4. Rumah Sakit [Revisi]

164 28 5
                                    

HAPPY READING❤

Matahari mulai mengintip dari sela sela gorden biru dongker bergradasi putih, suara burung yang berkicauan di luar pun mulai terdengar, harum masakan Lina tercium sampai kamar letha. Bukan ucapan harumm sekali yang di ucapkan Letha pagi itu,tetapi isakan ibu,sakit..hiks..hiks.

Letha membuka matanya perlahan. Ia mengingat bahwa akan berangkat bersama Ryan hari ini. Namun, kepalanya begitu berat sekali.

"Bu,pusing bu" ujar letha memegang kepalanya yang pening.

"Bu, haus bu"

Letha meraba nakas samping tempat tidurnya,saat ingin mengambil,segelas air itupun terjun sempurna kelantai.

PRAK

Suara nyaring tersebut terdengar sampai dapur, Lina yang sedang masak untuk sarapan menjeda terlebih dahulu ia menuju sumber suara tersebut yang berada dikamar putrinya itu.

"Ya ampun sayang,kenapa," kaget Lina melihat gelas pecah dan tumpahan air yang membleber kemana mana.

Lina menghampiri putrinya itu.

"Sayang,badanmu panas nak,mukamu pucat," panik Lina segera menyelimuti kembali putrinya.

"Ibu kompres ya" Lanjut nya.

"Tapi bu-," kata Letha terpotong.

"Tapi apa sayang? "

"Tapi Letha pengen masuk sekolah, udah telat. Didepan pasti ada Ryan kan bu? Dia udah nunggiin letha,bu. Letha mau sekolah " jawab Letha melirihkan kata sekolah.

"Gakk, Letha gak masuk dulu hari ini, Nanti Ibu samperin Ryan supaya bilang keWali kelasmu kalau kamu gak bisa masuk sekolah dulu ," titah Lina menuju luar rumah. Dan ternyata benar, sudah ada Ryan yang bertengger diatas motornya.

"Ryan" Panggil Lina menghampiri Remaja tersebut.

"Em, iya tante ?" Ryan mengulurkan tangannya untuk bersalam pada Lina.

"Mau jemput letha, ya? "

"Iya, tante"

"Letha gak masuk dulu ya, dia sakit. Tolong kamu izinkan Letha pada wali kelasnya"

"Em em letha sakit apa, tante? "

"Dia demam, mungkin karena kemarin pulang hujan-hujanan"

"Baik tante,nanti Ryan sampein kewali kelas,Semoga letha cepat sembuh ya, tante. Salam buat letha"

"Ya, sudah Ryan pamit. Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Ryan mengenakan helm dan menyalakan mesin motornya untuk melaju menuju sekolah.

Dan Lina, melihat Ryan hingga hilang dari penglihatannya, setelah itu ia kembali menuju kamar putrinya yang sedang sakit.

"Ibu udah bilang, Ryan"

"Dia udah izinin kamu gak masuk dan ada salam dari Ryan buat kamu"

"Oh ya? Waalaikumsallam"

"Sudah -sudah,Letha makan ya sedikit abis itu minum obat," ucap Lina kembali dengan membawa sepiring makanan dan semangkuk soup kesukaan Letha.

Letha hanya bisa pasrah,jika lina sudah memperlakukannya seperti ini, letha tak bisa berkutik.

"Iya bu," Saut Letha membuka malas mulutnya.

Pagi itu Letha diperlakukan kembali seperti anak kecil yang belum mengerti apa-apa. Yang di rasakan Letha pagi itu hanyalah ingin pergi ke sekolah dan bercerita tentang Zany Cowo tampan Pada Adel.
Entah lah ia sangat antusias sekali dengan pria tampan tersebut.

•••
Ryan telah sampai diparkiran sekolah, ia memarkirkan motornya dengan rapi. Untung saja bel masuk berbunyi 20 menit lagi, jadi ia bisa ke Kantin terlebih dahulu.

Dikantin Ada Adel, Acell, dan Agam sedang memakan makanannya, Ryan pun ikut bergabung.

"Morning, guys!! " Ucap Ryan semangat.

"Misi woi, nak mami lewat ni" Ledek Agam sembari membersihkan bangku disampingnya menggunakan tisu.

"Bacot, lo. Kaleng bekas" Semprot Ryan.

"Diem lo, gentong" Agam tak mau kalah.

"Heh udah diem, masih pagi ribut mulu" Adel melerai mereka berdua.

Adel berdiri, ia mencari keberadaan satu sahabatnya, hem tidak ada.

"Letha? Letha kok gak masuk si? "

Acell, Agam, dan Ryan hanya menggedikan bahunya, menandakan tak tahu akan keberadaan letha. Sebenarnya, Ryan tau tapi ia enggan memberitahunya.

"Ish dasar dongo, udah tau mau masuk belum dateng juga!!! " Adel mendengus.

•••
Back to letha .

2 jam berlalu, arloji Letha menujukan pukul 09.00 WIB dan Lina kembali lagi mengecek keadaan putrinya itu.

"Ya Allah panas nya tak kunjung turun," Gumam Lina lirih dengan memegang dahi Letha.

Lina mengambil keputusan untuk pergi membawa letha kerumah sakit, karena ia takut putrinya kenapa kenapa.

Lina pun segera menelfon Dion untuk segera pulang dan membawa Letha ke rumah sakit.

"Hallo mas, mas cepat pulang, Letha sakit" (Ucap Lina sedikit panik dan membuat Dion diseberang sana gelisah)

'Sakit apa? Oke mas pulang sekarang' (Dion menyaut dengan nada khawatir )

"Badannya panas,mas. Aku takut ia sakit seperti waktu itu"

'Mas,pulang sekarang. Kamu yang tenang ya'

Tut tut tut
panggilan diakhiri sepihak oleh Dion.

Dion pun bergegas meninggalkan kursi putar nya itu dan menuju parkiran untuk mengambil mobil. Dion menancapkan gas tinggi, karena ia khawatir dengan keadaan putri kecil nya itu.

20 menit kemudian Dion sampai di depan rumah dan langsung menuju ke kamar atas.

"Mana Letha ? Gimana keadaannya? " Ucap Dion khawatir.

"Itu dikamar, bawa ke rumah sakit aja ya mas,panas nya gak turun-turun," Sahut Lina membuka perlahan pintu kamar Letha.

Letha pun dibawa ke rumah sakit, Letha di angkat oleh Dion menuju mobil.

"Buruan mas," Ucap Lina menutup pintu mobil.

Dion menancap gas mobil nya dengan kencang, karena Dion takut putri kecil nya itu kenapa-kanapa. Muka Letha semakin pucat badan nya semakin lemas.

"B-u le-tha- ma-u di-ba-wa kema-na" ucap Letha terjeda jeda.

"Udah Letha tenang aja ya,Letha yang kuat" Lina berusaha menenangkan letha dengan cara menangkup wajah putrinya.

"Iya sayang bentar lagi sampai" kini Dion membuka suaranya.

Rasa khawatir menyelimuti pikiran Lina dan Dion,putri semata wayang, wajar saja mereka khawatir karena penantian yang panjang, ketika hamil anak pertama setelah 5 tahun menikah mereka baru diberi kepercayaan.





Maaf author masih noob,kalo ada yang gak Nyambung maklumin ya:v

SAMPAI SINI DULU YA
POJOK KANAN JANGAN LUPA😉⭐️

Papay💗

Sabtu,22 feb 2020 09.08

1% IN LOVE [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang