بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Ternyata begini ya, rasanya melihat orang yang kita cintai mencintai orang lain.
Lukanya tak terlihat, tapi parahnya melebihi luka berdarah.__SEINDAH ASMA ALLAH__
by JaisiQ
🌼🌼🌼
"Umi kenapa nggak pernah cerita kalau Umi sakit?" tanya Iqlima yang kecewa karena tak diberitahu soal hal yang menyangkut nyawa perempuan yang paling ia sayang. Perasaan anak mana yang tidak hancur ketika menyadari bahwa ia tidak peka dengan keadaan ibunya yang tidak baik-baik saja. Dia merasa tidak becus sebagai seorang anak.
"Umi nggak mau bikin kalian khawatir. Umi cuma pengin liat anak-anak Umi bahagia. Biarkan sakit ini untuk penggugur dosa-dosa Umi. Toh, sudah tidak ada harapan lagi...."
Iqlima memejamkan mata sambil menggeleng. Hawa dalam bangsal terasa sangat sesak.
"Umi jangan bilang gitu. Umi pasti sembuh. Intan yakin, Umi akan sembuh..." Intan akan memegang ucapan Ilham bahwa ia mau berusaha mencarikan donor untuk uminya. Intan yakin Ilham pasti mampu menemukannya. Harapan itu pasti ada. Meskipun kecil, tetap harus diperjuangkan.
Raut wajah Dian tampak pasrah. Ia memegang tangan Intan, menatap putri angkatnya dengan penuh pengharapan.
"Ini alasan kenapa Umi pengin liat kamu menikah. Supaya Umi bisa pergi dengan tenang. Supaya Umi bisa liat kalau Intan jatuh ke tangan lelaki baik."
Intan menjadi serbasalah. Di mana harus melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan, tapi justru tindakan itu justru bisa membuat uminya senang dan Allah pun tentu akan rida.
"Ayolah, Mbak, dengerin apa kata Umi," ucap Iqlima dengan nada memaksa. "Permintaan Umi sederhana. Masalah calonnya aku yakin Umi pintar cari yang pas buat Mbak. Ya, kan, Mi?"
Dian tersenyum tulus pada Intan. Berharap sang putri mau mempertimbangkan. Menatap manik mata Intan yang sepertinya mulai luluh.
"I ... iya. In syaa Allah, Intan mau menikah...."
Senyum di bibir Dian kian merekah, sinar matanya mengartikan kebahagiaan.
"Tapi bukan karena untuk memenuhi permintaan terakhir Umi. Melainkan sebagai syarat. Intan mau menikah asalkan Umi mau berjuang untuk sembuh. Nggak ada yang nggak mungkin di mata Allah, Mi. Umi harus optimis, kalau Umi akan sembuh."
"Alhamdulillah.... Umi sudah menyiapkan calon yang terbaik. Kamu harus mau menerimanya. Umi percaya, kalau kamu hidup dengan dia, kamu akan bahagia."
"Pokoknya Umi harus sembuh. Intan nggak mau menikah kalau Umi nggak ada...."
"Ish. Jangan bicara begitu...."
"Ya makanya Umi harus mau berjuang."
🌼🌼🌼
Dalam perjalanan dari rumah sakit menuju rumah untuk mengambil pakaian ganti, otak Intan tak semenit pun beristirahat. Memikirkan ucapan sang umi yang harus dipertimbangkan sedemikian rupa.
Kini Intan harus mau berkorban.
Anggap saja ini untuk membalas segala kebaikan uminya selama ini.
Tiba di depan pintu, sebelum masuk, Intan menemukan secarik kertas di bawah pintu. Penasaran, wanita itu pun mengambilnya. Begitu kertas sudah ada di tangan, deretan kata mulai terpampang di mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Asma Allah √
Romance"Intan ... maukah kamu menjadi istri saya?" "Maaf Dokter Ilham, saya tidak bisa." "Kenapa? Apa karena saya seorang dokter residen?" Penolakan pertama tidak akan mampu membuat Ilham menyerah. Sebagai seorang dokter ia sering menghadapi kasus di mana...