HAPPY READING!
"Aline..tungguin". Jaemin mengejar langkah gadis yang tengah mencoba untuk marah padanya. Ia menggenggam lengan mungil gadis itu.
"Aku serius loh lin, aku serius sama pernyataan aku". Jaemin memegang kedua bahu Aline, wajah gadis itu masih kesal tak terkendali.
1 jam yang lalu adalah alasan Jaemin mengejar 'gadisnya' iya gadisnya. Seharusnya kemana kah hubungan mereka selanjutnya? Tentu saja menikah.
Lucu, tapi yang membuat Aline berang adalah ketika Jaemin melamarnya dengan semangkuk tteokboki dan susu strawberry.
Bukan, Aline bukan menginginkan sesuatu yang mahal dan romantis, ia senang saja jika Jaemin mengajaknya menikah itu artinya pria itu sungguhan serius dengan hubungan yang 2 tahun sudah berjalan itu.
Jaemin dan Aline akhirnya resmi berpacaran setelah Aline selesai sidang dan langsung bekerja di perusahaan milik sang ayah. Padahal Seo jun tidak lagi memaksa Aline untuk bekerja di perusahaannya namun gadis itu mengerti bagaimana berbalas budi kepada orang tua.
Kembali pada masalah Aline yang marah.
"Dengan disuguhkan semangkuk kue beras beserta susu strawberry nya. Na Jaemin ingin melamar gadisnya menjadi pendamping hidup mulai hari ini sampai nanti".
"Na kamu serius ga si sama aku". Nada Aline masih stabil meski emosinya siap meletus layaknya lava dari gunung krakatau.
Namun pria itu mengangguk tegas dengan wajah imutnya.
"Aku serius, uda ngelamar pake tteokboki lohh". Jawab Jaemin. Aline menghentak kakinya pergi.
Entah apa yang mau di rencanakan pria bergigi besar itu tapi dia mulai kesal dengan tingkah ringan Jaemin.
Maka dari itu Jaemin berusaha meyakinkan gadisnya.
"Al jangan gini dong, maaf kalau aku pake bawa bawa makanan kita tapi aku bingung seriusan, nanya sama Haechan anak itu bukannya bantu malah suruh gercep takut kamu keburu di lamar sama HRD di kantor". Ucap Jaemin membuat Aline membulatkan matanya tak sangka.
"Maksudmu Kak Seongwu?".
"Cih, aku duluan wisuda aja ga kamu panggil kakak". Jaemin cemberut sekaligus kesal.
Iya, Kak Seongwu yang dimaksud adalah Ong Seongwu yang menjadi HRD di perusahaan ayahnya. Pria itu juga terang terangan menampilkan rasa tertarik pada Aline. Tapi gadis itu tidak menyadarinya.
Aline menepuk jidatnya. "Kamu tuh buat kesel ya Na, ngga gini juga kalau kayak gini aku jadi ragu kamu selalu nganggap sesuatu yang ringan dengan sesuatu yang harus kamu berikan seharusnya. Serius dong na". Aline menghela nafasnya. Nana itu lucu dan mampu membuatnya tertawa tapi bisakah dia serius kali ini aja.
Dia seolah menukar pernyataan menikah sama seperti mengajak berkencan. Huh Aline jadi pusing sendiri menghadapi tingkah Na Jaemin yang kelewatan lucu itu
Na Jaemin tampak berubah serius, oke mode serius ini sebenarnya tak baik untuk kesehatan nafasnya. Aline mulai takut.
"Baiklah, kalau begitu ini..". Jaemin merogoh saku Jeansnya. Kemudian menyerahkan stiky note bewarna pink kepada Aline.
Aline menatapnya kemudian membuka kertas tersebut.
"Jeju or Boston"
"Pilih dua tempat itu, besok aku jemput kita pergi kesana untuk kejelasan semuanya".
Aline masih terdiam mematung. Jaemin tersenyum kemudian mengandeng jemari Aline mengantar gadis itu pulang.
Sesampainya di depan gerbang, Jaemin menatap gadis yang tampak kebingungan.