Sella berjalan ketoilet. Saat melihat tidak ada orang di dalam toilet ia langsung menghamburkan tubuhnya ke lantai. Ia menangis, tanganya gemetar, nafasnya terasa berat dan ia merasa lemas diseluruh tubuhnya. Sella memikirkan apa yang barusan raka katakan. Sella menghelai nafasnya dan meraup mukanya dengan kedua tanganya.
"Tenang sell, raka ngga bakalan lakuin itu ke keluarga lo" ucap sella menenangkan dirinya
"Gw bakalan hancurin orang2 di sekitar lo sell" kata kata itu terus teringat di otak sella, ia memeluk kedua kakinya dan nundukan kepalanya.
Pintu toilet terbuka, sella terkejut dan langsung mencoba berdiri dan membenarkan posisinya yang sekarang tentu saja akan menumbulkan pertanyaan kalau orang lain melihatnya.
Cewek dengan baju pink muda, rambunya panjang bergelombang dan terurai dia terlihat sangat anggun dan setelah sella melihatnya ternyata cewek itu adalah Laras tunangan Raka.
Laras yang melihat sella sedikit terkejut dan buru2 menghampiri sella."Kamu ngga ppa?" Tanya laras sambil membantu sella berdiri. Sella tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku ngga ppa kok" jawab sella, melihat Laras sedekat ini mengingatkan sella saat perayaan ulang tahun kantor, dimana raka merangkul pingganya dan memperkenalkan laras sebagai tunanganya kepada seluruh karyawan dan laras terlihat sangat dekat dan akrab dengan keluarga raka, Entah kenapa sella menjadi kesal.
"Maaf saya permisi dulu" ucap sella dan buru2 pergi dari toilet
"Tunggu,,," ucap Laras
"Kamu karyawan Raka kan? " tanya laras
"Hmmm, apa kmu tahu dimana raka? Dari tadi aku hubungin dia ngga di jawab"Sella diam sejenak
"Raka,,,,,? "
"hmm mungkin dia di ruanganya. kamu tinggal lurus aja nanti belok kiri nah disitu nanti ada sekretarisnya raka, bilang saja mau ketemu Raka." Jawab sella"Kamu panggil dia Raka? Apa kamu kenal dekat dengan raka?" Ucap laras, laras sedikit bingung karena wanita di depanya itu memanggil raka tanpa embel2 pak. Apakah dia kenal dekat dengan Raka
Sella langsung panik saat menyadari kesalahan ucapanya tadi.
"Ma,,,maksud saya pak raka"
"Saya permisi dulu" ucap sella dan langsung pergi
.
.
."Sell, lo kenapa sih? Lagi banyak masalah?" Tanya Rani yang saat ini sedang makan bareng sella di kantin kantor sella di jam makan siang. Dari tadi rani melihat sella hanya diam melamun dan membiarkan makanan yang di depanya jadi dingin.
"Hmmm" jawab sella sambil menunduk mengaduk aduk makananya
"Masalah apa? Cerita ke gw."
"Masalah kantor? Atau masalah sama dani?" Tanya raniSella hanya tersenyum masam, sella ngga tau masalah apa yang sedang sella hadapai. masalah yang bahkan klo sella cerita ke rani, ia juga mungkin ngga bisa bantu. Dan sella bingung bagaimana harus cerita, mulai dari mana dia harus cerita. Masalahnya sudah terlalu rumit dan bahkan sella ngga sadar sejak kapan masalah ini ada, sudah berapa tahun masalah ini ada.
"Yee palah diem, cerita sini. Gw sahabat lo kan?" Ucap rani, mencoba membujuk sella
"Gw cerita klo gw siap ran" ucap sella dan ia tersenyum ke arah rani menenangkan rani kalau dia baik baik aja dan masih bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.Mendengar perkataan sella, rani sedikit kecewa. Sella selalu saja belum mau cerita masalahnya ke rani, sella belum mau terbuka ke rani. Padahal rani sudah anggap sella sahabat bahkan mungkin keluarga. Tapi rani kemudian mengangguk dan tersenyum.
"Its okay sell, cerita klo lo udah siap. Gw selalu disini buat lo sell, klo ada masalah lo bisa langsung bilang ke gw, klo butuh bantuan lo bisa langsubg teriak ke gw dn gw bakalan selalu ada buat lo" ucap rani, sebenernya rani khawatir, tapi mau gimana lagi, rani juga ngga mungkin untuk memaksa sella cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA (END)
Novela JuvenilTerjebak dalam permainan cowok gila . . 17+ Cerita ini udah smpe ending