9. Dunia Ini Sempit

9.3K 982 46
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Mungkin bukan dunia ini yang sempit, tapi pemilik dunia ini yang sengaja mendekatkan apa yang memang harus dipertemukan

__SEINDAH ASMA ALLAH__

by JaisiQ

🌼🌼🌼

"Pengucapan salam saat tahiyat akhir itu yang betulnya begini, Ham. Saat kita ngucapin 'Assalamualaikum' wajah kita menghadap ke kiblat. Waktu menoleh ke kanan, baru baca 'warahmatullah'. Hati-hati, dadanya jangan sampai pindah dari kiblat. Jadi kepalanya aja yang noleh."

Ilham mempraktikan ilmu yang diberikan almarhum sang kakek kala salat selesai menyelesaikan salat Isya sebelum acara yasinan dimulai.

Tak hanya itu, Ilham selalu ditekankan kakeknya untuk menghafal ayat kursi. Sebab banyak sekali keutamaannya. Termasuk jika diamalkan setelah salat wajib, seseorang tidak akan mati selain mati yang membawanya ke Surga.

"Sebenernya kakek sakit jantung."

"Kenapa nggak ada yang ngasih tahu Ilham?"

"Kakek kamu nggak mau kamu tahu. Karena dia tahu, kamu nggak bakal bisa fokus sama sekolah kamu. Kakek pengin pergi dengan tenang. Menghabiskan waktu di rumah. Terutama bisa ngucapin kalimat syahadat sebelum benar-benar pergi."

"Dia punya kenalan dokter spesialis jantung. Banyak cerita yang kakek denger dari dia tentang pasien yang mengalami kelainan jantung. Cuma pasien yang punya iman kokoh dan amalan shalih yang mampu membuat dokter itu terkejut karena melihat keajaiban secara nyata. Seperti mampu melafalkan syahadat tepat waktu di mana pasien meminta dokter jangan repot-repot untuk menangani sebab dia tahu akan segera mati dan meminta ayah dan ibunya untuk ada di sisinya. Itu termasuk salah satunya, masih banyak lagi cerita unik yang bikin kakek kamu giat ibadah. Ingin mati Husnul khatimah seperti pasien-pasien beruntung itu. Keinginannya cuma satu, bisa bersyahadat saat sakaratul maut."

"Dan ... apa kakek ngucapin itu?"

Sang ayah mengangguk. "Alhamdulillah. Keinginan kakek kamu terwujud. Ayah sendiri yang menyaksikan. Dia pergi dengan tenang."

Penjelasan sang ayah membuat Ilham bersyukur dan kecewa secara bersamaan. Semua rasa tumpang tindih.

Ilham sangat menyesal tidak mampu berbuat apa-apa untuk sang kakek. Padahal beliau sudah mengajarkan banyak hal perihal agama. Dia yang telah menyelamatkannya dari kebodohan ilmu akhirat karena terlalu ambisius mempelajari ilmu dunia yang fana. Hanya karena ucapan sederhana kakeknya, Ilham mematahkan prinsip hidup yang salah.

"Hidup itu cuma sekali, Kek. Jadi harus dimaksimalkan. Kejar cita-cita sepuasnya, bersenang-senang sepuasnya. Semacam menikmati hidup gitu, lah sebelum meninggal nanti."

Sang kakek tertawa. "Pemikiran orang bodoh itu."

Tentu saja hal itu membuat Ilham tersinggung. "Lulusan fakultas kedokteran, Kek! Masa bodoh?"

"Nanti kalau malaikat Izrail cabut nyawa tanpa bekal ilmu agama gimana? Sedangkan yang ditanya malaikat Munkar Nakir di kuburan nanti bukan di mana kamu sekolah, bukan setinggi apa pendidikan, dan sebanyak apa hartanya ketika di dunia. Simple, kok. Man Rabbuka? Siapa Tuhanmu? Man Nabiyyuka? Siapa nabimu? Ma Dinuka? Apa agamamu? Man Imamuka? Siapa imammu? Aina Qiblatuka? Di mana kiblatmu? Man ikhwanuka? Siapa saudaramu? Jangan sampai karena ketika di dunia kita fokus belajar ilmu dunia sampai maksimal, masalah pertanyaan simpel bahkan anak TK aja tau kita nggak bisa jawab karena kurangnya iman dan berakhir mendapat siksa kubur sampai hari kiamat tiba. Rugi."

Seindah Asma Allah √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang