kok gak ada?" Soraru mendengus sebal. Sudah keberapa kalinya adik bungsunya itu bertanya sambil berteriak padanya dipagi yang cerah ini. Apa adiknya itu tidak bisa satu kali saja untuk tidak menyusahkannya.
"SORA-NII...!!" Soraru menutup kupingnya mendengar suara teriakan adiknya yang berasal dari lantai atas. Secempreng apa sih suara adiknya sampai ia yang berada dilantai satu masih bisa mendengar suara toa adiknya itu.
"Mafumafu omae urusai na. Coba cari dilemari ada gak?!" Soraru kembali melanjutkan aktifitasnya yaitu menyetrika seragam sekolah miliknya.
Soraru dapat mendengar suara berisik dari atas, mungkin Mafu sedang mencari seragam sekolahnya.
"Yatta, akhirnya ketemu juga..." Soraru menghela nafasnya lega saat memdengar suara Mafu dari atas. Mungkin nanti ia harus menyuruh kembarannya Mafu membereskan kekacaan saudaranya itu.
"Sora-nii, kotak bento punyanya Mafu kok gak ada?"
Ahh... apalagi ini? Soraru kira hanya Mafu yang bisa merusak mood paginya. Ternyata adik yang satunya juga bisa membuatnya merasa kesal. Mereka berdua memang benar-benar kembar, walaupun wajah mereka jelas-jelas berbeda. Tak ada kemiripan sama sekali.
Soraru menghentikan aktifitas menyetrikanya, "gomen..." Ucapan itu keluar saat melihat wajah polos dan tak berdosa adik pertamanya yang merupakan saudara kembar Mafu yang bagai malaikat itu berjalan menghampirinya.
Sang adik mengeryitkan alisnya bingung, kenapa kakaknya malah minta maaf.
Soraru yang melihat ekspresi kebingungan adiknya segera buka suara, "udah cari di tempat piring kotor? mungkin Mafu gak sengaja masukin kesana."
"Matta?!" Adiknya itu berbalik pergi dengan wajah kesalnya.
Soraru bisa mengerti dengan perasaan adiknya terhadap kelakuan Mafu. Ia juga merasakan hal yang sama.
"Nee, Amatsuki..." yang dipanggil menoleh, "bisa tolong kamu bereskan kekacauan diatas."
"A~ah matta ka?!" Amatsuki pergi menuju kearah dapur kembali.
Soraru sangat bersyukur karena masih ada Amatsuki yang menjadi teman seperjuangannya dalam menghadapi kelakuan Mafu. Ia sampai saat inipun masih tidak percaya bahwa Amatsuki dan Mafu itu kembar, apalagi ditambah fakta bahwa mereka berdua itu adalah adiknya. Amatsuki sih masih bisa ia terima, tapi kalau Mafu? kayanya gak deh. Mukanya sih kaya malaikat tapi kelakuan udah kaya iblis.
Soraru masih ingat saat dimana ia sangat marah dengan kelakuan Mafu yang menurutnya sudah keterlaluan. Waktu itu karena Mafu memaksa ingin pergi ke festival kembang api. Maka Soraru memutuskan untuk mengajak mereka berdua pergi kesana. Saat kejadian itu terjadi dirinya masihlah seorang bocah SD kelas empat dan kedua adiknya masihlah bocah SD kelas tiga.
Mafu yang masih SD itu dengan teganya meninggalkan Amatsuki yang polos nan lugu sendirian disana. Awalnya Soraru mengira bahwa Mafu sedang mengantar Amatsuki ke toilet dan kemudian meninggalkannya disana. Tapi dugaannya ternyata... salah.
"Mafu... Amatsuki wa doko?" tanya Soraru ketika melihat Mafu berjalan sendirian. Bukankah tadi mereka bersama. Ia jadi sedikit khawatir dengan adik pertamanya itu.
"Saa mungkin masih di toilet. Nee Sora-nii daripada itu... Aku lapar. Ayo kita cari makan." Mafu dengan antusias menarik tangan Soraru, namun gerakannya terhenti saat Soraru sama sekali tidak bergerak.
"Mana yang lebih penting makanan atau Amatsuki?" tanya Soraru nada bicaranya terdengar serius.
Pada awalnya Mafu sedikit takut dengan ucapan yang dikatakan kakaknya itu. Namun ia yakin bahwa Soraru tidak akan pernah bisa benar-benar marah padanya. Dari dulu juga begitu. Karena Soraru sangat menyayangi adik-adiknya, terutama dirinya.
"Makanan. Lagian Ama-chan, kan bukan anak kecil lagi. Dia pasti bisa nemuin kita. Kaya aku." Ucap Mafu sedikit bercanda.
