Sebelum membaca vote kalian juseyeo
Hehehe-
-
-
"When the sky always storm what i see, you always be my b".
Sebulan Kemudian.
Aline masuk kedalam kamar yang sampai saat ini masih diam tak bergeming, kesehatannya perlahan membaik, namun pria yang menerima donor hati itu masih diam tak ingin membuka suara. Dia Na Jaemin
Sejak esoknya sadar setelah operasi, Na Jaemin bertanya keberadaan Jeno, tentu saja pihak keluarga memberitahunya, dan Lee Donghee ayah Jeno cukup terpukul dengan keputusan putranya menjadi pendonor, namun begitu tindakan Jeno adalah Mulia.
Lalu bagaimana dengan Jaemin? Pria itu menangis meronta tak karuan ketika mengetahui fakta mengerikan.
Hati seorang yang amat penting untuknya itu kini tertanam di dirinya. Bahkan semasa hidup Jaemin hanya bisa melakukan hal hal yang tidak membahagiakan si mata tipis itu.
Aline bingung, di satu sisi ia ikut sedih, satu sisi ia tak mampu berbuat apapun selain menerima semua ini. Haechan dan Mark selalu berkunjung ke rumah Jaemin, iya rumah lamanya di Gosan. Semuanya kembali kecuali Jeno.
Kadang, Aline merindukan senyuman manis Jeno perhatiannya, bahkan selama dia amnesia ia belum melakukan hal hal yang bahagia.
"Na.."
Aline meletakkan bubur jagung di atas meja nakas disebelah ranjang Jaemin. Pria itu masih duduk dengan pandangan kosong.
Aline menangis, kemudian memeluk tubuh kurus itu, memeluknya dengan lembut meletakkan kepalanya di dada bidang Jaemin. Jaemin tersentak ketika Aline memeluknya kemudian bergumam disana.
"Aku rindu..jadi jangan kayak gini terus hmmm? Bukan ini yang Jeno mau untuk kita Na". Ujar Aline pelan ketika ia merasakan usapan lembut dari tangan Jaemin, Aline menegak, namun Jaemin menahan kepala gadis itu tetap di dadanya.
"Maaf.." suara jaemin terdengar bergetar, ia berusaha menahan air matanya agar tak keluar. Bukankah hidupnya sangat tidak adil untuk Jeno?
Setelah meraih Aline sekarang hati pria itu pun kini disini.
Aline mengusap dada Jaemin hingga perut pria itu yang terlapisi kaos hitamnya hingga ketempat bekas jahitan itu
"Jeno merasakan ini juga, dia juga rindu tapi sekarang dia bisa selalu sama-sama kita". Ucap Aline menatap Jaemin dari sandarannya, ia ikut membaringkan dirinya disebelah Jaemin.
"Kamu mau ngapain?".
"Mau boker na, ya mau baring disebelah kamu la..". Aline menyentil hidung Jaemin, pria itu hanya menghela nafas membiarkan Aline memeluknya lagi.
"Kamu kayak gini terus, ga ada reaksi apapun ketika aku datang, merhatiin kamu, nyuapin kamu makan, kamu diem aja..kayak ga kangen aku gitu".
Jaemin masih diam tatapannya hanya tertuju pada Aline yang berada disebelahnya, tatapannya datar membuat Aline menghela nafas kemudian ingin beranjak bangun dari ranjang itu jika Jaemin tidak menahannya dan menariknya kembali kepelukannya.