17||Hancur

68 18 0
                                    

--

Satu jam kemudian, Letha masih mengurungkan dirinya dikamar, Lina cemas ia takut putrinya melakukan sesuatu yang tidak di ingin kan.
Sudah mencoba tuk dibuka dengan kunci cadangan,tetapi tidak bisa, karena kunci kamar Letha masih tergantung didalam.

"assalamualaikum,permisi tante,Letha nya ada?" ucap Zayn memberanikan diri untuk masuk ke rumah Letha.
"Waalaikumsallam,Letha ada dikamar nya,mengurung dirinya lebih tepatnya"
"boleh saya bertemu Letha tante?" tanya Zayn. "turut berduka cita tante" lanjut Zayn.
"iya boleh,ayo ikut saya" tanpa membalas, Zayn membuntuti Lina kedalam menuju lantai dua rumahnya,dan Lina berhenti didepan pintu bertuliskan 'Zakeisha Aletha Lateshia Room' yang berarti ini adalah kamar Letha.
"Letha" ucap lina mengetuk pintu kamar Letha.
Tak ada jawaban dari Letha,
"sayang buka,ada temen kamu nih" lanjut Lina.
"tante boleh saya lewat balkon kamarnya Letha tante?" tanya Zayn,karena ia sudah menebak pasti balkon kamar tak akan dikunci.
"silahkan,tante tinggal ke bawah ya" sahut Lina memegang bahu Zayn dan berlalu meninggalkan Zany.

Dengan lincah Zany menaiki balkon kamar  Letha.

'BRUGH'
Zayn turun dengan hati hati agar Letha tak mendengar suara nya, Zayn segera mencari dimana keadaan Letha sekarang,gelap...berantakan..seperti kapal pecah.selang beberapa menit Zayn mendengar suara isakan tangis dari Letha,dan suara itu besumber dari pojok kiri kamar Letha, ya benar ada Letha yang sedang menangis memeluk sebuah foto.
"Letha" dengan spontan Letha mencari sumber suara tersebut. "tha jangan sedih" lanjut Zayn duduk disamping Letha.
"kak..hiks..hiks...aku gak percaya kalo ayah aku udah pergi ninggalin aku untuk selamanya"
"udah udah jangan sedih,aku tau apa yang kamu rasain sekarang kok,karna aku dulu juga pernah ditinggal orang yang aku sayang" jelas Zayn memeluk Letha. "kita harus belajar ikhlas,karena semua didunia ini milik Allah,jadi kalo Allah mengambil apa yang kita sayang, kita gak bisa berbuat apa apa"
Letha terdiam,ia meresapi perkataan yang Zayn ucapkan tadi.
"tapi kak...aku sayang ayah" sahut Letha membalas pelukan Zayn.
"tha,udah iklasin ayah ya, ayah kamu disana pasti sedih kalo liat kamu kaya gini kamu harus kuat,kamu harus semangat, masih ada ibu,temen temen kamu,dan ada aku, kamu boleh cerita apa aja ke aku, aku selalu terbuka buat kamu tha" tanpa membalas ucapan Zayn, Letha mengusap air matanya dan tersadar jika ia menangis sekeras apapun ayah nya tak akan kembali.
"cuci muka gih,kita keluar, jangan dikamar terus" lanjut Zayn dan Letha mengangguk.

Sembari menunggu letha keluar dari kamar mandi, Zayn mengabarkan kabar ini pada Adel teman Letha menggunakan ponsel Letha yang tergeletak diatas nakas tempat tidur nya,dengan sergap Zayn membuka benda pipih tersebut dan mengotak atik sebentar untuk mencari nomor Adel.

'Iya tha ada apa?tumben,kangen ya' Adel
'ke rumah Letha sekarang, bokap Letha meninggal'

Tuttututut panggilan diakhiri sepihak.

Sepuluh menit kemudian Letha keluar mengenakan celana dan baju hitam panjang dipadupadakan dengan krudung pasmina yang hanya dislempankan dipundaknnya.
"udah?yuk keluar?"ucap Zayn dan Letha hanya mengangguk.

Letha dan Zayn menuruni anak tangga. Letha melihat banyak orang yang sedang sibuk menyiapkan pemakaman ayah nya.
Jenazah Dion belum dibawa pulang,karena harus diotopsi terlebih dahulu diRS yang ada diSurabaya baru dibawa ke rumah duka menggunakan pesawat.
Letha yang melihat semua ini rasanya hidupnya tak berwarna lagi,nampak hitam dan putih saja.

"Ibuu" ucap Letha yang melihat Lina sedang menangis diruang kerja Dion.
"Ibu jangan nangis,nanti letha ikut nangis bu" lanjut Letha menggigit bibirnya agar isakan tangis tak terdengar oleh Lina.
"iya sayang ibu gak nangis gak kok" sahut Lina mengusap air matanya kasar dan memeluk putrinya.

