Bagian 3

72.4K 1.4K 14
                                    

Disini sella sekarang. Diatap tempat sella bisanya menenangkan diri. Tentu sella berbohong ke dani bahwa sella akan ke kelas, sella ngga mungkin ke kelas saat fikiranya sedang kacau. Sella ngga akan bisa fokus ke pelajaran. Dan satu2 nya tempat yang bikin sella merasa nyaman adalah atap sekolah. Karena disini tidak akan ada orang yang mengganggunya. Sella memandang ke arah depan, betapa bahagianya teman2 sekolah sella yang punya banyak sahabat, bisa saling bercerita dan tertawa bersama. Berbeda dengan sella yang selalu di liputi rasa takut dan was2 setiap hari karena Raka. Sella bahkan tidak punya teman di kelasnya. Hanya ada dani yang selalu membantu sella. Tapi sella harus menjauh dari dani karena Raka.

Drrrtttttt drrrrtttt
Suara ponsel sella bergetar. Sella membuka ponselnya dan tertera nama "A" di layar ponselnya. Sella sebenernya enggan menjawab, tapi sella tau apa akibatnya kalau tidak menjawab atau membalas telfon dari Raka. "A" adalah nama kontak raka di hp sella.
"Dimana?" Terdengar suara raka begitu tegas dan penuh penekanan.
"Toilet" jawab sella lirih
"Ke tempat biasa, 5 menit belum smpe lo dpt hukuman lebih" ucap raka kemudia telfonya terputus.
Sella dengan malas langsung beranjak dari duduknya dan pergi ke tempat biasa mereka bertemu.

Kreattt,,,,
Pintu gudang belakang sekolah terbuka, disana sudah ada raka yang sedang duduk di bangku sekolah dan menghisap rokoknya. Sella mendekati raka dan berdiri di depan raka.
Arkhhhhh,,,,
Teriak sella saat raka menjambak rambut sella.
"Apa lo tuli hah? Berapa kali gw bilang, jangan dekat2 sama dani!!" Teriak raka tepat ditelinga sella.
"Kalau hukuman yang gw kasih ke lo ngga mempan apa perlu gw beri dani hadiah hah??" Ucap raka dan kali ini raka lebih kencang menjambak rambut sella.
"Maaf,,, ma,,maafin aku,,, aku salahhh" ucap sella terbata2. Wajah sella sudah basah karena air matanya yang dari tadi sudah keluar. Sella hanya bisa terisak tanpa bisa membantah atau menyingkirkan tangan raka dari rambut sella.
"Gw ngga butuh maaf, maaf lo sama sekali ngga penting buat gw, yg gw butuh lo jauhin dani, atau gw bakalan kasih dia pelajaran." Ucap raka, kemudian dia mendorong sella smpe sella jatuh dan menabrak tembok.
"I,,,iyaa. Aku janji mulai sekarang ngga bakalan deket sama dani lagi. Ta,,,tapii aku mohon jangan sakiti dia. Ak,,, aku ngga mau dia bernasib sama kaya farhad" ucap sella dengan nada memohon. Mata sayunya menatap mata raka yang juga sedang menatap sella.
Raka mendekati sella dan berjongkok untuk mensejajarkan badan mereka. Raka mengikis jarak diantara mereka dan detik selanjutnya raka melumat bibir sella. Raka melumatnya dengan rakus dan kasar. Di hisapnya bibir sella dan digigit dengan kasar, tangan kiri raka menahan tengkuk sella agar semakin mendekat padanya sedangkan tangan kanan raka menjelajah bagian bawah tubuh sella. Mengelus paha sella dan masuk kedalam rok sella. Sella hanya bisa pasrah, sella hanya bisa menangis, sekarang sella semakin yakin kalau dia benar2 wanita murahan yang seenaknya dijadiin pemuas nafsu oleh Raka. Bahkan sella kadang menikmati semua perlakuan raka kepadanya. Tangan kanan raka masih setia mengelus paha sella dan sesekali menyentuh bagian sensitif sella. Ciuman raka beralih ke leher sella dan raka menidurkan sella dilantai gudang kemudian menindihnya. Dihisapnya leher sella dan digigit smpe bekas warna kemerahan di beberapa bagian leher sella.

