Sebelum membaca hendaknya memberikan vote dan komen kalian
Ada sebuah garis yang memang sudah tergaris secara tak kasat mataHappy Reading
Hoop!
Aline tersentak kaget namun mendadak menatap malas siapa yang mengejutkannya di jam makan siang ini, Aline lebih memilih untuk duduk di salah satu bangku taman fakultasnya.
Haechan hanya cengengesan dengan membawa gimbabnya kemudian menyuapkan pada Aline, mau tidak mau gadis itu membuka mulutnya.
"Lo tu kejutan banget, sikit-sikit kejut sikit-sikit kejut, ntaar step lo".
Dugh!
"Galucu ya chan. Lo nyumpahi gue?!".
Haechan menunjuk wajah Aline.
"Noh noh liat kan, udalah gampang kagetan, sekarang galak kayak macan. Lo manusia apa Siluman si".
Dugh!
"Al! Sakitt weeh!" Haechan mengusap lengannya yang mendapatkan pukulan dua kali dari Aline.
"Lo tuh resek ganggu aja, sana si makan di kantin ngapain ganggu gue!" Aline kembali membuka buku literasinya untuk mengerjakan skripsinya.
"Mana ada si kawan gue, kan cuman lo kawan gue". Haechan mengunyah gimpab kemudian meminum sodanya.
Aline terdiam, mencoba mencerna ucapan Haechan barusan, gadis itu pun baru sadar, sejak kapan Haechan yang terlihat membenci dirinya dan sangat menyebalkan sekarang pria itu mudah dekat dengan dirinya dan terlihat perhatian.
"Chan.."
"Mmmm..". Haechan menjawab panggilan Aline dengan deheman karena mulutnya yang masih mengunyah.
"Kenapa dulu lo benci banget sama gue".
Pertanyaan Aline membuat Haechan menghentikan kunyahannya. Ia menelan makanannya dan menatap Aline.
"Sederhana, lo manja".
Aline membulatkan kedua matanya terkejut. Ia ingin memberikan pukulan pada pria itu jika Haechan tidak terkekeh, menatap dirinya.
"Apanya yang lucu sih nyet, gue ga manja lo nya aja yang sensian amet sama gue". Aline mendengus membuat Haechan tertawa lagi.