Zayn hanya terdiam, berdiri seperti patung didepan pintu kerja Ayah letha, sakit melihatnya Zayn teringat kembali kejadian tiga tahun lalu,tiba tiba Adel datang yang membuat Zayn terkejut.
"kak mana Letha?" tanya Adel malu malu yang membuat Zayn terkejut.
"tuh" jawab Zayn dingin dan meninggalkan Adel.

Baru pertama kali aku ngomong sama gebetan. Batin Adel.

Adel masuk dengan pelan, "assalamualaikum tante"
Letha dan Lina hanya menoleh dan tersenyum sendu, tanpa aba aba Letha memeluk Adel dengan erat "tha jangan nangis tha,ada Adel disini" ucap Adel agar Letha tak menangis lagi.
"adell" sahut Letha dengan isakan yang semakin menjadi jadi.
"udah udah,yuk keluar" ajak Adel dan Letha hanya mengangguk. Mereka duduk dikursi depan yang telah ditata rapih dan menunggu mobil jenazah yang membawa jenazah Ayah nya. Letha bersandar dibahu Adel sampai sampai tertidur pulas.

Dua puluh lima menit kemudian terdengar suara sirene mobil Jenazah dan membuat Letha terbangun dari tidur nya, air mata kembali mengucur deras ketika mobil ambulan dibuka dan Letha melihat sebuah peti putih yang didalam nya ada Dion Ayahnya.
"dell" Isakan itu kian menjadi jadi.
"tha yang sabar,yang tabah tha" sahut Adel menguatkan Letha. "ayo kita masuk" lanjut Adel.

Kala itu Lina yang sudah tak tahan menompang badan nya, tiba tiba terjatuh pingsan. Shock..karena suaminya pergi untuk selamanya.

"ayah" ucap Letha memeluk dari samping jenazah ayah nya.  "ayah kenapa pergi secepat ini,letha belum siap kehilangan ayah" Lanjut letha.
"tha udah jangan nangis didepan jenazah,gak baik tha" ucap seorang pria yang tiba tiba merangkul nya.
"hiks..hiks...kak.." sahut Letha menyandarkan kepalanya di dada bidang milik pria tersebut.

Setelah disholat kan,jenazah ayah Letha akan segera dimakamkan. Letha ikut mengantarkan ayah nya ke peristirahatan terakhir nya, tapi tidak dengan Lina, ia masih terbaring lemas diranjang kamarnya.
"kamu mau ikut?" tanya Zayn ragu ragu karena jika Letha ikut takut nya pingsan.
"ikut kak" jawab Letha menghapus air mata nya.
"ya udah kita naik motor aja ya?kalo ikut mobil takut gak muat?" jelas Zayn yang diangguki Letha.

•••
Kini tiba saatnya,letha melihat ayah nya Untuk yang terakhir kalinya,jenazah Dion dimasukan ke liang lahat dan tangisan itu kembali pecah karena sudah tak bisa dibendung lagi dipelupuk mata Letha,Zayn yang disamping nya segera merangkul dan memberi semangat agar Letha ikhlas dan tegar.

"udah yuk pulang?" tanya zayn pada Letha yang sedang jongkok disamping batu nisan ayah nya. "udah mau malem loh ini" lanjut Zayn.
"aku mau Tetep disini kak,nemenin ayah,aku gamau ayah sendirian" sahut Letha memeluk batu nisan ayah nya.
"tha pulang,ini udah malem,kalo kamu kaya gini terus ayah kamu pasti sedih lihat nya tha,kamu harus ikhlas tha,kamu mau ayah kamu gak tenang dialam sana?" ucap Zayn membangunkan Letha tetapi gadis itu kekeh tidak mau bangun.
"oke,mungkin ini hal yang kamu tak di duga dan tak di inginkan,aku tau persis apa yang kamu rasakan sekarang, karena apa? Karena aku pernah ngerasain apa yang kamu rasain tha,kehilangan orang yang aku sayang,yaitu omah. Omah aku yang selalu ngertiin aku, nemenin aku belajar kala aku masih kecil karena ayah dan bunda sibuk kerja"
Letha beranjak bangun dan menghapai lengan Zayn agar ikut bangun. "oke kak,aku sekarang mengerti, mau aku nangis kekenceng apapun,mau aku nangis sampe keluar darah, juga percuma. Ayah udah pergi untuk selamanya" jelas Letha mengusap air matanya kasar. "ayo kak anterin aku pulang ya?" lanjut Letha.
"nah gitu,ayo pulang" sahut Zayn menggandeng tangan Letha.

Part ini agak banyak ya,aduh pusing aku:(
Rumit dan membingungkan maaf:(

Kasian letha,semangat Letha😭
SAMPE SINI DULU YA❤
HAPPY READING❤

Papay💗
Sabtu 28 Maret 2020 18.17

1% IN LOVE [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang