~~~Happy Reading!!!~~~~
Author POV
"Aurell!! " teriak Tristan yang baru saja sampai di rumah keluarga James. Ia memarkirkan mobilnya dengan asal lalu keluar dan berlari menghampiri gadis itu. Ia kaget saat melihat Aurell bersimpuh di halaman sambil menangis.
"hei.. Kau kenapa?" tanya Tristan memegang kedua pundak Aurell yang bergetar. Melihat gadis itu hanya menangis membuat Tristan kalang kabut.
Ia langsung membawa tubuh Aurell ke dalam pelukannya.
"Aurell jawab aku..Jangan membuatku khawatir seperti ini"ucap Tristan mengelus punggung gadis itu agar lebih tenang. Tristan bingung harus bagaimana, ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan Aurell sampai menangis seperti ini.
"Raa.. "hanya itu yang keluar dari mulut Aurell.
Tristan mengerutkan keningnya.
"Clara..?" batinnya. Membuat pria itu menyimpulkan bahwa Aurell dan Clara mungkin bertengkar. Tapi ia bingung apa yang membuat mereka bertengkar hingga membuat Aurell menangis pilu seperti ini.
"Aurell.. Ayo kita masuk.. Jangan menangis disini"ujar Tristan yang sudah memposisikan dirinya untuk membantu gadis itu berdiri. Namun seketika ia membola
"Astaga Aurell! Kau berdarah? "teriaknya dan langsung meraih pergelangan tangan gadis itu dengan panik.
Tristan langsung meraup wajah Aurell dengan kedua tangannya.
"Aurell please jangan membuatku khawatir! Apa yang terjadi padamu?! "ucap Tristan terdengar frustasi karena ia sendiri sangat takut sekarang. Ia takut melihat Aurell yang hanya diam menangis dengan keadaan terluka seperti ini.
"arrrghh!!" Tristan mengacak rambutnya frustasi. Lalu tanpa aba-aba ia mengangkat tubuh Aurell ala bridal style dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Beberapa pelayan kaget melihat Tristan membawa Aurell dalam gendongannya.
"bawakan saya lap, air dan obat luka cepat!!"perintah Tristan pada para pelayan itu.
Tristan membawa Aurell ke kamar tamu yang ada di lantai bawah. Setelah sampai, ia mendudukkan Aurell di ranjang. Gadis itu sudah berhenti menangis, namun tatapannya kosong dan bibirnya tertutup rapat. Wajahnya juga pucat. Membuat Tristan semakin kacau melihatnya.
"ini obatnya tuan"seorang pelayan memberikan Tristan baskom berisi air serta kotak obat.
Perlahan ia meraih tangan Aurell dan mulai membersihkannya.
Pelan-pelan Tristan membasuh tangan Aurell yang sudah penuh dengan darah. Bahkan sekarang darahnya tidak berhenti mengalir. Tristan-pun meringis melihat luka itu. Tapi Aurell? Ia hanya diam saja bahkan tak kesakitan.
Tristan mengumpat kesal saat melihat sobekan yang cukup menganga di telapak tangan gadis itu dan ada pecahan beling yang menancap.
Tristan membanting lap itu dengan kasar. Ia harus segera membawa Aurell ke rumah sakit jika lukanya seperti ini. Ia takut tangan Aurell infeksi jika dibiarkan terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
RomanceWarning⚠ 21+++ >Dibawah umur menjauh yaahh >Bijak dalam membaca entar gak kuat :) >Banyak typo bertebaran >Banyak umpatan kasar ~~~~~~~ Dijodohkan dengan bos sekaligus pacar sahabatku sendiri sungguh membuatku gila. Apalagi laki-laki yan...