Part 3

982K 15K 129
                                    

HAPPY READING!!

Author POV


"Ra.. Apa yang kamu lakukan?! "teriak Aurell saat melihat Clara hendak menyayat tangannya sendiri. Ia segera berlari dan mengambil cutter itu dari tangan clara lalu melemparnya sembarangan.

"kamu sudah gila?!" teriaknya didepan wajah gadis itu, wajah Aurell terlihat takut, tegang, dan sangat marah, semua bercampur. Ia tidak menyangka sahabatnya sampai ingin melakukan hal bodoh seperti itu.

"aku mau mati saja rell, aku capek bertengkar terus..aku capek diperlakukan kek gini...hiks..capek "Clara terisak pilu, tubuhnya lemas dan segera dipeluk oleh Aurell agar tak terjatuh. Ia kembali menangis di pelukan sahabatnya tanpa henti, Aurell hanya bisa menenangkannya, mengelus kepala dan pundak gadis itu.

"kamu kenapa? berantem lagi sama pak James? atau dia menyakitimu lagi? iya? perlu aku beri dia pelajaran? aku sudah capek menahannya sejak awal, kau terus menangis saat bersamanya"

"aku..aku tidak bisa menghubunginya lagi,,dia meninggalkanku,, dia memblokir nomer aku rell..dia sudah membenciku dia tidak peduli lagi padaku..hiks hiks" Aurell mengepalkan tangannya. sebenarnya sudah sejak lama ia ingin sekali memberi pelajaran pada pacarnya Clara tapi gadis itu tidak pernah mengenalkan. Tapi sekarang ia sudah tahu sejak kejadian waktu itu. Melihat sahabatnya itu menangis terus apalagi sekarang sampai nekat bunuh diri itu sudah tidak bias ia tolerir. Besok ia akan bicara dengan pria itu.

"kamu diapain lagi olehnya, bukannya kemaren kalian sudah baikan?" memang benar seminggu yang lalu juga mereka bertengkar namun sebentar lalu baikan, tapi sekarang mereka bertengkar lagi entah karena apa Aurell tidak tahu. Clara hanya diam tak bercerita. Ia menggiring Clara menuju sofa dan menyuruh gadis itu duduk.

"aku gak mau kamu sampe nekat kek tadi ya! itu yang terakhir!"perintahnya dengan tegas namun Clara hanya menangis.

"ini semua gara-gara permainan sialan itu. James salah paham, itu gak seperti yang dia lihat rell" Tiba-tiba Clara mengeluarkan kekesalannya akan sesuatu. Aurell masih mencerna ucapan gadis itu dan menunggu ucapan selanjutnya, ia tidak mau memaksa Clara untuk bercerita biarlah dia yang menceritakannya langsung.

"tapi kenapa dia gak mau mendengar penjelasanku dulu, kenapa dia harus bilang pisah secepat ini. Aku tidak bisa menerimanya rell..gak bisa.. kamu tahu aku tidak bisa tanpa dia..gak bisa rell"tangisnya kembali pecah, Aurell kembali memeluk gadis itu agar lebih tenang.

"cerita pelan-pelan apa yang sebenarnya terjadi" pinta Aurell dengan lembut.

"ceritanya gini tadi kan aku pergi makan siang sama teman kantor bertiga cewek doang gak ada cowok sesuai maunya dia. Tapi tiba-tiba bos kantor aku datang ke restoran itu juga untuk makan siang, yang lain nyuruh dia gabung aku gak bisa dong menolak sendiri kan. Terus duduklah dia di samping aku karena memang kursi yang tersisa cuma disitu, trus sambil nunggu makanan dateng mereka ngajak maen TOD. Tiba-tiba pas giliran bos aku itu dia milih dare..dan dare nya itu nyium tangan aku trus...-"

"jangan bilang dia nyium tangan kamu trus James tau?" ucap Aurell memotong ucapan gadis itu sambil melepas pelukan mereka dan menatap dengan penuh.

Clara diam beberapa detik lalu semakin menunduk tak berani menatap Aurell "iya" jawabnya dengan lemah. Aurell menghela napas "lagian kalian maen gamenya yang aneh-aneh aja deh..posisi kamu jelas salah Ra jadi kamu harus minta maaf sama pak James..dia pasti sakit hati liat kamu" Aurell kembali teringat wajah James saat sedang mengantarnya tadi terlihat murung dan banyak pikiran.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang