Memutuskan untuk pergi dari kehidupan akan segala tekanan yang ada. Mari menikmati sisa ciptaan-Nya yang Luar biasa.
-Na Jaemin
"Kak, kakak mau kemana?". Jaemin menatap Kakak tirinya. Ahn Seona sedang mengemasi bajunya kedalam ranselnya.
"Mau merantau. Kakak ga bisa hidup kayak gini terus Jaem. Kakak mau mengejar mimpi kakak". Seona mengancingkan tasnya. Ia menatap sejenak wajah adik laki-lakinya yang sekarang sudah tumbuh dewasa.
Na Jaemin yang membenci segala olahan Strawberry tapi punya kebun Strawberry.
Itulah lucunya.
"Kakak ga pamit sama Ibu?". Tanya Jaemin yang menatap sang kakak yang tampak kekeuh untuk pergi. Dirinya yang lulus Teknik Elektro saja harus bertahan disini demi sang Ibu yang tidak ingin pergi ke Kota lagi sejak Suami sekaligus ayahnya pergi meninggalkan mereka.
Dunia terlalu sesak menurut Ibunya Jaemin.
"Kakak uda bilang semalam. Ibu kayaknya masih di kebun. Jaem. Kakak pamit". Seona memeluk kecil sang adik.
"Cepet cari cewek gih. Ohiya kakak denger itu Lami suka sama kamu". Seona terkikik geli. Jaemin hanya memutar bola matanya malas. Dia dan Lami hanya sahabat sejak kecil tidak lebih dari itu.
Ah dia tau. Sang kakak hanya ingin menghilangkan kecanggungan.
Jaemin tahu. Kakaknya semalam adu mulut dengan sang Ibu.
Setelah melepas kepergian sang kakak. Jaemin meraih topi hitamnya dan menaiki motornya.
Ia harus berangkat ke kota mengambil uang panen di pasar.
"Ayo pukul lagi Jen!"
"Shit. Lawan Jen!"
"Balas Jin! Jangan kasi kendor!"
Seruan teriakan itu memenuhi pinggiran kota yang saat ini terdapat markas tempat adu ring tinju. Tentu saja jika ingin melampiaskan kemarahan silahkan datang ke Bambang Ring. Tempat adu Jontos yang pastinya Ilegal.
dan kontestan paling kece dan menakutkan adalah Lee Jeno dan Hwang Hyunjin.
Mereka mempertaruhkan satu unit mobil Lamborgini milik Jeno.
BUGHKK!
kenak.
Hyunjin berhasil memukul sisi rahang kanan Jeno. Alhasil yang dipukul terbaring.