TIGA PULUH• kepergian Clara Diana

366 56 16
                                    

Jika hatimu tak mampu lagi menampung beban sendiri, biarkanlah air mata melakukan tugasnya.

★Marsel Alison

-
-
-

"MAMA!!!" Jerit Sella tak percaya.

Sella langsung berlari memeluk jasad ibunya yang hampir hangus terbakar, dia menangis sejadi-jadinya, rasanya sangat sakit begitu sakit, Sella serasa benar-benar tak bisa hidup lagi. Orang-orang yang menatapnya merasa ikut prihatin dengan gadis malang itu.

Hanya satu suara yang terdengar dari heningnya malam Di tengah-tengah gerumbungan orang-orang, "Mama!!" Suara Jerit Sella dengan derai air mata.

-----

Malam yang panjang akhirnya berlalu di susul pagi yang sudah tepat sekitar pukul 10.00 WIB. Orang-orang mulai berangkat ke pemakaman, Orang-orang yang ingin menghantarkan wati menuju peristirahatan terakhir. Suasana sangat ramai, namun berbeda bagi Sella yang terasa baginya sunyi, sangat sunyi.

Tak pernah terpikirkan oleh Sella bahwa hari ini akan terjadi. Semua tampak baik-baik saja, sangat baik sebelumnya. Kemarin siang senyum renyah Sella masih mengembang indah, penuh bahagia atas kemenangan olimpiade-nya, tak pernah di sangka dalam hidup gadis itu kemenangannya akan di sambut dengan keranda kematian ibunya.

Mata Sella yang berkaca-kaca adalah pertanda kerapuhan hati menghantarkan malaikat kesayangannya, gadis yang sangat kuat Seketika menjadi tak memiliki daya upaya lagi. Sella tak henti-hentinya merenung dan menangis jika mengingat ayah dan ibunya yang meningalkan-nya dengan teragis.

Sebatang kara kini melekat pada nama gadis malang itu.

Masih terdengar lafadz Laailaahaillallah.. mengiringi jenazah wati menuju tempat peristirahatan terakhir, Suara orang-orang mengantar semakin keras terdengar. Diikuti iringan jenazah Wati menuju pemakaman umum yang ada di belakang masjid yang berjarak sekitar 9 meter dari rumah Nina, tempat Wati di mandikan dan dikafani. Keranda almarhumah Wati ditutup dengan kain berwarna hijau bertuliskan Laailaahaillallah, dibaluti dengan rangkaian melati.

"Mama, Sella sayang mama," benak Sella bersamaan air mata mengalir deras seraya terus melihat jasad ibunya perlahan-lahan dikuburkan.

Marsel yang ikut mengantarkan jenazah Wati, bersumpah dan berjanji di dalam hatinya akan melindungi Sella sampai akhir hayat, dan akhirnya cowok itu mengerti alasan kenapa Wati dulu mengatakan hidup Sella terancam, YA.. hidup Sella terancam karena di sekeliling Sella ada iblis bertopeng manusia, yang hendak menghabiskannya, iblis kejam yang merupakan ayah Marsel sendiri.

Marsel sekarang juga mengerti alasan Wati pergi ke Indonesia dan tidak ingin menuntut ke matian suaminya, Wati takut berurusan dengan ayah nya, Alvin psychopath gila itu.

Marsel sangat yakin papanya lah yang menghabisi Wati, membuatnya benar-benar marah dan kecewa atas papanya.

"Sella gue pamit dulu.. gue mau urus barang-barang Lo yang masih di Inggris," terang Marsel berpamitan dengan Sella setelah Wati sudah dikebumikan.

"Terimakasih ya Sell," kata Sella bibirnya terus bergetar.

Sella merasa sedikit tenang di sisinya ada Marsel, sepanjang malam Marsel terus di sampingnya dan menguatkan dirinya untuk tidak patah semangat. Sella pun mulai menyadari bahwasanya Marsel adalah harta terindah yang di kirim tuhan untuknya, diwaktu dan di saat yang tepat.

---

Marsel melangkah masuk kedalam rumahnya yang ada di Jakarta, lelaki itu tak menyangka dia akan langsung bertatap wajah dengan papanya di ruang tamu.

Marsella (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang