30. Jangan Sedih, Bidadari

8.2K 1K 235
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Orang yang terlihat kuat bukan berarti dia benar-benar kuat anti rapuh.
Mungkin hanya kamuflase untuk menutupi hati yang mudah lepuh.

__SEINDAH ASMA ALLAH__

by JaisiQ

🌼🌼🌼

"Kalau lo sampai ngadu. Gue bakal bikin hidup lo lebih menderita. Nyokap dan bokap gue itu orang kaya dan berkuasa, mereka bisa ngelakuin apa pun termasuk nutup kasus ini. Lo aman kalau lo tutup mulut. Kalau lo buka mulut, sama aja lo bakal mempermalukan diri lo. Gue bakal bilang ke semua orang kalau kita ngelakuin itu atas dasar keinginan kita berdua. Gue bisa bikin preman-preman itu tutup mulut."

Intan menjambak rambut frustrasi. Ia pun berusaha menghubungi Trian. Hanya dia saksi mata kejadian itu. Hanya dia yang bisa menyelematkannya dari fitnah Dimas. Intan tidak mau orang lain tahu tentang hal ini. Ini adalah aib besarnya.

Guru-guru memandangnya sebagai anak baik.

Teman-temannya juga.

Siswa yang dikenal tak pernah berbuat onar tiba-tiba mencuatkan berita tercela, dan busuk.

Apalagi orang tuanya, Intan tidak mau membuat mereka menanggung malu.

Berulang kali Intan menghubungi nomor Trian, tapi naas, nomor Trian tidak bisa dihubungi. Selalu berada di luar jangkauan.

Berhari-hari Intan mengurung diri di kamar. Orang tuanya pun bingung mengapa Intan seperti itu. Intan tidak mau bercerita.

Ia terlalu takut.

Takut akan segala yang akan terjadi ke depannya.

Bahkan Intan juga mengusir teman-teman yang berniat menjenguknya karena beberapa hari ini tidak masuk sekolah hingga mereka mengira bahwa Intan sakit.

Sampai tiba satu bulan kemudian. Saat ia merasakan tubuhnya mengalami perubahan, rasa takut mulai menyergap.

Dengan tangan gemetar dan lutut lemas, Intan melihat dua garis merah tertera jelas pada alat tes kehamilan.

Intan jatuh terduduk di pinggir kasur.

Dadanya terasa sesak, tangannya meremas sprei hingga buku-buku jemarinya tercetak jelas.

Hancur lebur hatinya. Dalam satu malam, semuanya terenggut begitu saja secara sia-sia.

PRANG!

Suara piring jatuh. Intan terperanjat.

Saking tak percayanya, Intan tak menyadari bahwa sang ibu masuk ke kamar dan melihat benda menjijikan padahal kemunculan dua garis merah adalah hal yang paling didambakan. Namun jika garis itu muncul di waktu yang belum saatnya, justru mendatangkan kiamat. Apalagi di mata orang tua yang selama ini berusaha mendidik anaknya sejak bayi hingga dewasa untuk menjadi manusia berguna yang bisa menginspirasi banyak orang, bukan malah mempermalukan.

Ibunya menggeleng.

"Siapa yang lakuin ini ke kamu, Intan?! Jawab Ibu!" Asri mengangkat tubuh Intan untuk berdiri.

"Jangan diem aja. Apa ini alasan selama ini kamu mengurung diri? Ini alasannya?!"

Intan semakin menunduk, bayangan kejadian malam itu membuatnya tak berdaya. Sedang sang ibu terus mengguncang dua lengannya. "Jawab Intan!!!" jerit sang ibu.

Seindah Asma Allah √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang