DUA ENAM• kenyataan sangat pahit

367 65 9
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Sella, Kayla, Dinda dan Liana makan siang bareng di tempat yang sudah di siapkan pihak penyelenggara, tempat itu cukup ramai dengan penuhnya para peserta yang lain, mereka berempat termasuk orang-orang  beruntung bisa mendapatkan tempat untuk makan di tengah banyaknya orang yang mengantri.

"Akhirnya kita selesai juga babak pertama yang panjang ini." Keluh Kayla menyenderkan tubuhnya sembari mengadahkan wajahnya ke atas.

"Kayla Lo udah stress deh kayanya." Canda Dinda sembari meminum kopi capuccino-nya.

"Sella Lo itu kenapa cantik banget sih?? walaupun rambut Lo di gulung begitu, Lo tetap memancarkan aura ke cantikkan Lo." Kata Liana gemes, sembari memandangi rambut Sella yang menggulung dengan tusukan pensil.

Sella langsung meraba-raba kepalanya, Sella diam-diam mulai tersenyum walaupun hanya beberapa saat, gadis itu seketika mengingat kembali bagaimana Marsel memperhatikan dirinya dan menggulung lembut rambutnya yang terurai.

Dinda yang usil menarik kencang pensil dari kepala Sella membuat Sella kembali ke realita dan cepat Sella memutarkan pandangannya menatap Dinda.

"Lo cantik dengan rambut terurai." Kata Dinda seraya memberikan pensil itu ke pada Sella.

Sella mengambil pensil dengan senyuman lebar di wajahnya, gadis itu membuka mulutnya ingin mengeluarkan kata tapi ia terhenti di karenakan 3 cowok menghampiri meja Sella dan kawan-kawan.

"Boleh kami ikut gabung??" Tanya salah seorang cowok asing itu, cowok bule dengan mata biru.

"Wahh.... Baiklah." Sahut cepat Kayla sumringah, seraya mempersilahkan para cowok bule itu untuk duduk di sofa panjang yang kosong di depannya dan Sella.

Cowok-cowok itu langsung duduk dengan sopan nya. Cowok-cowok itu sepertinya berasal dari Inggris sebagaimana yang tertera di kartu identitas mereka.

20 menit sudah berlalu dengan keheningan di putaran meja mereka. Sampai lah ketika seorang cowok berambut coklat mulai berkata. "Maaf agak sedikit lancang apa Lo itu Sella Syahila, Or a girl who likes to be called sesel."

Sella sontak memutar kepalanya menatap bingung ke pada cowok di depannya itu. Dengan lantang Sella bertanya, "How do you know??"

Cowok itu seketika tersenyum sumringah sorot matanya juga memancarkan kebahagiaan, cowok itu kemudian berkata, "Gue, Martin cowok blasteran Inggris dan Prancis, si gemuk dulu, cowok yang suka Lo tabok di pipi."

Sella mencoba mengingat cowok di depannya itu, dari atas kebawah Sella memandangi lekat pada Martin, si cowok tampan dengan senyum manis. Sella pun kembali bertanya. "Ee... Gue lupa, bisa terangkan lebih jelas??"

Martin Seketika menunjukkan foto di ponselnya, Sella langsung terbelalak kaget melihat foto itu, simpulan senyum Ter gambar di wajahnya, Sella langsung ingat cowok yang ada di depannya sekarang ini merupakan sahabat baiknya di masa kecil.

Marsella (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang