ENAM• bola basket

875 261 59
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

"bokok-nya gue gak suka liat lo bicara sama Kaka gue apa lagi sampai pacaran, amit-amit cabang bayi," ujer Marsel dengan nada suara tinggi, Sella yang mendengarnya dibuat merinding di tempat.

Sella berdecak kesal "Emang lo itu siapa?!! kenapa lo jadi sok akrab sama gue sih.."

"Benar gue bukan siapa-siapa di hidup lo, juga benar kita tidak akrab. Tapi yang lo peluk itu kakak gue, wajar kan? gue nanya." Ucap Marsel semakin keras tak ketinggalan tatapan penuh jijik ia tujukan kearah Sella, membuat Sella merasa semakin kesal.

"Ya!! wajar, sangat wajar. tapi lo itu harusnya tanya kakak lo, bukan gue. Gue bingung otak lo itu lo jual di pasar mana sih sampai gak tersisa begitu." Sella tak mau kalah dia ikut bicara dengan nada tinggi.

Marsel memajukan langkahnya pada Sella, membuat wajahnya dan wajah Sella berjarak cukup dekat. Sella tak gentar walaupun di tatap Marsel dengan tatapan mematikan, justru sebaliknya ia malahan ingin mencongkel biji mata tu cowok.

Marsel menggelengkan kepalan dia tersadar, untuk apa coba dia buang waktu untuk ngurusin gadis pelit ngomong bernama Sella ini, dan lagi kenapa juga dia harus marah?! huh.. buang energi...

Marsel tersenyum beberapa detik, dia pun berjalan mundur dengan terus memandang Sella, dan dengan cepatnya cowok itu menghilang dari pelupuk mata Sella, entah ke arah bumi bagian mana dia pergi.

"Dasar sinting tuh cowok." Sella hanya bisa mengelus-elus dadanya, ada apa coba sama tu laki? Aneh banget.

Hanya satu yang bisa memperbaiki mood Sella, permen karet yang saat ini berada di sakunya, dia pun mengambil sebungkus permen karet di saku terdalamnya.

Sebelum memakan permen karet tersebut Sella terlebih dulu toleh kiri, kanan, depan, belakang, bahkan berputar berkali kali, dia memastikan Marsel tak akan mengejutkannya lagi, ya kali di terkejut untuk ke 2 dengan orang yang sama.

Bismillah... Sella perlahan membuka bungkus permen karet, air liurnya pun serasa ingin menetes dibuatnya, tak sabar rasanya ia untuk langsung memakannya.

Brakk...
bola basket yang datang tiba-tiba dan tepat mendarat di pengelangan tangan sella.

Garis vertikal muncul diantara alis dan kelopak mata Sella, gadis itu serasa mendidih, amarahnya kian memanas bagaimana coba? dia bisa sabar setelah tangannya terkena hantaman bola basket. dan lagi gara-gara bola sialan itu permen karet yang suci jadi jatuh ke ubin putih sekolah yang berdebu.

Sella mulai menajamkan mata, dia mencari siapa pelaku kejahatan yang berani melempar bola basket, dan dia yakin semua ini pasti memang di sengaja.

Dengan amarah yang kian mendidih akan rasa tak terima satu permen karet 100% halal nya terbuang begitu saja, membuat Sella tak bisa tinggal diam dia bersumpah akan membalas seribu kali lipat, jika dia gagal maka namanya bukan Sella Syahila.

Marsella (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang