EMPAT SATU• kami bahagia

300 29 4
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Sella sudah mengambil keputusan, dengan yakin Sella akan berhenti kuliah dan berfokus pada Leona dan bayi yang ada dalam perutnya. memang berat melepaskan kuliah yang sangat susah di dapat, namun apa lah daya Sella dia tak bisa melakukan kedua hal sekaligus.

Sella tersenyum dengan tatapan sedih, gadis tersebut memberikan senyum perpisahan dengan kampusnya.

Sepanjang hari Sella sibuk mengurus restoran tanpa sepengetahuan Marsel, dia tahu suaminya itu bawelnya minta ampun jika tau dia keluar rumah dan kerja di restoran. Semakin hari kedai makin ramai dengan puluhan pelanggan.

Selama Sella ada di kedai hampir setiap waktu pelanggan restoran Marsella adalah anak SMA, cowok-cowok ABG yang sok kecakepan dan terus memberikan senyum bersamaan memandangi Sella yang berdiri di samping mesin kasir.

Sella tak peduli berapa banyak mata memandanginya, Sella yang duduk-duduk saja hanya bisa bermain ponsel di tangannya.

Satu panggilan telepon masuk membuat Sella mendadak tersenyum sumringah, siapa yang meneleponnya? Ya pasti si Nadia, sahabatnya yang kini beda negara bukan beda dunia.

[Sella gua kangen...] Jerit Nadia masih dengan suara khasnya yang begitu nyaring.

"Gue juga, Rama gak nyakitin Lo kan??" Tanya Sella berpindah sedikit menjauh dari keramaian.

[Mana ada, malah gue yang suka nyakitin dia,]

"Lo baik-baik aja kan disana??"

[Gue kurang baik, biasanya Lo yang selalu ngusir kucing di gang 12, supaya dia gak berantem sama gue, kini gak ada lagi, hampir tiap hari tu kucing jalang!! Sialan.. mencakar gue.] Curhat Nadia tak bisa di pungkiri Nadia sangat rindu akan omelan-nya Sella.

"Sesama makhluk hidup harus akur, gak boleh berantem beri aja tu koceng ikan pasti dia bakal sayang sama lo." sahut Sella bersandar ditembok dekat pintu dapur.

[Enak aja, kucing gak ada akhlak gitu mau gue kasih ikan, idihh.. gak sudi. btw sel, gimana Marsel sekarang??]

"Ya seperti yang selalu gue bilang, dia berubah banget dulu selalu aja bicara bak bakicot sekarang dia Keren banget gak banyak bicara dan juga dewasa banget," Sella selalu tersenyum jika membahas topik seputar suaminya yang paling paripurna itu.

[Dewasa dalam hal apa nih???] Kata Nina suara tawanya juga terdengar dari balik telepon.

"Dewasa dalam segalanya, udahlah gue jadi malas ngomong sama lo nanti kita lanjutkan ya," baru Sella ingin mematikan ponselnya tangannya terhenti ketika Nina berbicara.

[Sella.. baru-baru ini gue nemu kotak kecil dibawah lantai rumah Lo, terus gue buka, dan gue lihat ternyata isinya itu selembar kertas dengan bahasa Inggris kuno, yang diterjemahkan di google translate aja ga bisa.] jelas Nadia suaranya cukup serius.

Marsella (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang