Sebelum membaca adakalanya menekan tombol bintang, gasusah kok hehehe
Happy Reading!
Aline keluar dari rumah Jaemin dengan perasaan bahagia, bagaimana tidak? Hari ini dirinya akan turun sendiri ke kebun untuk memetik buah yang sudah siap di panen, dia juga penasaran akan kebun tersebut karena beberapa hari yang lalu waktu kunjungan Aline hanya sampai pada pintu masuk saja.
Tadi malam hujan turun cukup deras yang membuat atap rumah Jaemin bocor jadilah sekarang pria itu bersama Renjun dan Lucas yang menangani, kenapa Lucas? Karena pria itu bangun awal sejak matahari belum terbenam lantaran bermasalah dengan perutnya, Lucas sendiri hanya menggaruk kepalanya ketika Ibu Yoona meminta bantuannya memanjat atap atas.
Seharusnya Jaemin menemaninya pergi ke kebun, namun Ibu Yoona meminta putranya untuk melihat Renjun dan Lucas sekalian membntu, ahh membahas mereka membuat Aline merasakan apakah seperti ini ya rasanya punya seseorang yang perhatian pada diri kita dan ingin kemana saja berdua selucu itu.
Rasanya Aline tidak ingin pulang, ia ingin disini saja. Sibuk dalam pikirannya akhirnya ia sampai di Kebun Strawberry Jaemin, pria itu sebenarnya misterius, punya kebun seluas ini kenapa dia tidak memilih tinggal di kota saja daripada di desa kecil seperti ini. memang kehidupannya cukup namun Jaemin seperti petani setiap kali pergi untuk berkebun.
Sedangkan saat ini dirumah Jaemin, Lucas sedang membenarkan letak dek atap rumah Jaemin dibantu Renjun yang mengoper alat-alat yang diperlukan Lucas di atas.
"Buset, baru tau loh kalau Jurusan Kimia bisa benerin atap rumah".
Lucas memutar bola matanya malas ketika suara Renjun bersuara, sedangkan Jaemin hanya tersenyum lalu menatap Lucas yang berada di ujung tangga.
"Lo pikir kuliah bisa buat orang bodoh karena ngadepin materi mulu, ya kagak la"
"ya kuliah juga aku juga tau ga melulu materi, tapikan waktu kita tersita di kampus ga sempet sih mikirin beginian". Ujar Renjun menatap sebal ke arah Lucas, dikiranya Renjun tidak pernah kuliah hey dia lulusan Sarjana Adminitrasi Bisnis, nasibnya saja harus pindah dan menetap disini.
"lo laki bukan si, laki-laki malu kalau ga pandai beginian dan ngomong lo itu gedek gue dengernya, ni orang sini emang gini semua kali anak mudanya ga keren".
"mulut mu itu loh di jaga, tiati kualat ntar" renjun menambahkan.
"ya gue kan ga ngapain-ngapain cuman heran, yaelah". Lucas menengahi lalu menatap Jaemin dari atas dengan wajah datar.
"he lo siniin pakunya". Lucas mengubah nadanya menjadi lebih dingin. Jaemin hanya tersenyum dan menggangguk lalu naik ke atas untuk memberikan keperluan pada Lucas.
"Gausa pake naek segala lo, ntar cedera lagi kayak setahun yang lalu, gue yang repot. Aline aja ga sembuh-sembuh". Lucas sedikit merampas paku di tangan Jaemin ketika pria itu baru saja melangkahi tangga berikutnya untuk naik. Jaemin tentu saja terkejut bagaimana pria ini mengetahui kecelakaan setahun yang lalu?
Ahh lupakan.
"Woy malah ngelamun, turun lo. Uda kelar ini".
"Galak amat sih jadi manusia kamu tuh" Renjun mencoba mengalihkan situasi yang sempat canggung. Ya Renjun cukup tau permasalahan sejak ia bertemu Aline di pinggir kota saat itu untuk memberikan tumpangan.
"kau ternyata cukup mengetahuinya ya". Jaemin tersenyum membuat Lucas yang baru saja turun dari tangga.
"Heboh se Seoul kalik". Lucas menepuk pundak Jaemin dan menatap pria itu. Renjun yang terkejut menepis tangan Lucas dari bahu Jaemin "Mau ngapain? Berantem ya jangan pukul Jaemin". Lucas yang terkejut menatap heran Renjun yang berada di tengah antara dirinya dan Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogi Cinta •NCT DREAM
Roman d'amourTerjebak dalam lingkaran setan bernama cinta