5. Khawatir [Revisi]

150 25 5
                                    

HAPPY READING❤


'CITTTTT'
suara rem mobil bergesrekan dengan ban.

Dion pun bergegas turun dan memanggil suster untuk membawakan brangkar untuk membawa Putrinya kedalam.

"Sus sus tolong anak saya" Teriak Dion panik.

"Dimana pak? " sigap suster tersebut.

"Pak tolong jangan teriak teriak dong,anak saya lagi sakit," sinis ibu ibu yang sedang duduk mengendong bayi kecil.

"Iya nih bapak ini gak tau etika dirumah sakit, "timpa salah satu ibu ibu lainnya.

Dion pun hanya menatap seorang ibu itu dengan tajam, ia tak memperdulikan ucapan ibu itu, yang terpenting adalah Letha ditangani dokter.

Letha pun dibawa menggunakan brangkar untuk ditangani dokter. Dion dan Lina sangat cemas dengan kondisi Letha sekarang, setengah jam kemudian dokter keluar dari ruangan.

Sembari menunggu Lina dan Dion membaca doa doa agar tidak terjadi apa apa, pasalnya letha baru saja keluar dari rumah sakit satu minggu lalu.

"Semoga Letha nggak Kenapa kanapa ya mas," ucap Lina meremas remas tangannya sendiri.

Dengan segera Dion menggapai tubuh istrinya tersebut, membawa kedada bidang miliknya,seakan akan memberikan kekuatan.

"Letha,pasti baik baik saja," Dion mengelus lembut rambut istrinya.

"kita berdoa saja"

Beberapa menit kemudian.

"Keluarga Zakeisha?," Tanya dokter tersebut yang baru saja keluar dari ruangan.

"saya dok, saya Ayah nya dan ini Ibu nya," jawab Dion khawatir.

"Putri bapak hanya demam,kecapean, dan lambung nya-" jelas dokter tersebut terpotong .

"lambung anak saya kenapa dok?" potong Dion cemas,terlihat jelas dari raut wajahnya.

"lambung anak bapak semakin parah,anak bapak mungkin tidak mengkontrol makanan yang ia makan,jika terus terusan maka akan terjadi pendarahan hebat"

"saya sudah memberi obat agar panas nya turun dan obat untuk lambung nya" Lanjut dokter tersebut.

"Bapak dan Ibu jangan khawatir terus berdoa agar putri bapak sembuh," ucap Dokter tersebut berlalu meninggalkan Dion dan Lina.

"boleh kami masuk dok?,"tanya Lina pada dokter tersebut sebelum pergi.

Sendari tadi Dion melihat putrinya melalui kaca,Dion menatap dengan tatapan iba.

"boleh,silahkan"

"sebentar lagi putri bapak dan ibu akan dipindahkan keruang inap,jadi mohon urus administrasi,"ucap seorang suster ramah.

"papah pulang ambil baju Letha ya, " tanya Dion.

"Ya udah sana, jangan lama-lama ya mas" Sahut Lina.

"hati hati mas"

"nanti papah ada dinas diluar kota,berangkat sore ini, sampaikan ke Letha ya"

"iya mas"

Lina bergegas masuk ke ruangan untuk menemani Letha, Letha belum kunjung sadar Lina duduk disamping Letha memegang erat tangan Letha.
Seperti memberi kekuatan,seperti sedang berkomunikasi antara batin ibu dan anaknya.

Sayang bangun sayang.

Tak ada respon dari letha dan tak ada tanda tanda letha bangun. Lina terus menerus membaca surat suratan pendek dan sesekali ia membacakan yassin agar putrinya bangun.

•••
Kondisi kantin sangat sangat ramai sekali, segerumbulan koplak fams yang baru saja memasuki kantin, tergeleng-geleng dengan ramainya kantin yang mereka hendak singgahi.

"Eh busett, gila. Tumben banget ni kantin rame bener"

"Iya nih"

"Jangan kekantin, ketaman belakang aja gimana? " Ujar Ryan dan diangguki semua temannya.

Letha? Dia sakit apa ya, semoga baik-baik aja. Batin Ryan.









Emmm kira-kira gimana keadaan Letha sekarang ya?😅

Maaf author masih noob,kalo ada yang gak Nyambung maklumin ya:v

VOTE JANGAN LUPA! 😉⭐️

Papay💗

Sabtu, 22 feb 2020 11.18

1% IN LOVE [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang