-
-
-Malam terasa sangat indah dengan beribu bintang menghiasi langit membuat Marsel hanyut dengan kenyamanan yang diberikan Tuhan. Pria itu duduk santai sendirian di balkon rumahnya yang menghadap langsung ke taman rumah yang cantik nan indah, pria dengan piyama hitam putih itu menikmati secangkir kopi hitam di tangannya.
Melihat bulan tengah melengkung dengan indahnya Marsel jadi teringat Sella, tepatnya mengingat momen saat gadis itu sedang memijat lembut kepalanya bersamaan dengan wajahnya yang terlihat begitu cantik dari jarak amat dekat. Mengingat itu membuat Marsel mulai senyum-senyum sendiri, dah gesrek mungkin.
Bibib..
Ponsel berlogo apel di gigit itu terus bergetar di atas meja, memberikan sinyal pada tuannya ada sebuah panggilan telepon dari seberang sana. Marsel segera mengangkat benda persegi tersebut dan meletakan telepon itu di telinganya, tak lupa Marsel juga memikirkan Sella di tengah-tengah kesibukan teleponnya. mungkin kalau di bedah tu pala cowok pak boy bakal penuh dengan nama Sella.
"Hallo Sella.." sahut Marsel
Refleks terucap di telpon dengan nada lembut pula."Woii!! Ada apa nih.. gue bukan Sella, gue Rama, Rama teman Lo yang telepon." Jawab Rama di sebrang sana.
"Lo ganggu gue aja!!!"
"Coba deh Lo buka Twitter terus liat yang lagi trending." Suruh Rama.
Marsel memutuskan teleponnya dan langsung membuka room Twitternya. Marsel melotot kaget melihat hestek di twitter.
"Apaan nihh... Goblok banget! Gue gak terima!!" Teriak keras Marsel, serta-merta melemparkan cangkir kaca yang berisi kopi ke ubin keramik lantai yang bersih, membuat kaca pecah berkeping-keping.
Marsel langsung berteriak memangil pak Rudy, pria berusia 40 tahunan yang sudah diutus ayahnya untuk menjaga dan melindungi Marsel selama di Indonesia.
"Ada apa mas Marsel??" Tanya pak Rudy yang memakai batik coklat tua, menghadap ke pada Marsel.
"Saya mau kamu hapus semua berita tentang saya dan Sella yang ada di twitter. Saya beri waktu setengah jam kalau belum beres kamu akan tau akibatnya." Perintah Marsel ke Rudy dengan tatapan mematikan sembari menyenderkan tubuhnya ke pagar balkon.
"Baa..ik Mas Marsel." Sahut Rudy, kemudian pergi meninggalkan Marsel.
Marsel kembali ingat ia memiliki nomor Sella, pria itu mulai senyum-senyum sendiri dibuatnya. Marsel mencoba memberanikan diri menelepon nomor yang diberikan Sella dengan Jantungnya yang berdebar-debar kencang sambil terus tersipu malu.
Jantung Marsel makin berdebar kencang saat teleponnya mulai tersambung.
"Hallo!!" Suara lembut seorang wanita terdengar jelas ditelpon.
"Sella, ini gue Marsel..." Kata Marsel menggigit bibir bawahnya.
"Maaf Marsel siapa ya??" Tanya wanita itu dengan nada terdengar bingung ditelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsella (1)
Dla nastolatkówMarsel dan sella_ (completed) ♥ TAHAP REVISI♥ Dalam kisah cinta yang penuh dengan misteri dan emosi, Marsel, seorang pria kaya, tampan, dan pintar, bertemu dengan Sella, seorang gadis dingin yang menyimpan banyak misteri dalam dirinya. Marsel, tanp...