بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Rasanya aku ingin mengucap syukur pada setiap detik hidupku.
Karena nikmat Allah yang selalu menghampiri tak pernah kenal waktu.
Termasuk nikmatnya memilikimu.__SEINDAH ASMA ALLAH__
by JaisiQ
🌼🌼🌼
Intan meletakkan sepiring pisang nugget buatannya di atas meja makan. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Selesai Subuh tadi, ia langsung pergi ke pasar yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumahnya untuk membeli buah pisang dan bahan masakan untuk sarapan. Ia ingat Ilham suka dengan buah pisang dan olahan makanan berbahan utama pisang. Intan ingin di hari pertama menjadi istrinya, memberikan sesuatu yang Ilham suka. Meskipun sederhana, semoga Ilham menyukainya. Teringat saat malam kemarin, ia tidak mampu memberikan apa yang seharusnya Ilham dapatkan.
Saat Intan baru memarut keju di atas pisang, gerakannya terhenti dengan mata berkaca-kaca. Rasa bersalah itu menjalar hingga ke hati. Menimang-nimang apakah keputusan yang ia ambil itu benar atau salah.
"Waah, ada yang lagi masak, nih? Wangi pisang!" Mata Ilham berhenti pada apa yang sedang Intan kerjakan. "Lho? Itu kan pisang nugget yang dulu pernah aku makan? Kamu bikin lagi? Buat siapa? Buat suaminya yang suka banget sama pisang, ya? Romantisnya bidadari saya ini."
Ilham mendekati Intan yang bergeming.
"Mas, maafin Intan. Karena semalam....." Intan meletakkan keju dan alat parut ke meja, kemudian menghadap ke Ilham dengan mimik merasa bersalah. "Intan...."
"Nggak, pa-pa, In. Semua butuh waktu dan proses. Mas bakal nunggu sampai kamu bersedia."
Intan menunduk. Belum bisa menyembunyikan penyesalannya. Ia kembali melanggar apa yang telah dipelajari. Tentang kewajiban melayani seorang suami. Meski untungnya Ilham mampu mengerti, tapi tetap saja ia tak enak hati.
"Udah, lupain dulu soal itu. Kamu sekarang bikin makanan ini aja udah bikin aku seneng. Itu artinya kamu paham, apa yang bikin suami kamu suka. Tapi bukannya aku udah pernah janji? Kalau aku berhasil bikin kamu senyum, aku puasa makan pisang selama sebulan."
"Karena ini hari pertama, nggak pa-pa, Intan buatin yang spesial."
"Romantis."
Ilham mencomot satu pisang nugget di piring dan hendak memakannya.
"Duduk, Mas. Jangan makan sambil berdiri." Suara Intan sudah menginteruksi.
"Alhamdulillah. Berarti aku nggak geer berharap kamu ngomong begitu. Sengaja mau makan sambil berdiri, ngetes bidadari saya ini peduli atau enggak, mau negur atau enggak saat suaminya ini berbuat kesalahan. Eh ternyata iya. Selamat, kamu lolos ujian sebagai istri yang perhatian...."
"Alhamdulillah...." sambung Intan.
"Alhamdulillah untuk?"
"Lolos ujian...."
"Kamu ini, manut aja sama segala kata-kata aku yang sebenarnya nggak penting untuk diladeni. Tapi kamu istri yang penurut. Beruntungnya saya. Alhamdulillah...."
"Alhamdulillah...."
"Alhamdulillah...."
"Mas Ilham Alhamdulilah terus deh dari kemarin."
"Ya gimana nggak alhamdulilah terus, nikmat Allah luas banget. Dan bagian nikmat paling berarti adalah, nikmatnya memiliki kamu." Sorot mata Ilham mulai genit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Asma Allah √
Romance"Intan ... maukah kamu menjadi istri saya?" "Maaf Dokter Ilham, saya tidak bisa." "Kenapa? Apa karena saya seorang dokter residen?" Penolakan pertama tidak akan mampu membuat Ilham menyerah. Sebagai seorang dokter ia sering menghadapi kasus di mana...