PLAK
Tamparan hangat mendarat tempat dipipi kiri letha,sungguh menyakitkan. Seumur-umur baru kali ini Lina menampar dirinya."tampar aja terus bu tampar! " ujar Letha menatap Lina tajam. Walau sebenarnya ingin membalas, namun ia tak mau dicap sebagai anak yang durhaka.
"letha cuma ngingetin ke ibu, kalau Rio itu gak baik bu,tapi ibu gak pernah percaya itu"
"letha terus yang salah, Rio terus yang dibela belain"
"maafin Letha, Letha lancang ngomong kaya gini ke ibu"
Letha beranjak bangun, dan berlalu meninggalkan Lina.
Lina menatap putrinya sendu, matanya mengeluarkan sebulir air mata jernih.Letha seketika melemas, ia bersandar pada pintu kamarnya dan perlahan merosot. "ayah" Gumamnya.
"ayah tenang aja yah, Letha bakal bongkar semua kedok Rio itu yah,tenang aja, percaya sama Letha"
Letha menangis terisak isak sembari memeluk album foto dengan ayah nya.Sungguh ia sanggat rindu dengan ayah nya,jika ia memeluk foto itu terasa terputar kembali memori memori kenangan bersama ayahnya.
Letha berusaha menunjukkan pada orang orang bahwa ia baik baik saja,memasang topeng yang kuat agar mereka semua Percaya, walau sebenarnya Letha hancur, Letha sedih.
I'm fine.
Semenjak ayahnya pergi, sifat lina—ibunya berubah, entah karena apa Letha tak tau, tetapi ia yakin pasti Rio dibalik semua ini.
Letha selalu berusaha menyakinkan, tetapi nihil.
•••
"adel" suara mama adel bergemuruh seisi rumah.
"iya ma, ada apa?," sahut adel antusias.
"beliin mama coklat batang ditoko depan del,buat bikin roti""nih uangnya, kembalianya buat adel" ucap mama adel memberikan sehelai uang berwarna merah kepink-pink'an.
"ashiap ma"
Adel segera pergi ke toko depan jalan Kompleknya, tidak begitu jauh.
Begitu senang, jika ia disuruh mama membeli sesuatu pasti kembalianya untuk dirinya."makasih mas," ucap adel terhadap pelayan toko tersebut.
Ia bersenandung riang,karena kembalianya lumayan banyak. Tiba tiba adel berhenti dan mengernyitkan matanya,ia mendengar ada suara perempuan marah marah.
"gimana si kalian, gitu aja gak becus" ucap perempuan dibalik pohon yang sedang emosi,Sedangkan dua preman yang ada didepannya hanya menunduk.
"ngurus cewe satu aja gak bisa"
"maaf bos," jawab salah satu preman tersebut.
"nyesel saya sewa kalian!"
"nih bayarannya, saya potong 70%"
"gak bisa gitu dong bos, harus sesuai perjanjian" tolak salah satu preman tersebut.
"lo kerjanya aja gak becus, sikat cewe ganjen itu aja gak bisa! "
Mata adel membelak, Zahra? Menyewa preman? Buat apa? Gak becus? Hah?
Adel diam diam memotret dari balik pohon,siapa tau butuh gitu, awokwokwok. Setelah itu adel berlalu meninggalkan mereka.
•••
"pak saya boleh izin istirahat sebentar?" tanya zayn pada pak amin yang sibuk memainkan Ponselnya."boleh,silahkan," jawab pak amin sembari membenarkan kacamatanya yang miring kesamping. "kamar A231 ya, ini kuncinya, kamu sekamar sama bapak" lanjut pak amin memberikan sebuah kartu untuk membuka kamar hotelnya.
"baik pak"
Zayn segera naik dan mencari keberadaan kamarnya itu,hari ini tidak ada lomba, hanya upacara pembukaan saja, lomba dimulai esok hari. Zayn diperintah untuk beristirahat agar otak dan staminanya terjaga.
Zayn masuk kekamar tersebut, terdapat dua kamar, zayn memilih kamar yang berdekatan dengan jendela, karena ia bisa melihat indahnya pemandangan malam ibu kota dan jika bangun akan disuguhkan dengan sunrise yang indah.
Zayn membuka ranselnya, mencari keberadaan benda pipih yang ia sayangi, dengan cekatan Zayn menemukannya.
To
Za❤Za?
Za?
Kok gak bales?
Zayn menaruh benda pipih itu dinakas dekat ranjangnya, ia menuju kamar mandi, untuk membersihkan badannya yang cukup lengket karena terlalu lama diluar ruangan.
Tak butuh waktu lama, Zayn keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dilampirkan kelehernya, zayn duduk disamping ranjang mengucek ucek rambutnya menggunakan handuk tersebut.
"huh segerr" gumamnya menyisir rambutnya mengganggu tangan nya, karena ia lupa membawa sisir, walau begitu Zayn masih terlihat tampan.•••
Hampir tiga jam Letha duduk menangis didepan pintu kamarnya sambil memeluk album foto bersama ayahnya.
Kebiasaan Letha sehabis menangis adalah tidur, ia tak memperdulikan siapapun yang memanggil dari luar kamarnya.
"hoam,jam berapa nih?" monolognya menguletkan badannya.
Letha segera menuju depan cermin, sembab,ya...pastilah jika ia lupa mencuci muka sehabis menangis pasti manik matanya akan sembab.Letha duduk didepan cermin tersebut, meletakan tangannya diatas meja. "letha,lo lagi diuji, jadi sabar, oke" katanya sembari menatap cermin dengan tatapan kosong.
Letha segera bangkit dari duduknya,menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya,tinggal selangkah masuk, getaran ponsel dinakas samping tempat tidur memberhentikannya. Letha berbalik arah menuju ranjang,mengambil benda pipih itu dan duduk ditepi ranjang.
Melihat banyak sekali pesan,telfon,dan video call dari Zayn.Zayn aneh
Za?
Za?
Kok gak dibales?
Kemana si? Gak ada kabar.
Za udah sampe dihotel.
1 jam kemudian
Belum dibales juga? Kemana si ya🤔
Za😫
Sayang,ehh🤣🤣
Kemana kamu?
Za?
Za?
Za?
Za?
Za?
Za?
Za?
Za?
[10]📞panggilan suara tak terjawab pukul 16.40
[6]🎥panggilan video tak terjawab pukul 17.59Letha menggelengkan kepalanya, sebegitu khawatirnya zayn padanya? Ya iya lah,status lo kan pacarnya, wajar dong khawatir?ya ga?
Letha
Iya ZeSingkat padat dan jelas.
-
-
-
-
-
-
-
-Hai hai hai !
Gimana gimana? Gak seru ya😭
Maapin deh🙏
Udah tau, siapa yang bakal nyakitin Letha?Semangat puasa!🤗
Salam manis dari Aletha ;
Papay💗
KAMU SEDANG MEMBACA
1% IN LOVE [PROSES REVISI]
Romance⚠️WARNING!⚠️ ‼️CERITA INI SUDAH DITUTUP,DIMOHON UNTUK TIDAK MEMBACANYA,KARENA SAYA PUN LUPA ALUR CERITANYA BAGAIMANA, TERIMAKASIH ‼️ "aku yang tak bisa bercinta atau cinta yang tak pernah memahamiku?" menceritakan seorang gadis cantik bernama Letha...