5. jinyoung arka yg sebenarnya

1K 130 53
                                    


Seperti biasa di hari minggu dengan bunga lili putih ditangan jinyoung melangkah menyusuri jalan dan berbelok melewati beberapa gundukan sebelum akhirnya sampai di gundukan yg selalu ia kunjungi. 

" Aku datang lagi "

Selalu kata yg sama jg dengan aktifitas yg sama, mengganti bunga yg telah layu didalam pot lantas berdiri dengan kepala menunduk menatap batu nisan dengan nama yg sama faiz ramadhan.

Seorang pria yg meninggal kurang lebih lima tahun yg lalu, seseorang yg selalu disampingnya, seperti keluarganya sendiri, menyayangi sang kaka jg sang adik sehingga saat itu jinyoung tak menebak jika orang ini memerankan sandiwara yg sangat apik.  membohongi semua orang termasuk dirinya.

Walau tak dipungkiri Jinyoung sempat aneh dengan kehadiran sang paman saat itu yg kata ayah dan ibunya adalah sahabat mereka.

jika tidak salah saat itu ia berumur tujuh tahun dan baru mengerti jika selama itu sang nenek tak pernah sedikitpun meliriknya, tak pernah sedikitpun memanggil namanya yg ia tahu hanya dirga dan dirga,  tak ada kata arka seolah arka disini itu tidak ada.  Dulu ia tak pernah memusingkan tak pernah mempermasalahkan mungkin berfikir sang nenek tak menyukainya lantaran dulu saat kecil jinyoung sering sakit sakitan tapi saat ia berumur 10 tahun akhirnya ia mengerti, jarak ia dan sang kaka hanya terpaut 7 bulan tidak mungkin ia yg lahir dari orang yg sama hanya berjarak sependek itu, saat itu jinyoung ingat ia tak henti menangis ia takut jika kenyataan membenarkan ia anak orang lain bukan anak kedua orang tuanya yg sangat ia sayangi

Tapi seiring berjalannya waktu jinyoung bisa menerima itu bahkan saat SMP ia sering mendapat perlakuan yg buruk sehingga membuatnya menjadi orang yg keras ia akan memukul siapapun yg menghina keluarganya sampai akhirnya orang yg saat itu selalu mendukungnya dinyatakan meninggal, paman faiz jinyoung selalu memanggilnya seperti itu. 

Bukan hanya jinyoung yg merasa kehilangan dan menangis saat itu, nyaris seluruh keluarga tapi sang ayah yg paling terpuruk dan terpukul ia selalu mengurung diri di ruang kerja,  hidupnya berubah 180 derajat ayah menjadi sosok yg pendiam dan tak banyak omong termasuk pada sang ibu

Awalnya jinyoung tak mengerti atau bisa jg anggap jika tak ingin ikut campur mungkin itu urusan orang dewasa

Tapi satu tahun yg lalu saat ia duduk di bangku kelas 9 ia mengetahui semuanya, tentang siapa dia di keluarga kurniawan

" jaebum kamu hanya akan menderita jika kamu melanjutkan perasaan mu "

" Aku bukan ayah yg menyerah begitu saja kepada orang yg ayah cintai, aku akan berusaha untuk memilikinya dan membuatnya bahagia bukan meninggalkannya atau menyembunyikannya "

" DIRGA KURNIAWAN "

Iya itu suara jaebum diruangan sang ayah beserta sang ayah, jinyoung tak sengaja mendengarnya, ia tak tahu menahu kenapa sang kaka berbicara seperti itu terlebih dengan Nada bicara menantang, sempat berfikir perselisihan seperti apa yg terjadi diantara keduanya, sebenarnya jinyoung bukan tipe orang usil yg suka menguping apa lagi ikut campur urusan orang lain hanya saja suara jaebum yg terdengar nyaring saat itu sehingga mau tak mau ia harus mendengarnya

" mungkin memang jalan terbaik paman faiz meninggal karena ia hidup pun tak pernah ayah buat bahagia, ia menyayangi ayah begitupun sebaliknya tapi ayah hanya bisa menyembunyikannya bisa kah ayah bayangkan bagaimana perasaan paman, ia selalu tersenyum dihadapan ayah dihadapan kami tapi ia selalu menangis di kamar arka "

Jinyoung berhenti lantaran namanya disebut. 

" Dan Aku pun tahu arka anak yg lahir dari rahim paman faiz yg jujur saja aku pun tak mempercayainya bagaimanapun paman seorang pria tapi ia bisa hamil, katakan itu mukjizat tapi tidak bisa kah ayah memilih nya atau ayah melepaskannya jika ayah ingin bersama ibu, tidak bisa kah ayah berhenti jadi orang yg tamak "

you And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang