-
-
-Chris yang tak terima cepat mengangkat kepalan tangannya dan langsung di arahkan menuju Marsel, Sella yang berdiri beberapa cm di belakang Marsel cepat maju dan menerima tamparan keras yang melayang.
Tamparan itu cukup keras membuat Sella terpental ke lantai dan dahinya memerah kena benturan meja, bukan Sella namanya bila merasa kesakitan, jika gadis lain mungkin akan pingsan mendapatkan tamparan plus terbentur meja itu, namun Sella hanya diam dan perlahan bangkit.
Marsel cepat membantu Sella berdiri, Chris juga khawatir akan keadaan Sella dengan spontanitas dia mendekatkan diri kearah Sella namun niat baiknya di tolak mentah-mentah Marsel dengan dorongan keras di dadanya.
"Aku gak apa-apa," pertegas Sella, dia berbohong tak ingin menambah pertikaian, mana mungkin bisa baik-baik saja dengan darah yang terus mengalir keluar dari mulut.
Marsel mencoba menahan diri demi Sella, dia tak ingin mengacaukan acara hari ini dengan pelan Marsel berbisik di telinga Chris, "gue muak melihat tampang kalian para kaum munafik, jika kalian sadar diri enyahlah dari sini."
Chris makin menjadi marahnya, dia coba berpikir dengan kepala dingin, ia tak ingin salah dalam mengambil langkah jadi dia memutuskan untuk pergi dari acara, meningalkan Alvin dan anak buahnya.
Entahlah kenapa Marsel ikut marah dengan Chris kakanya tersebut, menurutnya saat ini siapapun yang ada di sekitar Alvin maka akan menjadi musuhnya tak terkecuali kakanya sendiri.
"Papa sedikitpun tak berniat buruk dengan datang kemari," jelas Alvin dengan ekspresi wajah kalem bagaikan orang paling baik sedunia.
Sella tak bisa melihat orang lain bersedih, apalagi Alvin yang sudah ia anggap ayahnya memasang mimik wajah sedih dan terluka seperti itu.
"Papa maafkan Marsel bertingkah kurang baik," kata Sella membungkuk hormat.
Marsel cepat menegakkan tubuh Sella agar tidak menunduk kepada Alvin, dengan ekspresi datar Marsel berucap, "Sella kamu gak tahu apa-apa, maaf, bagi para tamu-tamu yang udah kami undang, pesta kali ini cukup sampai disini."
Marsel cepat menarik lengan Sella meningalkan keramaian dengan amarah yang sudah memuncak.
Sella tak bisa berkutik apa-apa cengkeraman tangan Marsel membuatnya kesakitan dan sulit melepaskan diri.
"Terus kita gimana??" bisik Adam ke Rama menyaksikan dari ujung aula.
"Yaudah kita kembali ke kamar hotel kita saja," sahut Nadia mengajak pergi sekaligus kedua anak Marsel dan Sella.
Alvin terus memasang wajah sedih, membuat orang berasumsi Marsel anak berandalan dan durhaka yang tak tahu diri dengan orang tua. Alvin menyeringai beberapa detik memandangi punggung Marsel dan Sella yang makin menjauh.
---
Di lorong hotel yang memanjang dan sepi Sella berhenti dari jalannya bersamaan berkata "Marsel hentikan aku kesakitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsella (1)
Ficção AdolescenteMarsel dan sella_ (completed) ♥ TAHAP REVISI♥ Dalam kisah cinta yang penuh dengan misteri dan emosi, Marsel, seorang pria kaya, tampan, dan pintar, bertemu dengan Sella, seorang gadis dingin yang menyimpan banyak misteri dalam dirinya. Marsel, tanp...