بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Perlakukan aku seperti IGD, yang akan selalu siap 24 jam menjadi tempat yang bisa kamu datangi ketika kamu terluka, Bidadari.
Dan jenis penanganan pertama yang akan kamu dapatkan adalah pelukanku.__SEINDAH ASMA ALLAH__
by JaisiQ
⚠️ MAAF JIKA BAB INI MENGANDUNG SEDIKIT PELECEHAN. HANYA UNTUK MEMPERKUAT SUASANA ⚠️
🌼🌼🌼
Dengan sangat terpaksa, untuk mengikuti permintaan mertuanya, Intan berhenti mengajar dan memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya yang sudah ia geluti selama kurang lebih satu tahun.
Di hari terakhir untuk menyampaikan salam perpisahan, Intan meminta maaf kepada anak-anak didiknya yang beraneka ragam sifat. Maaf bila selama proses belajar ia tidak bisa memberikan yang terbaik. Maaf bila ia masih belum bisa menjadi guru yang baik.
"Pokoknya kalian harus tetep rajin belajar, ya."
Sebenernya Intan keberatan, tapi jika memang ini yang terbaik, ia harus menerima. Guru-guru lain sangat menyayangkan kemunduran Intan. Padahal mereka bisa melihat bagaimana antusiasnya Intan dalam hal mengajari anak-anak. Walaupun ia termasuk guru dingin, tapi jika sudah ada di depan muridnya, Intan berubah dan bisa menyeimbangi.
"Untung aja Bu Intan udah tinggal di rumah Nenek. Jadi Anin masih bisa ketemu sama Bu Intan. Om Ilham udah bawa Bu Intan ke rumah nenek," celoteh Anin riang. "Yang lain jangan marah ya sama Anin karena Anin masih bisa belajar sama Bu Intan."
Yang lain seketika kepo mengapa Intan tinggal di rumah neneknya.
"Iih kok gitu."
"Ya udah nanti aku mau main sama Anin kalau kangen Bu Intan. Mau main ke rumah Nenek Anin."
"Jangan! Nenek Anin galak!" jawab Anin sewot.
"Bohong!"
"Om Anin yang bawa tau!" sungut Anin lagi kala mendengar temannya bertanya mengapa Intan bisa tinggal di rumah neneknya.
Intan tersenyum mendengar celotehan Anin. Bersyukur karena ia tidak benar-benar berpisah dengan murid kesayangannya.
Apa ini salah satu makna di balik pernikahannya dengan Ilham?
Ia jadi bisa lebih dekat dengan Anin. Anak yang mengingatkannya pada seseorang yang kini entah bagaimana keadaannya.
Tiba-tiba ponsel Intan berdering.
Saat melihat layar, tertera nomor Mas Suami.
Untuk apa Ilham meneleponnya? Biasanya kalau sedang di rumah sakit ia hanya menghubungi lewat WhatsApp. Intan pamit keluar sebentar untuk
"Waalaikumussalam, Mas."
"..."
"Iya, bisa, Mas, betul."
"..."
"Kebetulan ini juga udah selesai. Intan ke sana secepatnya."
"..."
"Iya, Mas Ilham tenang aja. Intan udah gede, nggak bakal jatoh, kok. Pasti hati-hati."
"..."
"Iya, tunggu aja, ya Mas."
"..."
Intan mengernyit dengan senyum ganjil menggantung. Antara ingin ketawa atau kesal.
Karena di seberang sana, Ilham mengirim kecupan bertubi-tubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Asma Allah √
Romance"Intan ... maukah kamu menjadi istri saya?" "Maaf Dokter Ilham, saya tidak bisa." "Kenapa? Apa karena saya seorang dokter residen?" Penolakan pertama tidak akan mampu membuat Ilham menyerah. Sebagai seorang dokter ia sering menghadapi kasus di mana...