10. Wanita Salihah Menyejukkan

9.5K 1K 52
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Jadilah wanita yang senang menjadikan Al-Qur'an sebagai teladan, bukan wanita yang senang menjadikan cermin sebagai media berdandan.

__SEINDAH ASMA ALLAH__

by JaisiQ

🌼🌼🌼

"Dok, ada titipan dari seseorang."

Ilham melihat tote bag berukuran kecil pemberian suster dari UGD itu. Yap! Hampir saja ia lupa. Pria itu langsung menerimanya. "Terima kasih, Sus. Bisa-bisanya saya lupa sama ini."

"Sama-sama, Dokter Ilham."

Sebelum melanjutkan langkah, Ilham mengintip isi tote bag yang ternyata selain ada kotak makanan, ada juga secarik kertas. Ilham lekas mengeluarkan dan membaca isinya.

"Maaf, kejunya habis. Saya malas membelinya. Jadi saya buatkan pisang nugget. Rasanya sama-sama enak, kok. Katanya janji adalah utang. Saya anggap utang saya telah lunas. Ini yang terkahir, jadi jangan dibuang dan harus dimakan."

"Saya pastikan ada olahan pisang selanjutnya. Ini bukan yang terakhir, Mbak Intan." Senyum manis tercetak di bibir Ilham, tertangkap oleh sepasang mata yang tengah mendekatinya.

Sepertinya pisang nugget ini sudah dingin, mengingat Ilham menerimanya di sore hari karena jadwal dia di hari ini sangat padat. Sampai lupa akan menerima makanan dari seorang wanita yang kemarin berjanji akan memberikan. Ia pikir kemarin Intan hanya basa-basi untuk menghentikan permohonannya, tapi ternyata ia benar-benar membuatkan dan mengantarnya. Walaupun terlihat cuek dan dingin, Ilham yakin Intan memiliki sisi peduli yang tinggi.

"Dokter Ilham? Sudah mau pulang?"

"Eh, Dokter Zanna, iya, nih."

"Jangan asal memberikan gombalan ke sembarang wanita kalau itu hanya sebatas kalimat manis di bibir. Nggak semua perempuan itu seperti saya."

Kata-kata Intan kemarin kontan masuk ke otak. Memberikan sinyal untuk tidak lagi bicara banyak dengan perempuan. Kini Ilham putuskan untuk tidak mengatakan hal-hal aneh lagi meski ia tahu, Zanna tipe wanita seperti Intan. Lagi pula selama ini mereka hanya menjalin pertemanan, kendati di awal Ilham menyukainya, tapi Zanna tak memberi respons sepadan, sebab dia sudah memiliki pacar.

"Ya sudah, saya duluan, Dok." Ilham melangkah lagi, seperti biasa dengan tampang ramah.

"Dokter Ilham sepertinya lagi jatuh cinta." Suara lelaki menyahut, mengalihkan atensi Zanna yang tengah menjangkau kepergian Ilham.

"Jatuh cinta?"

"Iya, kali ini sasarannya perempuan berkerudung syar'i. Dulu perempuan itu pernah masuk UGD ini, korban kecelakaan bus beberapa waktu lalu. Cuma lukanya nggak terlalu serius. Baru pertama liat, dia langsung pengin nikah." Rendy geleng-geleng kepala. Ternyata ucapan Ilham dulu bukan becandaan belaka, buktinya sekarang dia semakin dekat saja dengan pasien bernama 'Intan' yang Rendy ketahui dari Ilham itu.

Jadi ... apa maksud upaya mendekatinya selama ini? Apa Ilham cuma main-main dan pada akhirnya ia malah menjatuhkan kata 'serius' pada wanita lain? Apa dirinya hanya dijadikan bahan pelampiasan kalimat-kalimat manis Ilham untuk latihan menemukan yang tepat?

Siapa yang salah?

Kejadian di mana nyawa sang adik berada di ambang kematian, dan Ilham berusaha mengembalikan aktivitas jantung yang sempat terhenti, saat itu pula Zanna tertarik dan memilih untuk lepas dari sang kekasih yang tak pernah mengerti tentang posisinya sebagai dokter residen.

Seindah Asma Allah √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang