Pagi hari sella sedang memasak untuk sarapan. Lalu ponsel sella berdering.
"Hallo"
"Hallo ibu" ucap fani, ia salah satu karyawan sella di cafenya.
"Gimana fan?"
"Mohon maaf sebelumnya bu, kemaren saya lupa tidak memberi tahu ibu kalau siang nanti ada janji buat nentuin menu untuk kantin salah satu kantor yang bekerja sama dengan cafe kita bu""Hah gimana?" Tanya sella, ia masih bingung dengan penjelasan fani. Setahu sella, cafe miliknya belum ada kerja sama dengan pihak manapun.
"Ibu mirna belum kasih tau ke bu sella?" Tanya fani
"Kasih tahu apa ya?" Tanya sella semakin bingung
"Maaf bu, lebih baik ibu nanya ke bu mirna biar jelas. Nanti kalau saya yang kasih tahu takutnya ada yang salah"
"Iya udah nanti saya nanya sendiri aja"
Sella mematikan sambungan telfonya.Sella langsung menghubungi ibunya
"Hallo bu,,,"
"Iya sell kenapa?
"Ibu kata fani, entar siang ada janji untuk membahas menu di kantin salah satu kantor yang ngajak cafe kita kerja sama. Maksudnya gimana bu? Sella kok ngga tau?" Tanya sella
"Oiya sell, ibu lupa. Waktu seminggu sebelum kamu balik ke jakarta. Ada salah satu kantor yang minta kerja sama untuk menu di kantinya. Katanya makanan di cafe kita enak jadi mereka tertarik untuk kerja sama""Dari mana emang bu?"
"Dari perusahaan X, mereka udah banyak cabangnya. Jadi nanti di semua cabang bakalan pakai menu kita di kantin mereka"
"Hah kantor X?" Tanya sella memastikan apa yang ia dengar
"Iya sell, kantor tempat kamu bekerja dulu"Sella lemas mendengar ucapn ibunya. Kantornya raka, dari sekian banyak kenapa lagi lagi harus raka.
"Ibu udah tanda tangan kontrak?"
"Udah sell, kontraknya tiap tahun akan di tinjau dan di perbarui lagi. Jadi kalau nanti kita ngga cocok ngga usah di perpanjang."
Sella memejamkan matanya dan memijat kepalanya yang tiba tiba terasa pusing."Ibu,, kenapa ibu ngga kasih tau sella dulu" ucap sella sedikit kesal. Namun sella masih mencoba untuk menahan sebisa mungkin.
"Ke,,kenapa emang sell? Kamu keberatan?"
"Bu itu,,,," sella diam, ia tidak mungkin memberi tahu ibunya ttng hubungan nya dengan pemilik kantor itu. Ibu sella memang ngga tahu kalau raka adalah pemilik kantor itu. Yang ibu sella tahu raka hanya kerja di kantor tapi ngga tahu di kantor mana raka bekerja.
"Kenapa sell? Kalau keberatan nanti ibu batalin aja. Salah ibu juga ngga diskusi dulu sama kamu. Ibu kira kamu bakalan setuju, soalnya kan itu tempat kamu kerja dulu. Dan mereka juga katanya tahu dan kenal kamu""Mereka? Mereka siapa?" Tanya sella
"Orang yang menawarkan kerja sama itu katanya dia kenal dan tahu kamu. Ibu juga agak kaget kok bisa dia kenal kamu, padahal kan perusahaan itu besar dn banyak karyawanya. "
"Siapa bu namanya?"
"Namanya Bony Ferdian siapa gitu ibu lupa"
Sella kembali memejamkan matanya dan kali ini ia juga meremas rambutnya.Sella kesal, tapi ngga mungkin sella marah ke ibunya. Sella yakin ini raka pasti sengaja ngelakuin kerja sama ini.
"Sell,,,,"
"Sella,,,"
"Eh iya bu" ucap sella
"Kalau sella ngga setuju kita batalin aja sebelum makin jauh"
"Ya udah bu ngga ppa, nanti sella aja yang ngurus. Kalau sella ngga cocok nanti sella aja yg batalin kontraknya" ucap sella dan ibu sella mengiyakan.Sella tahu, membatalkan kerja sama dengan raka bukan hal yang mudah. Sella hafal sama raka, dia orang yang licik, teliti dan juga pintar. Dia ngga akan membiarkan apa yang dia inginkan lepas dengan mudah. Tapi sella harus mencoba. Dia ngga ingin kembali berhubungan atau terlibat apapun dengan raka.
Sella jadi makin kesal memikirkan semuanya, sella ngga mood lagi untuk melanjutkan masakanya. Ia pun akhirnya memesan go food. Setelah selesai makan dan memandikan kyla, sella mau ngga mau harus siap siap dan segera pergi untuk membahas bisnisnya.
Sebelum sella pergi sella menitipkan kyla ke rumah ibunya. Sella ngga mau raka atau siapapun anak buah raka melihat kyla.
.
.
.
Mereka janjian di kantin kantor raka. Sella memasuki lobby kantor. Belum banyak yang berubah masih sama saat sella kerja dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA (END)
Teen FictionTerjebak dalam permainan cowok gila . . 17+ Cerita ini udah smpe ending