"Akhhh raka,,, " desah sella saat raka lagi2 menyentuh bagian bawah sella. Raka menyingkap rok sella dan melepas CD sella.
"Sudah basah baby" ucap raka tepat di telinga sella. Sella hanya bisa pasrah dan mengikuti permainan raka. Tangan raka beralih menjelajahi dua gunung kembar milik sella. Dan ngga hanya di luar, raka juga membuka kancing baju sella dan melepas kaitan BH sella sehingga dua pemandangan indah itu sekarang bisa terlihat jelas.
"Akhggg raka, pelhhh,,,lan pelanhhhh" rintih sella, tapi raka menghiraukan kata kata sella dan tetap meremas payudara sella denga keras dan kasar. Raka menghisap payudara sella dan menggigitnya. Putingnya di tarik dan di pilinn oleh raka, raka tidak mendengarkan rintihan sella yang merasa kesakitan atas perbuatan raka. Setelah puas dengan kegiatannya, raka bangkit dari tubuh sella dan membenarkan penampilanya lalu dia pergi dan keluar dari gudang itu.

Sella hanya bisa menangis, sampai sore sella masih berada di gudang tersebut. Masih dengan penampilan sella yang acak2an. Sella seperti orang gila yang ngga tau harus berbuat apa dn harus kemana. Dari tadi sella hanya menangis dan melamun. Sella sudah ngga tau harus bagaimana untuk menyudahi penderitaan nya. Sella berfikir Bagaimana caranya untuk pergi dan menghilang dari hidup raka. Bagaimana caranya untuk lepas dari raka.

Brakkkk,,,,
Suara pintu kebuka, dn menpilkan Raka yang berjalan mendekati sella. Dan itu sukses memutus lamunan sella.
"Apa yang lo lakuin hah, apa lo udah gila" ucap raka, raka mengancingkan baju sella dan memakaikan sella jaket kemudian menarik sella keluar dari gudang tersebut.
Raka menunggu sella pulang tapi dari jam pulang sekolah sampai sekarang sudah hampir jam 6 sore sella belum pulang, akhirnya rakka langsung balik ke sekolah dan mencari sella ke kelas dan keliling sekolah tetapi dia ngga ada, tasnya juga masih di kelas dan ternyata sella masih di gudang dengan penampilanya yang masih acak2 an.

Diperjalanan menuju apart raka, mereka berdua hanya saling diam dan memalingkan muka. Sella masih dengan hobi barunya yaitu diam. Dari kejadian tadi siang hingga sekarang sella sama sekali belum mengeluarkan sepatah katapun kecuali airmata dan isakan tangis. Sesampainya di apart, raka langsung menyeret sella ke kamar mandi dan melepaskan semua baju sella, kemudian menyalakan sowernya. Sella masih saja diam tanpa berniat mengeluarlan sepatah katapun.
"Mau mandi sendiri apa gw yang mandiin?" Ucap raka, sella masih diam dn enggan menjawab.
"Okay, klo ngga jawab berarti gw mandiin, dn gw ngga yakin bakalan tahan buat ngga nyentuh lo selama mandiin lo" dengar kata2 raka barusan menyadarkan sella, dan langsung menatap raka. Lama sella menatap raka dengan tatapan benci dan marahnya. Sella ingin memaki dan teriak di depan raka kalau dia itu cowok paling brengsek dan paling menyebalkan yang pernah sella liat. Pengen rasanya sella membakar raka.
"Pergilah" akhinya sella mengucapkan kata itu, dan raka yang mengerti maksud sella dia langsung pergi dari KM itu.

Keluar dari kamar mandi, sella sudah di suguhi makanan di meja kamar tapi sella ngga menemuka raka di kamar tersebut. Sella hanya menemukan secarik kertas.
Makan, klo aku pulang dan makananya belum habis, kamu tau sendiri akibatnya. Jangan jadi anak pembangkang

Tbc.
Plisss ini gw mau survey ada ngga sih yang baca ceritaku ini. Klo ada bisa dong dibantu voteny

RAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang