Part 53

209K 5.8K 569
                                    


~~~~~~~~Happy Reading!!~~~~~~~


Malam sudah berganti pagi, matahari bersinar cerah dengan langit yang begitu biru tanpa awan.

Aurell yang menaruh kepalanya diatas lengan James mulai bergerak untuk bangun dan duduk tegap sambil menatap pria itu. Semalaman ia tak bisa tidur sama sekali. Baru terlelap sebentar ia akan terbangun lagi untuk mengecek keadaan James, apakah sudah sadar atau belum. Aurell ingin menjadi orang pertama yang pria itu lihat saat membuka mata.

Lingkar hitam di bawah matanya tercetak dengan jelas, bajunya bahkan belum di ganti, ia masih mengenakan baju kaos warna putih yang sudah berganti warna menjadi merah karena darah namun ditutupi oleh jacket hitam yang ia kenakan. Ia tak pedulikan semua itu, yang ada di pikirannya saat ini hanya James. Ia ingin segera melihat bola mata indah yang mampu menenangkan hatinya itu. Tapi sampai saat ini James masih belum sadar juga, itulah yang membuatnya tidak tenang.

Sekarang ia hanya sendiri, Clara, Tristan, Diana dan Alex semalam sudah di suruh pulang olehnya.

Aurell hanya diam meneliti wajah James yang terlelap.

"James.." panggilnya dengan suara bergetar ingin menangis.

"kau tahu...saat ini aku sedang memegang gelang yang kau berikan di LA waktu itu" Aurell menatap gelang yang ada di telapak tangannya, ia sengaja mengajak James bicara untuk mengalihkan kesedihannya saat ini, jika tidak begitu ia akan terus-terusan menangis.

"kau bilang... aku tidak boleh menghilangkannya kan? atau kau akan benar-benar sangat marah padaku"

"dan sekarang kau lihat.. aku masih menyimpannya..aku mengikuti ucapanmu"

"kau tahu karena apa? Karena aku mencintaimu"ujarnya sambil tersenyum. Tepatnya berusaha tersenyum dalam kesedihan.

"senang rasanya bisa mendapatkan pria sepertimu, yang selalu ada bersamaku, mencintaiku, dan melindungi ku" ia mengelus tangan james dengan lembut.

"James...aku bicara padamu..seharusnya kau jawab jika mendengar ku"ucapnya begitu lirih saat menyadari pria itu tak bisa berbuat apapun untuk meresponnya.

"james...kapan kau akan bangun...aku ingin mendengar kau mengatakan cinta padaku, katakan kau akan selalu menjagaku, dan tetap bersamaku. Itu yang ingin aku dengar james..kenapa kau hanya diam..-" aurell menunduk meremas tangan pria yang terbaring lemas itu, rasa sesak menghampirinya.

"ku mohon bangun, bukalah matamu saat ini juga"

"jika kau bangun, aku janji akan mengatakan apa yang selama ini sangat kau tunggu, aku janji...." mohonnya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Kenangannya bersama pria itu terputar satu persatu. Segala hal yang mereka lalui selama ini tak bisa di bilang mudah, namun Tuhan seakan tak mau mereka berpisah. keduanya terus di persatukan walau sempat di halau jarak yang cukup jauh dan ujian yang begitu sulit. Banyak yang menginginkan hubungan mereka berakhir, dan entah bagaimana caranya kedua insan itu mampu melewati semuanya. Segala ujian bahkan semakin mendekatkan mereka bukan malah menjauhkan seperti yang di harapkan orang lain. Dan mereka yakin kalau itu semua sudah di atur oleh yang maha kuasa.

Aurell menangis terisak di atas lengan James, ia tak mampu menahan air matanya lagi. Ia menangis tersedu-sedu, rasa takutnya kembali datang. Ia takut perjalanan cintanya akan berakhir sampai di sini. Perjalanan yang cukup rumit ini membuat cinta gadis cantik itu menguat dan terus membesar. Dan jika james pergi meninggalkannya, ia akan benar-benar sangat hancur.

Aurell mengangkat wajahnya "James" panggilnya menggenggam tangan pria itu dengan kedua tangannya.

"aku..hiks....aku mencintaimu.." ucapnya sambil terisak.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang