Part 44

330K 6.8K 395
                                    

~~~~~Happy Reading!! ~~~~

"Damn! Awas kau Tristan! Aku akan membunuhmu. Beraninya mengajak Aurell telponan saat jam kerja..lama banget lagi dan kenapa juga Aurell ketawa begitu..menyebalkan!" geram James, saat ini dia sedang menatap layar macbook-nya. Mengamati pergerakan Aurell dari CCTV.

Ya, James memasang CCTV dan penyadap di ruangan Aurell untuk mengawasi gerak geriknya. Ia mulai possesive, bahkan melihatnya bicara dengan seorang pria baik langsung atau tidak pun dia akan tetap marah.

Diraihnya telpon yang ada di hadapannya, lalu menunggu tersambung.  Ia semakin kesal saat melihat Aurell terlihat di layar sedang mengabaikan panggilannya.

Setelah panggilan tersambung, ia langsung berkata.

"keruangan ku sekarang"

Setelah berkata seperti itu,  langsung saja ia menutup telpon dengan kesal. Lalu melonggarkan dasi dan berjalan menuju ke jendela besar diruangan itu yang memperlihatkan pemandangan kota.

Tiba-tiba saja sebuah senyum tercetak di bibirnya dengan jantung berdebar kencang karena mengingat kejadian di kamar pesawat bersama Aurell. Tubuh Aurell begitu indah dan terus menghantuinya. Dadanya kecil namun begitu padat dan sangat pas jika di... -

"shit! Kenapa aku malah mengingat hal itu, seharusnya aku masih kesal sekarang dan membuat Aurell minta maaf hingga menyuruhku meminta apa saja agar memaafkannya. Kan seru tuh jika aku minta ulang adegan waktu itu " batinnya sambil menyeringai membayangkan apa saja yang akan ia lakukan.

Cklek

James langsung berbalik menatap pintu, Aurell masuk dengan wajah biasa saja, sedangkan James?  Ia pura-pura berwajah datar seperti sedang marah.

Ia berjalan mendekati Aurell dengan aura mematikan, tatapannya begitu datar namun menusuk. Aurell menjadi takut,  namun ia berusaha mengontrol dirinya dengan memperlihatkan senyum kaku.

Dengan sekali tarikan Aurell sudah berada di rengkuhan James. Dirapatkannya tubuh gadis itu hingga menempel dengan erat di tubuhnya. Aurell melotot tajam sambil menahan dada bidang itu sekuat tenaga.

"James lepaskan,  aku bisa mati jika kau memelukku seperti ini" ucapnya berusaha melepaskan pelukan itu namun tak bisa,  James terlalu kuat.

Bahkan sekarang ia malah menyusupkan tangannya ke rambut gadis itu dan Aurell mulai was-was.

"J James ..lepaskan.. Nanti ada yang mas... -"

Ucapan Aurell terhenti kala bibir James membungkamnya, ya.. James menciumnya, melumat bibir ranumnya dengan kelembutan yang luar biasa.

Sebenarnya ia sedang marah saat ini. Namun  James berusaha mengendalikan emosinya. Ia tak mau kasar pada wanitanya. Wanita yang sangat ia cintai.

Tangan Aurell yang semula mendorong dada James, sekarang malah sudah melingkar di lehernya.  Dia hanyut dalam permainan yang di buat James di bibirnya.

Perlahan ia bergerak membalas ciuman itu. James tersenyum merasakan hal itu. Lalu ia mulai bergerak mendorong tubuh Aurell hingga membentur meja kerjanya.  Ciuman mereka semakin liar. Aurell berpegangan pada meja agar tidak terjatuh.  Hingga..

Cklek

Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka, sontak Aurell mendorong tubuh James untuk menghentikan ciuman itu. James menggeram kesal karena kegiatannya diganggu.

"Alliqa? "mendengar Aurell menyebut nama itu,  ia segera berbalik.

"oopss.. Sepertinya aku mengganggu akivitas kalian " ucap wanita yang berdiri di ambang pintu. Aurell mengerutkan dahi melihat respon gadis itu. Tak ada raut marah atau kecemburuan sama sekali.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang