Sebelum membaca jangan lupa untuk menekan tombol bintang dan komentar kalian tentang cerita ini hehehe
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada mentari yang bersinar tapi bukan matahari
Aline sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani pengobatan di Rumah Sakit selama 3 hari. Gadis itu saat ini sedang berjalan dengan kursi roda dengan Jaemin.
Jaemin bahkan tidak pulang selama 3 hari ini karena menjaga dirinya. Dia jadi kepikiran dengan Ibu Yoona.
Meski tadi sempat adu mulut dengan Kakaknya untuk pulang bersamanya. Aline lebih memilih untuk berjalan kaki ah maksudnya naik kursi roda Nana yang dorong.
Jadilah saat ini Jaemin mendorong kursi rodanya menuju halte bus.
"Ehmm".
Mendengar suara dari gadisnya , Jaemin melihat Aline yang tersenyum sambil memainkan gelang merahnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Jaemin, Aline kembali terkekeh pelan.
"Aku jadi pengen sakit aja kalau kayak gini".
"Ssshh ngomong apa kamu. Ga boleh. Kamu ga boleh sakit-sakit gini lagi". Jaemin berjalan menghadap gadisnya yang duduk.
"Yakaann enak gitu, bisa deket kamu terus Na, aku kangen tau". Oke Aline saat ini dalam mode manjanya. Memeluk leher Jaemin. Untungnya halte siang ini tidak ada orang hanya beberapa kendaraan yang lewat.
Jaemin tertawa melihat gelagat Aline yang manja seperti ini. Dia berdiri kembali kebelakang gadisnya untuk mendorong kursi rodanya.
"Kamu kapan mau pulang?". Tanya Aline ketika gadis itu sudah berada didalam bus, tentunya Jaemin sangat telaten mengurus kursi roda gadis itu ke dalam bus. Kini mereka duduk berdua dalam bus dengan tangan mereka saling bertautan satu sama lain.
"Nanti abis ngantar kamu".
"Hngg,,? Kok cepet banget Na?". Suara Aline tampak takut. Jaemin menahan diri untuk tidak menangis.
"Aku uda 3 hari loh ga pulang. Kasian ibu nyariin nanti". Jaemin mengusap rambut Aline lalu membawa kepala gadis itu bersandar di bahunya.
"Nanti kita ketemu lagi kapan?".
Kalau seperti bagaimana Jaemin bisa meninggalkan gadisnya. yang ia lakukan hanya mengecup kepala Aline berkali-kali menyalurkan rasa sayang itu untuk gadisnya.
