Part 51

171K 4.9K 503
                                    

Happy Reading!!!

Aurell yang sudah memakai jaketnya segera menghampiri Rani yang tengah memakai sepatu. Gadis itu mendongak saat melihat sepasang kaki ada di depannya.

"apa kau yakin ingin ikut denganku ketempat itu?"tanya Aurell.

"iya, aku tidak mungkin membiarkanmu sendiri ke tempat berbahaya seperti itu. Lagian aku sudah baik-baik saja sekarang. Tadi siang itu aku hanya kecapean dan lupa sarapan doang makanya sampai masuk angin dan mual-mual. Udahlah gak usah khawatir" jawabnya dengan senyuman membuat Aurell menghela napas lega dan mengangguk.

"baiklah...aku akan menurutimu kali ini. Tapi jika sampai sana kau merasa sakit lagi. Kasi tahu aku ya" ujarnya dan Rani mengacungkan ibu jarinya.

Cklek

Suara pintu dibuka membuat keduanya menoleh kearah pintu. Masuklah seorang gadis bermata bulat besar.

"dek...kalau masuk tuh ketok dulu pintunya. Maen nyelonong aja. Ada teman kaka nih. Gak sopan" ujarnya membuat gadis itu hanya nyengir dan minta maaf.

Namun ia mengernyit saat menatap kakaknya dari atas sampai bawah " kakak mau kemana? Kok pake pakaian seperti itu malem-malem gini. Udah kek preman" celetuknya membuat Rani menatap penampilannya yang mengenakan jaket dan celana levis hitam serta kaos putih. Hanya sepatu yang berbeda.

Rani memutar bola matanya malas "kau ini,,kaka mau pergi cari temannya kak Aurell. Kamu kasi tahu mama ya nanti. Aku mungkin akan pulang larut malam kunci aja pintunya" ucapnya sambil berjalan mendekati gadis itu.

Rani berhenti lalu memegang kedua pundak adiknya "jagain mama, kamu jangan keluar malam ini, aku tidak mau kalau mama kesepian dirumah, okey adikku yang cantik"ujarnya menyentil hidung adiknya membuat gadis itu memberenggut.

"giliran kakak aja bebas keluar malem, giliran aku disuruh diem aja dirumah" ucapnya dengan wajah cemberut.

"kakak janji deh setelah malam ini kakak kasi kamu keluar kemanapun. Itu juga hadiah karena kamu lulus sidang skripsi" adiknya langsung berbinar senang.

"promise? Serious? Swear? OMG!! Makasii kak" histerisnya memeluk Rani dengan erat. Aurell yang melihat itu tersenyum.

"aduh..lepas ah..kamu ini mau buat kaka mati? Erat banget meluknya. Biasa aja kali" ucapnya melepas pelukan itu dengan paksa.

"yaudah kakak pergi dulu. Hati-hati dirumah. Telpon kaka kalau ada apa-apa"

"iya iya cerwetnya kambuh. Malu tuh sama kak Aurell" tunjuknya dengan dagu membuat Rani menoleh menatap Aurell yang menunjuk jam di tangannya.

"yaudah..aku pergi dulu" ucapnya lalu

Cup

Ia mengecup kening adiknya dan segera berlalu bersama Aurell meninggalkan gadis itu yang masih terdiam heran dengan tingkah kakanya.

"aneh...tumben banget dia nyium segala, biasanya dia yang paling ogah. Dan kenapa aku jadi merasa khwatir begini? Aarggh sudahlah tidak penting" batin gadis itu lalu berjalan mengambil charger hp Rani yang ada di nakas dan segera berlalu.

****

Saat ini mereka tengah berada di perjalanan. Rani yang menyetir sedangkan Aurell penunjuk arah.

Drrrrttt drrrrtt

Rani mengambil ponselnya yang ada di saku jaket. Ia terdiam saat melihat nomor Gio tertera disana sudah seminggu ini tidak bertemu dengan pria itu apalagi saling telpon atau chatpun dia tidak pernah. Walaupun ia senang Gio sering memberi like pada fotonya di instagram namun Rani tetap menahan diri.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang