Aline tersentak. Ia baru sadar dirinya tertidur di kamar pria yang ia tabrak. Siapa lagi kalau bukan Na Jaemin.
Pria berwajah polos dengan senyuman cerahnya. Lucu.
Ia mengucek matanya lalu bangkit. Ia terkejut ketika tirai kamar terbuka. Muncul pria yang baru saja singgah sepagi buta ini dipikirannya.
Na Jaemin
"Kamu kenapa cepat sekali bangunnya. Ini belum terbit". Jaemin mendudukkan dirinya di tempat tidurnya.
Aline masih terdiam menatap wajah Jaemin.
"Aku mau pulang. Soalnya mau ada yang di urus lagi". Aline membulatkan matanya. Kenapa dia jadi menggunakan bahasa yang kaku. Ah semua ini gara-gara si Jaemin.
"Yauda kalau gitu biar aku anter ya. Kamu tidur aja. Biar aku yang nyetir soalnya mau ambil motorku juga". Jaemin meraih topi hitamnya.
"Makasi ya..". Ucap Aline pelan. Pria ini...
Mereka akhirnya pulang setelah berpamitan dengan Ibu Yoona. Wanita cantik itu bahkan ingin Aline disini aja. Sekedar bilang Kalau Aline itu mirip anak temannya. Aah mirip.
Aline menyandarkan kursi yang disebelah Jaemin. Dia benar-benar butuh tidur sebelum menghadiri pertemuan dengan dosen untuk kepastian kegiatan KKN nya.
Jaemin anak desa kenapa wangi sekali. Itu yang tetiva terlintas di pikirannya.
Pria itu mengenakan kaos hitamnya dengan balutan jaket denimnya. Hey kenapa anak desa sekece ini. Tidak. Dia tidak pakai jeans. Dia hanya menggunakan celana coklat dengan banyak kantong disisi kanannya aah apa nama celananya.
"Kenapa ga jadi tidur?" Suara Jaemin membuat Aline tersentak.
"Ini mau tidur kok. Diem". Aline memunggungi Jaemin.
Jaemin hanya terkekeh. Dia menatap Aline sejak pagi buta sekali memang terlihat memikirkan sesuatu.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju kampusnya Aline.
Setelah tiba di kampus. Jaemin keluar dari mobil dan ingin membukakan pintu Aline namun gadis itu sudah keluar lebih dulu.
"Gapapa. Gue bisa sendiri". Aline memakai almamaternya dan berjalan terburu-buru.
Ia berhenti lalu menatap Jaemin.
"Tunggu gue bentar bisa? Nanti kita ketemu sama Paman tempat motormu dibenerin".
Jaemin hanya mengacungkan jempolnya sambil tersenyum lalu menunggu Aline di mobil.
Jaemin memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.
"Cieee di anter sama siapaa tu?". Senggol Yena berjalan bersama Lisa menghampiri Aline.
"Bukan siapa-siapa". Jawab Aline.
"Kok di anterin?". Kepo Lisa.
"Kepo lo. Dimana Dosen Jung. Gue mau ketemu ngajukan ini". Aline Menaikkan map hijau dihadapan Lisa dan Yena.
"Kapan kita berangkat ni?". Yena terlihat antusias. Tentu saja KKN ini adalah Alasan terlepas dari dunia kampus yang nyeseknya kayak apa.
"Lusa kalau ga ada halangan. Ohiya lo hubungi team yang fix ikut ya". Aline masuk kedalam ruangan Dosen yang sudah ada beberapa team disana. Aline cukup terkejut karena ada dua pria asing yang duduk di hadapan Dosen Jung dan Dosen Joe.
"Akhirnya kamu sampai juga Lin. Sini kita sepakati aja mau ke wilayah dimana". Kata Dosen Joe membuka beberapa berkas yang fix di siapkan.
"Terima Kasih pak. Saya ada saran buat--"
Kalimat Aline terhenti tatkala ia menatap salah satu pria yang berbalik menatapnya.
Pria ini. Pria brandalan yang ikut turnamen kelas kakap itu.
Kenapa Aline tidak sadar sedari tadi.
"Ohiya kalau kamu baru tahu. Dia salah satu mahasiswa dari Jurusan Arsitek yang ikut bergabung dalam KKN kita. Perkenalkan diri kamu ya". Dosen Jung tersenyum mempersilahkan pria dengan wajah dinginnya.
"Nama gue Lee Jeno. Mahasiswa Arsitek".
Bersambung.
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🔒🔒