بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Jangan risaukan apa yang belum terjadi.
Sebab kamu pun belum tahu apa yang akan terjadi pada detik berikutnya yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang ditakuti.__SEINDAH ASMA ALLAH__
by JaisiQ
🌼🌼🌼
Setelah mengetahui bahwa kemungkinan besar Anin adalah putrinya, cepat-cepat Intan pergi ke rumah mertuanya untuk menanyakan keberadaan Anin. Ini hari libur, jadi Intan mantap mengunjungi rumah suaminya. Intan hanya ingin memastikan, apakah Anin memiliki tanda lahir di punggungnya atau tidak? Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Intan menyebut asma Allah demi menerjang rasa takut. Intan tahu ini tak akan mudah untuk dijalani. Semua orang akan tahu tentang kenyataan pahit yang harus ditelan. Intan harus mengambil risiko demi bisa kembali bersama putri yang pernah sangat sangat ia benci. Tapi sekarang Intan ingin memperbaiki semuanya. Ia ingin menebus dosa-dosanya kepada sang putri.Intan memasuki halaman rumah mertuanya, kebetulan pagarnya terbuka dan terlihat ibu dan ayah mertua sedang ada di luar, mereka akan bergegas masuk ke mobil. Namun sepertinya kehadiran Intan dan Dian menghentikan keduanya.
"Intan?" tanya Surya.
"Sekarang udah tau jalan pulang, In?" timpal ibu mertua. "Ayo, Pa! Kita harus cepet-cepet ke rumah sakit!"
"Rumah sakit? Siapa yang sakit, Bu?" tanya Intan.
"Tadi Riana telepon, Anin masuk rumah sakit, In."
"Anin?!"
"Ayo, Pa, cepet!" desak Tita yang langsung masuk ke mobil.
"Intan boleh ikut, Pa?" Mencoba tetap rileks, Intan mengungkapkan keinginannya.
"Boleh, ayo." Surya mengangguk lalu masuk. Disusul Intan dan uminya yang ikut masuk dan duduk di jok belakang.
Tak lama kemudian, mobil pun melesat menuju rumah sakit.
"Ada-ada aja! Pantesan Riana sampai sekarang nggak dikasih keturunan, Pa! Jaga Anin aja dia nggak becus!" racau Tita menggebu-gebu.
"Anin kenapa, Bu?" tanya Intan.
"Katanya Anin tenggelam waktu berenang dan nggak sadarkan diri, sekarang lagi di IGD."
Intan membekap mulutnya. Tangan lainnya langsung digenggam Dian, wanita itu menatap Intan penuh keyakinan, meminta Intan untuk jangan berpikir macam-macam. Semua akan baik-baik saja.
"Kamu ke mana aja, In? Suami kamu kemarin pergi ke luar negri tapi kamu nggak inisiatif anter dia. Istri macam apa kamu ini?" tanya mertua yang balik memarahinya.
"Maaf, Bu. Kemarin kondisi kesehatan Intan belum bener-bener pulih."
"Udah, Ma. Nggak usah marah-marah. Lagian itu cuma masalah kecil. Lagian Ilham nggak banyak protes, kan?" Sang suami berusaha untuk menenangkan istrinya yang cepat terpancing emosi.
"Sekecil apa pun itu jangan dianggap sepele, Pa. Ini tentang kesopanan seorang istri."
"Maaf, Bu...." Intan menunduk.
Tita tidak menjawab lagi.
"Maafin Intan, Bu. Karena memang kemarin-kemarin Intan belum bener-bener pulih. Dia juga udah izin ke Ilham nggak bisa anter lewat pesan." Ini demi meredakan keadaan, jadi Dian memilih berbohong.
"Jangan diulang lagi," ujar Tita.
"In syaa Allah hal ini nggak bakal terulang lagi, Bu."
Sesampainya di rumah sakit, buru-buru mereka memasuki IGD yang terletak di bagian paling depan rumah sakit. Surya langsung melihat Riana dan Irhan yang tengah berpelukan. Mereka lekas menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Asma Allah √
Romance"Intan ... maukah kamu menjadi istri saya?" "Maaf Dokter Ilham, saya tidak bisa." "Kenapa? Apa karena saya seorang dokter residen?" Penolakan pertama tidak akan mampu membuat Ilham menyerah. Sebagai seorang dokter ia sering menghadapi kasus di mana...