"Kalian berdua itu beda. Sekarang kita cari Amatsuki sama-sama. Sampai dia ditemukan, gak ada yang namanya pergi makan apalagi pulang."
Baru kali ini Mafu merasa diabaikan, biasanya Soraru akan lebih memilih memenuhi permintaan darinya daripada saudara kembarnya itu. Kakaknya itu selalu memprioritaskan dirinya. Tapi lihat sekarang...
Wajah Mafu menunjukan sedikit ketidaksukaan, "ok terserah."
Mereka berdua kemudian mencari Amatsuki ditempat terakhir Amatsuki berada yaitu toilet. Namun hasilnya nihil. Amatsuki tak ada disana.
"Apa benar kamu meninggalkannya di toilet?"
"Iie, aku, kan gak pernah bilang begitu."
"Terus kamu tinggalin dia dimana?"
Mafu membawa Soraru ketempat terakhir ia berpisah dengan Amatsuki. "Disini."
"Kenapa kamu meninggalkannya?"
"Datte aku kesel sama dia, karena Ama-chan gak mau beliin aku mainan itu," tangannya menunjuk kesebuah stand yang menjual banyak mainan. "Yaudah aku pura-pura mau ke toilet, terus aku tinggalin deh."
Satu pukulan berhasil mendarat di kepala bocah albino itu. Soraru sudah sangat marah sekarang, bisa-bisanya Mafu meninggalkan Amatsuki hanya karena masalah sepele seperti itu.
"Mafu omae... argh! Kalau sampe Amachan kenapa-kenapa. Mafu uang jajan kamu kakak potong."
"Eh..?!"
Dengan sedikit perasaan terpaksa Mafu kembali mencari saudara kembarnya itu. Mereka berdua terus mencari hampir kurang lebih tiga jam lamanya. Tapi masih tak ada hasil. Semua tempat telah mereka kunjungi. Sebenarnya ada dimana bocah bintang itu berada? Dia baik-baik saja kan? Dia tidak dibawa oleh orang aneh kan? Jika sampai kedua orang tuanya tahu Amatsuki hilang. pasti mereka berdua akan sangat sedih dan khawatir.
"Anu.. apa benar kamu kakaknya anak ini?" Soraru menoleh saat sebuah tangan menyentuh pundaknya. Otaknya masih memproses tentang apa yang ia lihat sekarang. Didepannya terdapat anak perempuan yang seumuran dengannya dan yang membuatnya terkejut adalah anak yang ada dibelakang perempuan itu. Dia adalah adiknya, Amatsuki.
"Ama-kun kamu baik-baik saja?" Soraru mencoba mendekati bocah bintang itu yang sedaritadi menundukan wajahnya dan tangannya memegang ujung baju perempuan itu.
"Sora-nii apa bener Sora-nii gak sayang sama aku?" tanya bocah bintang itu dengan nada yang terkesan lucu.
"Siapa yang bilang?"
"Mafumafu."
Soraru memang sudah dapat menebaknya. Semuanya adalah ulah Mafu. Bocah albino itu memang harus diberi hukuman, supaya ia dapat menyesali apa yang telah diperbuatnya.
Setelah Soraru mengucapkan terima kasih pada anak perempuan yang telah menolong dan menjaga adiknya itu. Soraru dan kedua adiknya memutuskan untuk pulang ke rumah.
Dan setelah kejadian itu, Soraru menghukum Mafu dengan memotong uang jajan bocah albino itu dan selama seminggu Mafu tidak diperbolehkan keluar rumah, kecuali sekolah. Dan selama tiga hari itu pula Soraru mengabaikannya.
Memang semenjak kejadian itu Amatsuki menjadi laki-laki yang lebih kuat dan tidak mudah menangis seperti dulu. Soraru senang dengan perubahan baik yang terjadi pada Amatsuki. Namun ada juga yang tidak berubah sejak hari itu yaitu kelakuannya Mafu, masih tetap sama. Tidak ada yang berubah dari Mafu. Hal itu membuat Soraru putus asa.
"Sora-nii puding yang ada di kulkas udah aku makan semuanya. Tolong beliin lagi ya, yang banyak."
Tuhkan, baru aja diomongin, udah bikin masalah aja. Puding itukan stok buat seminggu.
Kami-sama...
♠♠♠
Bersambung/end?
Gimana ceritanya? Pasti anehkan?
Saya tiba-tiba aja kebayang gimana kalau mereka bertiga itu jadi kakak/adik dan terlahirlah ide cerita ini (✽ ゚д゚ ✽)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
Short StoryAku hanya ingin membagikan kisah ini pada kalian. Kisah cerita yang mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan kisah cerita yang lainnya.